Egianus Kogeya Klaim Oknum Kadistrik Bukan Bagian TPNPB
JAYAPURA-Jubir TPNPB, Sebby Sembom menyampaikan bahwa Brigjen Egianus Kogeya membantah pernyataan Polri soal kasus ini melibatkan kepala distrik.
“Panglima Kodap III Brigadir Jenderal Egianus Kogeya membantah tudingan Kepala Satgas Nemangkawi Kombes Pol Faizal Ramadhani yang menyebut Kepala Distrik Wusama, Etius Baye terlibat dalam kelompok pimpinan militer TPNPB-OPM Kodap III Ndugama dan mendanai perjuangan TPNPB-OPM. Itu tidak masuk akal,” kata Sebby, Rabu (1/9) malam.
Disebutkan jika EB adalah warga sipil yang memiliki kekuasaan khusus di distriknya dan bukan bagian dari TPNPB. “Karena kami yang berjuang bukan binatang dari hutan. Kami juga manusia dan kepedulian terhadap keluarga kerabat dan demi perjuangan itu semua orang Papua dan penangkapan kepala distrik itu tanpa bukti,” tambah Sebby meniru penyampaian Egianus.
Ia bahkan mengancam bahwa akan melukai bahkan menembak warga sipil jika tidak segera membebaskan kepala distrik tersebut.
Sementara Panglima Kodap 16 Yahukimo, Brigadir Jenderal Elkius Kobak mengatakan dirinya bersama pasukannya belum mengetahui dana apa yang diberikan kepala distrik kepadanya. “Ini seperti pembohongan. Kepala distrik harus segera dibebaskan. Elkius Kobak bukan Egianus Kogeya dan apapun peristiwa di Kali Brasa adalah tanggung jawab Komando Daerah Pertahanan Kodap Yahukimo bukan Kodap III Ndugama,” pinta Elkius.
Sementara itu, Polisi sudah menetapkan beberapa orang yang diduga terlibat serangkaian kasus kriminal bersenjata di Kabupaten Yahukimo.
Dari beberapa pelaku, Polisi juga mengamankan salah satu kepala distrik. Ini tentunya mengejutkan siapa saja karena tidak ada yang akan menduga jika aksi tersebut akan menyeret oknum pejabat. Hanya terkait ini Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli enggan cepat-cepat mengambil kesimpulan. Pasalnya ia sendiri belum menerima pemberitahuan resmi dari pihak kepolisian terkait adanya oknum pejabat di Pemkab Yahukimo yang diduga terlibat.
“Saya belum bisa berkomentar banyak sebab belum ada pemberitahuan secara resmi kepada pemerintah atau bupati,” jelas Didimus yang terhubung via telepon, Rabu (1/9).
Dikatakan selama ini ia hanya mendengar dari media dan orang ke orang. Belum ada pemberitahuan langsung dari kepolisian. Ditanya jika ternyata betul terbukti, Didimus menyampaikan bahwa ia menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian. “Kami masih menunggu laporan resminya dan kalau terbukti kami serahkan sepenuhnya kepolisian,” tambahnya.
Didimus juga menyebut saat ini kondisi keamanan daerah mulai normal. Semua aktivitas sudah bisa dilakukan seperti biasa apalagi Pemkab Yahukimo telah melonggarkan aturan dalam PPKM. “Kami bersyukur saat ini kondisi daerah sudah kembali normal dan kami berharap pihak keamanan juga bisa mengungkap para pelakunya,” imbuh Didimus.
Secara terpisah, Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menyebutkan bahwa tim masih terus berkerja pasca rentetan kejadian pembunuhan di Kabupaten Yahukimo hingga diamankannya empat orang simpatisan KKB di daerah tersebut.
“Tadi (kemarin,red) saya sudah mendapat laporan ada salah satu aparat pemerintahan sudah dijemput untuk diambil keterangan,” ungkap Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan usai acara syukuran hari jadi Polwan ke-73, Rabu (1/9).
Lanjut Kapolda, dirinya telah memerintahkan Dirkrimum Polda Papua selaku Kasatgas Gakum untuk tidak pandang bulu dalam penanganan kasus yang terjadi di Yahukimo sejak Mei hingga saat ini. “Siapapun yang terlibat dengan insiden di Yahukimo akan kita proses sesuai aturan hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Dirkrimum Polda Papua Kombes Pol Faisal Ramadhani menerangkan terkait dengan belasan senjata yang dimiliki KKB belum diketahui senjata tersebut dirampas dari siapa. “Kemungkinan ada yang menyuplai senjata ke mereka,” kata Kombes Faisal.
Lanjutnya, untuk empat orang yang sebelumnya diamankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan dengan insial EB, HH, YB dan YH hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Yahukimo. (ade/fia/nat)