Wednesday, April 16, 2025
29.7 C
Jayapura

Papeda Labu Menu Sederhana Atasi Stunting di Papua

JAKARTA – Pada Senin, 16 Desember 2024, anak-anak di Kota Jayapura, Papua, terlihat lahap menikmati papeda labu. Mereka menikmati sajian pangan lokal pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Jayapura.

Setiap suapan papeda labu seolah membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Tekstur papeda yang kenyal dan lembut di mulut memberikan sensasi yang menyenangkan, sementara rasa labu yang manis dan gurih memanjakan lidah mereka. Di sela itu, mereka saling bercanda dan tertawa, sehingga menciptakan suasana yang hangat dan penuh keakraban. Bagi mereka, papeda labu bukan sekadar makanan, tetapi juga menjadi simbol sekaligus ajang untuk membangun kebersamaan dan kebahagiaan.

Indonesia memang terkenal dengan ragam kuliner yang kaya, termasuk dari sisi rempah atau jenis bumbu. Keragaman rasa, mulai dari pedas, asin, gurih, hingga manis, ditambah aroma rempah-rempah adalah warna dari kekayaan masakan Indonesia. Dengan keragaman itu, maka pemerintah terus mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal, sesuai dengan potensi dan sumber daya dan kearifan lokal, sehingga menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Baca Juga :  Toleransi Terwujud Lewat Anyaman Ketupat

Dengan kondisi alam yang luas dan subur, maka potensi pemanfaatan pangan lokal di negara kita sangat terbuka luas, termasuk untuk penyediaan pangan keluarga, tidak terkecuali untuk perbaikan gizi balita agar tidak mengalami stunting. Salah satu daerah di Tanah Air yang terkenal dengan kuliner beragam adalah Papua. Menu lokal Papua tergantung daerah masing-masing, namun pada umumnya makanan khas Bumi Cenderawasih ini terbuat dari sagu, betatas (sejenis ubi jalar), dan singkong.

Dari sumber pangan lokal itu, kuliner khas Papua yang paling terkenal adalah papeda. Makanan khas provinsi paling timur Indonesia itu biasanya dibuat dari tepung sagu yang memiliki tekstur kenyal dan lengket. Dari makanan jenis papeda, ada satu menu lokal Papua yang berasal dari Kepulauan Ambai, Kabupeten Kepulauan Yapen, yakni papeda labu atau dalam bahasa masyarakat setempat disebut “Kubaru”.

Baca Juga :  AKD Belum Final, Masih Ngotot-ngototan

Sebelumnya bagi sebagian masyarakat di Papua nama papeda labu atau “Kubaru” mungkin terasa asing di telinga karena menu khas masyarakat Kepulauan Ambai tersebut baru diketahui setelah diperkenalkan oleh Merrit Waromi, melalui media sosial berbasis video.

Merrit Waromi merupakan seorang konten kreator yang fokus pada pemanfaatan pangan lokal Papua. Sejak 2017 ia sudah mulai membuat konten video “Mace Papua”. Awal ketertarikan Merrit membuat konten video karena sering kali menonton konten kreator lain yang suka memasak, sehingga ia merasa ingin membuat satu konten yang hanya berfokus pada menu dari lokal Papua.

JAKARTA – Pada Senin, 16 Desember 2024, anak-anak di Kota Jayapura, Papua, terlihat lahap menikmati papeda labu. Mereka menikmati sajian pangan lokal pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Jayapura.

Setiap suapan papeda labu seolah membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Tekstur papeda yang kenyal dan lembut di mulut memberikan sensasi yang menyenangkan, sementara rasa labu yang manis dan gurih memanjakan lidah mereka. Di sela itu, mereka saling bercanda dan tertawa, sehingga menciptakan suasana yang hangat dan penuh keakraban. Bagi mereka, papeda labu bukan sekadar makanan, tetapi juga menjadi simbol sekaligus ajang untuk membangun kebersamaan dan kebahagiaan.

Indonesia memang terkenal dengan ragam kuliner yang kaya, termasuk dari sisi rempah atau jenis bumbu. Keragaman rasa, mulai dari pedas, asin, gurih, hingga manis, ditambah aroma rempah-rempah adalah warna dari kekayaan masakan Indonesia. Dengan keragaman itu, maka pemerintah terus mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal, sesuai dengan potensi dan sumber daya dan kearifan lokal, sehingga menjadi alternatif sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Baca Juga :  103 Kepala Daerah Ditegur Mendagri

Dengan kondisi alam yang luas dan subur, maka potensi pemanfaatan pangan lokal di negara kita sangat terbuka luas, termasuk untuk penyediaan pangan keluarga, tidak terkecuali untuk perbaikan gizi balita agar tidak mengalami stunting. Salah satu daerah di Tanah Air yang terkenal dengan kuliner beragam adalah Papua. Menu lokal Papua tergantung daerah masing-masing, namun pada umumnya makanan khas Bumi Cenderawasih ini terbuat dari sagu, betatas (sejenis ubi jalar), dan singkong.

Dari sumber pangan lokal itu, kuliner khas Papua yang paling terkenal adalah papeda. Makanan khas provinsi paling timur Indonesia itu biasanya dibuat dari tepung sagu yang memiliki tekstur kenyal dan lengket. Dari makanan jenis papeda, ada satu menu lokal Papua yang berasal dari Kepulauan Ambai, Kabupeten Kepulauan Yapen, yakni papeda labu atau dalam bahasa masyarakat setempat disebut “Kubaru”.

Baca Juga :  34 Pria Diamankan di Sentani

Sebelumnya bagi sebagian masyarakat di Papua nama papeda labu atau “Kubaru” mungkin terasa asing di telinga karena menu khas masyarakat Kepulauan Ambai tersebut baru diketahui setelah diperkenalkan oleh Merrit Waromi, melalui media sosial berbasis video.

Merrit Waromi merupakan seorang konten kreator yang fokus pada pemanfaatan pangan lokal Papua. Sejak 2017 ia sudah mulai membuat konten video “Mace Papua”. Awal ketertarikan Merrit membuat konten video karena sering kali menonton konten kreator lain yang suka memasak, sehingga ia merasa ingin membuat satu konten yang hanya berfokus pada menu dari lokal Papua.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya