Dikatakan Raharusun, tak boleh ada pembiaraan. Sehingga itu, aparat diminta untuk melakukan pendekatan dan harus tegas sebelum menjadi bom waktu suatu saat nanti.
“Kita berharap Papua menjadi tanah yang damai untuk semua orang yang hidup di atas tanah ini, karena itu kita harus hidup secara berdampingan dengan siapapun. Entah dia suku, agama dan ras apa pun harus mendapat perlakuan yang sama. Tidak boleh ada diskriminasi antar sesama warga baik non OAP maupun OAP, “ pintanya.
Ia pun meminta kepada masyarakat yang menamakan diri sebagai masyarakat nusantara bisa menahan diri. Sebagaimana kata Raharusun, kemunculan kelompok masyarakat Nusantara ini sebagai bentuk pertahanan lantaran belajar dari kasus tahun 2019 silam.
“Memang pertahanan masyarakat itu perlu kita lakukan dalam kondisi tertentu, tetapi kemudian jangan memanfaatkan keberadaan daripada kelompok ini untuk kemudian menyerang kelompok yang lain,” ungkapnya.
Namun demikian lanjut Anthon, kelompok determinan juga diminta tidak menyerang fasilitas umum atau orang perorang yang sebenarnya mereka tidak mengerti tentang apa yang terjadi.
“Yang paling penting adalah ketegasan daripada aparat, harus bisa menyeret mereka ke ranah hukum untuk mempertanggungjawabkan atas apa yang dilakukan. Termasuk kejadian pembakaran ruko di Waena kemarin, aparat harus mencari dan menemukan dalang atau otak pelaku dibalik pembakaran maupun pengerusakan fasilitas yang dilakukan kemarin itu sangat menyesalkan,” terangnya.