Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

DAK Kutuk Keras Penembakan di Kaliasin

KETERANGAN PERS: Ketua Dewan Adat Keerom (DAK), Servo Tuamis, didampingi dua orang Dewan Adat dari Kabupaten Keeorm, saat menggelar konferensi pers di Arso Kabupaten Keerom, Selasa (31/12).( FOTO: Yewen/Cepos)

Servo Tuamis: Kami Tak Ingin Ada Kekerasan di Wilayah Kami! 

KEEROM-Dewan Adat Keerom (DAK) mengutuk keras penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) yang mengakibatkan seorang anggota TNI dari Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/Satya Tama, bernama Serda Miftachur Rohmat gugur (meninggal dunia) di Pos Kaliasin Kabupaten Keerom, Senin (30/12) lalu.

“Kami sesalkan penembakan ini dan mengutuk insiden penembakan tersebut,” ungkap Ketua DAK, Servo Tuamis, saat menggelar konferensi pers di Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Selasa (31/12) lalu.

Menurut Servo, kejadian ini membuat suasana tenang pada perayaan Natal dan pergantian tahun baru yang sedang dilaksanakan di Kabupaten Keerom, menjadi terusik atas adanya insiden penembakan tersebut.

“Kami atas nama masyarakat adat, sebagai DAK merasa menyesal atas adanya insiden penembakan yang mengakibatkan seorang anggota TNI yang gugur,” ucapnya.  

Mewakili masyarakat adat di Kabupaten Keerom, Servo menyampaikan berbelasungawa atas gugurnya anggota TNI yang menjaga tapal batas RI-PNG di wilayah Kabupaten Keerom.

“Sekali lagi kami mengutuk atas aksi tersebut, karena membuat suasana Natal dan tahun baru yang tenang menjadi terusik. Ini kejadian yang jelas kami masyarakat adat tak inginkan ada kekerasan yang terjadi di wilayah kami,” tegasnya.

Baca Juga :  Tidak Menular Jikalau Pemulasaran Jenazah dengan Baik

Servo meminta agar kasus ini diinvestigasi dan kepada pihak pelaku diminta untuk bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku. Pihaknya mempersilakan pihak keamanan untuk melakukan investigasi. Selain itu, sebagai masyarakat adat, pihaknya juga sudah menurunkan tim investigasi sesuai dengan sumber daya yang ada.

Bahkan menurut Servo, DAK siap membantu tim investigasi dari TNI-POLRI, untuk melihat kasus ini, agar jelas duduk perkaranya. Dirinya juga mengingatkan kepada pihak luar, agar tidak berkomentar banyak atas masalah tersebut.

 “Saya juga minta yang ada di luar wilayah ini dan tidak mengetahui masalah serta duduk perkara agar jangan campuri dan angkat masalah ini. Ini masalah di wilayah kami, maka biar kami yang akan turun bersama TNI dan Polri. Jangan bikin berita yang tidak jelas atau bohong dan bikin suasana damai di Keerom jadi tidak bagus,” pintanya. 

Senada dengan itu, sebagai pemilik wilayah lokasi penembakan di Arso Timur, Ketua Dewan Adat Arso Timur Mannem, Jack Mekawa menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam atas insiden tersebut.

Baca Juga :  Program Pemagangan Cara Pemprov Atasi Pengangguran di Papua

 “Atas insiden penembakan oleh TPN-OPM atau KKB di Bewan. Sebagai orang asli, kami kesal bahwa ada kelompok yang melakukan kontak senjata. Ini telah mengganggu aktivitas masyarakat adat untuk perayaan Natal dan tahun baru. Atas kejadian ini kami masyarakat adat memandang bahwa sebagai Dewan Adat tak dihargai atas insiden ini. Kami nyatakan menolak dan kutuk kejadian itu,” tegasnya. 

 Jeck menegaskan bahwa dari masyarakat adat tidak terlibat dan tidak mau terjerumus dalam permainan tersebut. Namun demikian, apabila ada yang diduga terlibat, maka itu adalah oknum. Oleh karena itu, siapapun yang terlibat dalam insiden ini harus bertanggung jawab. Pihaknya juga mempersilakan TNI-POLRI, untuk melakukan investigasi dan menindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Kami nyatakan bahwa Dewan Adat dan masyarakat adat di Keerom tidak terlibat atas insiden tersebut. Kami mempersilakan pihak TNI-POLRI, untuk melakukan investigasi dan menindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku,” tambahnya. (bet/nat)

KETERANGAN PERS: Ketua Dewan Adat Keerom (DAK), Servo Tuamis, didampingi dua orang Dewan Adat dari Kabupaten Keeorm, saat menggelar konferensi pers di Arso Kabupaten Keerom, Selasa (31/12).( FOTO: Yewen/Cepos)

Servo Tuamis: Kami Tak Ingin Ada Kekerasan di Wilayah Kami! 

KEEROM-Dewan Adat Keerom (DAK) mengutuk keras penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) yang mengakibatkan seorang anggota TNI dari Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/Satya Tama, bernama Serda Miftachur Rohmat gugur (meninggal dunia) di Pos Kaliasin Kabupaten Keerom, Senin (30/12) lalu.

“Kami sesalkan penembakan ini dan mengutuk insiden penembakan tersebut,” ungkap Ketua DAK, Servo Tuamis, saat menggelar konferensi pers di Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Selasa (31/12) lalu.

Menurut Servo, kejadian ini membuat suasana tenang pada perayaan Natal dan pergantian tahun baru yang sedang dilaksanakan di Kabupaten Keerom, menjadi terusik atas adanya insiden penembakan tersebut.

“Kami atas nama masyarakat adat, sebagai DAK merasa menyesal atas adanya insiden penembakan yang mengakibatkan seorang anggota TNI yang gugur,” ucapnya.  

Mewakili masyarakat adat di Kabupaten Keerom, Servo menyampaikan berbelasungawa atas gugurnya anggota TNI yang menjaga tapal batas RI-PNG di wilayah Kabupaten Keerom.

“Sekali lagi kami mengutuk atas aksi tersebut, karena membuat suasana Natal dan tahun baru yang tenang menjadi terusik. Ini kejadian yang jelas kami masyarakat adat tak inginkan ada kekerasan yang terjadi di wilayah kami,” tegasnya.

Baca Juga :  Boaz dan Tipa Tulis Buku

Servo meminta agar kasus ini diinvestigasi dan kepada pihak pelaku diminta untuk bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku. Pihaknya mempersilakan pihak keamanan untuk melakukan investigasi. Selain itu, sebagai masyarakat adat, pihaknya juga sudah menurunkan tim investigasi sesuai dengan sumber daya yang ada.

Bahkan menurut Servo, DAK siap membantu tim investigasi dari TNI-POLRI, untuk melihat kasus ini, agar jelas duduk perkaranya. Dirinya juga mengingatkan kepada pihak luar, agar tidak berkomentar banyak atas masalah tersebut.

 “Saya juga minta yang ada di luar wilayah ini dan tidak mengetahui masalah serta duduk perkara agar jangan campuri dan angkat masalah ini. Ini masalah di wilayah kami, maka biar kami yang akan turun bersama TNI dan Polri. Jangan bikin berita yang tidak jelas atau bohong dan bikin suasana damai di Keerom jadi tidak bagus,” pintanya. 

Senada dengan itu, sebagai pemilik wilayah lokasi penembakan di Arso Timur, Ketua Dewan Adat Arso Timur Mannem, Jack Mekawa menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam atas insiden tersebut.

Baca Juga :  Bupati Yuni Wonda Ajak Masyarakat Bersyukur

 “Atas insiden penembakan oleh TPN-OPM atau KKB di Bewan. Sebagai orang asli, kami kesal bahwa ada kelompok yang melakukan kontak senjata. Ini telah mengganggu aktivitas masyarakat adat untuk perayaan Natal dan tahun baru. Atas kejadian ini kami masyarakat adat memandang bahwa sebagai Dewan Adat tak dihargai atas insiden ini. Kami nyatakan menolak dan kutuk kejadian itu,” tegasnya. 

 Jeck menegaskan bahwa dari masyarakat adat tidak terlibat dan tidak mau terjerumus dalam permainan tersebut. Namun demikian, apabila ada yang diduga terlibat, maka itu adalah oknum. Oleh karena itu, siapapun yang terlibat dalam insiden ini harus bertanggung jawab. Pihaknya juga mempersilakan TNI-POLRI, untuk melakukan investigasi dan menindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Kami nyatakan bahwa Dewan Adat dan masyarakat adat di Keerom tidak terlibat atas insiden tersebut. Kami mempersilakan pihak TNI-POLRI, untuk melakukan investigasi dan menindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku,” tambahnya. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya