Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

Anak Kedua Video Call dengan Presiden Jokowi, Curiga Sendal yang Pulang

Ketegaran Empat Bersaudara, Orangtua Wafat Terpapar Covid-19

Kabar duka yang menyelimuti empat bersaudara asal Tenggarong, usai kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19, bergulir ke Istana Negara. Presiden Joko Widodo menghubungi salah seorang anak dari empat bersaudara itu lewat video call dan memberinya bantuan.

PRESIDEN RI Joko Widodo rupanya memerhatikan berbagai perkembangan kasus Covid-19 di tanah air. Salah satu yang menyita perhatian adalah viralnya video azan yang dikumandangkan seorang anak bernama Arga di pemakaman ibunya yang terpapar Covid-19.

Arga diketahui merupakan putra kedua dari pasangan Ali Yusni dan Deasy Setiawati. Keduanya dikabarkan tutup usia dengan waktu nyaris bersamaan setelah terpapar Covid-19. Dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) lengkap, Arga mengumandangkan azan di pemakaman ibunya. 

Ketegaran Arga tergambar dari suara kumandang azan yang lantang tersebut. Empat anak dari mendiang Ali-Deasy, yaitu Arya (17), Arga (13), Abrar (8), dan Aira (4,5). Pada Rabu (28/7), Presiden melakukan video call dengan empat anak almarhum yang kini tinggal di rumah neneknya di Jalan Tenis Lapangan, Gang 2 Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Saat menggelar video call, Arga didampingi Bupati Kukar Edi Damansyah, Kapolres Kukar, AKBP. Arwin Amri Wientama, dan Dandim 0906/Tgr Letkol (Inf) Charles Alling. Empat bersaudara ini menerima langsung bantuan uang tunai Rp 25 juta yang dikirim kepada anak sulung.

Presiden berpesan agar empat bersaudara ini bisa bersemangat dalam belajar, serta bantuan tersebut bisa digunakan sebaik-baiknya. Ia juga menyampaikan rasa dukacitanya dan mendoakan empat bersaudara ini menjadi anak yang sukses.

“Saya berharap bantuan ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan bermanfaat,” ujar Presiden.

Saat menggelar video call, Arga ditemani si bungsu Ayra. Dengan mengenakan kemeja biru, Arga tampak tegar. “Saya mendoakan ayah dan ibu mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan semoga kakak adik diberi ketabahan,” kata Arga.

Baca Juga :  Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Dukung Langkah Gubernur

Presiden Jokowi sempat menanyakan kondisi kakak dan adik Arga yang terpapar Covid-19. Selain itu, Jokowi sempat menanyakan keinginan Arga yang lainnya. “Arga pengin apa lagi?” tanya Presiden. “Ingin jadi polisi,” kata Arga.

Presiden juga meminta agar empat bersaudara ini bersabar dan menganggap keluarga lainnya seperti orangtua sendiri. “Salam sama keluarga di sana ya,” katanya.

Setelah itu, Arga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Kukar Edi Damansyah. Secara singkat, Arga juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memberinya bantuan.

Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengaku merasa mendapat kehormatan di tengah perhatian Presiden yang berkomunikasi langsung dengan anak almarhum. Presiden mengirimkan uang tunai sebesar Rp 25 juta ke rekening anak sulung. Selain itu, ada tambahan 10 juta dari seseorang yang menurut bupati tidak ingin disebutkan namanya. 

Bupati juga secara pribadi sempat memberikan boneka serta sepeda kepada anak almarhum. “Silakan bagi para dermawan kalau mau menyumbang. Tadi cita-citanya ingin jadi polisi. Pak Kapolres nanti yang mengawal,” katanya.

Tentunya tak mudah bagi keluarga untuk memberi tahu kabar duka meninggalnya kedua orangtua empat bersaudara. Namun, ikatan batin seorang anak rupanya sudah lebih dulu mampir dan menjadi pertanda.

Pembekalan ilmu agama yang kuat disebut pihak keluarga yang membuat anak-anak almarhum Ali Yusni dan Deasy Setiawati tegar. Selain menempatkan pada sekolah berlatar pendidikan agama, keduanya disebut cukup ketat dalam membentuk karakter keagamaan pada anak-anaknya.

Itulah yang diyakini pihak keluarga, yang membuat keempat anaknya Arya (17), Arga (13), Abrar (8), dan Aira (4,5) tampak tegar dalam menerima kondisi tersebut. Yusril, salah satu adik Ali Yusni bercerita seputar keseharian keluarga almarhum. 

Selain dikenal gemar bersosialisasi di masyarakat, kakaknya tersebut aktif di berbagai kegiatan. Dia juga kerap dipercaya menjadi bendahara dalam berbagai kepengurusan, lantaran dinilai sebagai sosok yang amanah.

Menjelang hari meninggalnya sang kakak di RSUD AM Parikesit, Yusril mengaku sempat mendapat kabar jika kondisi almarhum semakin kritis. Dia dihubungi langsung oleh Deasy, istri almarhum yang diketahui akhirnya juga meninggal. 

Baca Juga :  Aktor Utama Dugaan Korupsi DD Diminta Ditangkap

“Saya sempat dikabari istri almarhum, katanya ini kakak saya sudah gak mau berjuang lagi. Minta tolong dikasih tahu. Mungkin saat itu, istri almarhum juga khawatir dan sempat panik,” kata Yusril.

Meninggalnya Ali Yusni, semula sempat dirahasiakan keluarga kepada anak-anak almarhum. Hal ini agar memulihkan kondisi anak pertama dan ketiga yang juga menjalani isolasi karena turut terpapar Covid-19. Begitu juga saat meninggalnya almarhumah Deasy.

Namun, meninggalnya Ali Yusni membawa firasat tersendiri bagi Arga. Ia sempat melayangkan surat melalui pondok pesantren. Surat tersebut memotivasi orangtuanya agar semangat.

“Mah, Pah, Abay dan Kak Arya apa kabar? Masih sakit kah? Mun ada apa-apa kabari Arga. Misalnya sudah sembuh telepon Arga. Arga di sini sehat, jangan terlalu mikirkan Arga,” begitu petikan surat Arga yang ternyata tidak sempat dibaca orangtuanya.

Selain itu, anak bungsu Arya tak kalah kuat firasatnya. Ia selalu menanyakan keberadaan orangtuanya yang sebenarnya sudah meninggal. Meski dijawab jika orangtuanya sedang di rumah sakit, namun Arya seolah tak percaya. 

Ia menyebut sendal mamanya sudah sampai rumah nenek. “Itu sendal mama, sudah ada di rumah,” kata Yusri, menirukan ucapan anak almarhumah.

Rabu (27/7), pihak sekolah dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kukar menjenguk Arya di kediaman neneknya. Rombongan dari MAN 2 dipimpin Irfan Anshori, kepala MAN 2 Kukar. Selain memberikan bantuan, pihak sekolah menyampaikan berbagai perkembangan di sekolah.

Selain itu, dia turut menyampaikan rasa empati. Arya disebut-sebut memiliki cita-cita ingin menjadi polisi bersama adiknya Arga. Saat ini, Arya juga tercatat sebagai ketua Ekstrakurikuler Pramuka di sekolahnya.

Kapolres Kukar AKBP Arwin A Wientama pun menyampaikan pihaknya siap memfasilitasi dan mendukung keinginan anak almarhum untuk menjadi polisi. (qi/kri/k16/k8/JPG)

Ketegaran Empat Bersaudara, Orangtua Wafat Terpapar Covid-19

Kabar duka yang menyelimuti empat bersaudara asal Tenggarong, usai kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19, bergulir ke Istana Negara. Presiden Joko Widodo menghubungi salah seorang anak dari empat bersaudara itu lewat video call dan memberinya bantuan.

PRESIDEN RI Joko Widodo rupanya memerhatikan berbagai perkembangan kasus Covid-19 di tanah air. Salah satu yang menyita perhatian adalah viralnya video azan yang dikumandangkan seorang anak bernama Arga di pemakaman ibunya yang terpapar Covid-19.

Arga diketahui merupakan putra kedua dari pasangan Ali Yusni dan Deasy Setiawati. Keduanya dikabarkan tutup usia dengan waktu nyaris bersamaan setelah terpapar Covid-19. Dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) lengkap, Arga mengumandangkan azan di pemakaman ibunya. 

Ketegaran Arga tergambar dari suara kumandang azan yang lantang tersebut. Empat anak dari mendiang Ali-Deasy, yaitu Arya (17), Arga (13), Abrar (8), dan Aira (4,5). Pada Rabu (28/7), Presiden melakukan video call dengan empat anak almarhum yang kini tinggal di rumah neneknya di Jalan Tenis Lapangan, Gang 2 Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Saat menggelar video call, Arga didampingi Bupati Kukar Edi Damansyah, Kapolres Kukar, AKBP. Arwin Amri Wientama, dan Dandim 0906/Tgr Letkol (Inf) Charles Alling. Empat bersaudara ini menerima langsung bantuan uang tunai Rp 25 juta yang dikirim kepada anak sulung.

Presiden berpesan agar empat bersaudara ini bisa bersemangat dalam belajar, serta bantuan tersebut bisa digunakan sebaik-baiknya. Ia juga menyampaikan rasa dukacitanya dan mendoakan empat bersaudara ini menjadi anak yang sukses.

“Saya berharap bantuan ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan bermanfaat,” ujar Presiden.

Saat menggelar video call, Arga ditemani si bungsu Ayra. Dengan mengenakan kemeja biru, Arga tampak tegar. “Saya mendoakan ayah dan ibu mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan semoga kakak adik diberi ketabahan,” kata Arga.

Baca Juga :  Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Dukung Langkah Gubernur

Presiden Jokowi sempat menanyakan kondisi kakak dan adik Arga yang terpapar Covid-19. Selain itu, Jokowi sempat menanyakan keinginan Arga yang lainnya. “Arga pengin apa lagi?” tanya Presiden. “Ingin jadi polisi,” kata Arga.

Presiden juga meminta agar empat bersaudara ini bersabar dan menganggap keluarga lainnya seperti orangtua sendiri. “Salam sama keluarga di sana ya,” katanya.

Setelah itu, Arga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Kukar Edi Damansyah. Secara singkat, Arga juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memberinya bantuan.

Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengaku merasa mendapat kehormatan di tengah perhatian Presiden yang berkomunikasi langsung dengan anak almarhum. Presiden mengirimkan uang tunai sebesar Rp 25 juta ke rekening anak sulung. Selain itu, ada tambahan 10 juta dari seseorang yang menurut bupati tidak ingin disebutkan namanya. 

Bupati juga secara pribadi sempat memberikan boneka serta sepeda kepada anak almarhum. “Silakan bagi para dermawan kalau mau menyumbang. Tadi cita-citanya ingin jadi polisi. Pak Kapolres nanti yang mengawal,” katanya.

Tentunya tak mudah bagi keluarga untuk memberi tahu kabar duka meninggalnya kedua orangtua empat bersaudara. Namun, ikatan batin seorang anak rupanya sudah lebih dulu mampir dan menjadi pertanda.

Pembekalan ilmu agama yang kuat disebut pihak keluarga yang membuat anak-anak almarhum Ali Yusni dan Deasy Setiawati tegar. Selain menempatkan pada sekolah berlatar pendidikan agama, keduanya disebut cukup ketat dalam membentuk karakter keagamaan pada anak-anaknya.

Itulah yang diyakini pihak keluarga, yang membuat keempat anaknya Arya (17), Arga (13), Abrar (8), dan Aira (4,5) tampak tegar dalam menerima kondisi tersebut. Yusril, salah satu adik Ali Yusni bercerita seputar keseharian keluarga almarhum. 

Selain dikenal gemar bersosialisasi di masyarakat, kakaknya tersebut aktif di berbagai kegiatan. Dia juga kerap dipercaya menjadi bendahara dalam berbagai kepengurusan, lantaran dinilai sebagai sosok yang amanah.

Menjelang hari meninggalnya sang kakak di RSUD AM Parikesit, Yusril mengaku sempat mendapat kabar jika kondisi almarhum semakin kritis. Dia dihubungi langsung oleh Deasy, istri almarhum yang diketahui akhirnya juga meninggal. 

Baca Juga :  PemProv: Pedagang dan Distributor Tidak MenaiKkan Harga Barang Seenaknya

“Saya sempat dikabari istri almarhum, katanya ini kakak saya sudah gak mau berjuang lagi. Minta tolong dikasih tahu. Mungkin saat itu, istri almarhum juga khawatir dan sempat panik,” kata Yusril.

Meninggalnya Ali Yusni, semula sempat dirahasiakan keluarga kepada anak-anak almarhum. Hal ini agar memulihkan kondisi anak pertama dan ketiga yang juga menjalani isolasi karena turut terpapar Covid-19. Begitu juga saat meninggalnya almarhumah Deasy.

Namun, meninggalnya Ali Yusni membawa firasat tersendiri bagi Arga. Ia sempat melayangkan surat melalui pondok pesantren. Surat tersebut memotivasi orangtuanya agar semangat.

“Mah, Pah, Abay dan Kak Arya apa kabar? Masih sakit kah? Mun ada apa-apa kabari Arga. Misalnya sudah sembuh telepon Arga. Arga di sini sehat, jangan terlalu mikirkan Arga,” begitu petikan surat Arga yang ternyata tidak sempat dibaca orangtuanya.

Selain itu, anak bungsu Arya tak kalah kuat firasatnya. Ia selalu menanyakan keberadaan orangtuanya yang sebenarnya sudah meninggal. Meski dijawab jika orangtuanya sedang di rumah sakit, namun Arya seolah tak percaya. 

Ia menyebut sendal mamanya sudah sampai rumah nenek. “Itu sendal mama, sudah ada di rumah,” kata Yusri, menirukan ucapan anak almarhumah.

Rabu (27/7), pihak sekolah dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kukar menjenguk Arya di kediaman neneknya. Rombongan dari MAN 2 dipimpin Irfan Anshori, kepala MAN 2 Kukar. Selain memberikan bantuan, pihak sekolah menyampaikan berbagai perkembangan di sekolah.

Selain itu, dia turut menyampaikan rasa empati. Arya disebut-sebut memiliki cita-cita ingin menjadi polisi bersama adiknya Arga. Saat ini, Arya juga tercatat sebagai ketua Ekstrakurikuler Pramuka di sekolahnya.

Kapolres Kukar AKBP Arwin A Wientama pun menyampaikan pihaknya siap memfasilitasi dan mendukung keinginan anak almarhum untuk menjadi polisi. (qi/kri/k16/k8/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya