Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Pj Bupati Puncak: Kondisi Sebenarnya Tidak Seheboh di Luar

JAYAPURA – Ratusan warga yang berasal dari beberapa kampung di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah dikabarkan mengungsi. Alasannya lantaran teror yang dilakukan oleh Kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang diduga terjadi pada Jumat (10/11).

Menanggapi hal itu, Pj Bupati Puncak, Darwin Tobing mengatakan, kejadian tersebut berawal dari aksi pembakaran satu ruang kelas (SMPN-red). Lalu dilanjutkan dengan pembakaran satu honai.

“Indikasinya dilakukan oleh pihak ketiga, lalu kemudian direaksi oleh Satgas yang ada di Distrik Gome. Sebenarnya keadannya bisa langsung dikendalikan, kita lagi mencari motifnya,” ucap Darwin kepada wartawan, Selasa (14/11).

Lanjut Bupati, akibat kejadian tersebut, menyebabkan masyarakat yang diperkirakan sekitar 200 orang meminta perlindungan di Pos Satgas 300 yang ada Distrik Gome untuk pengamanan.

Baca Juga :  DPO Kepala Air Akhirnya Dibekuk

“Mereka meminta perlindungan, karena menurut  informasi warga tersebut diintimidasi sehingga memilih keluar,” kata Bupati.

Bupati juga menegaskan bahwa kondisi yang sebenarnya tidak seheboh dengan apa yang beredar di luar. Sebab, warga di sana (Gome-red) tetap beraktivitas seperti biasa.

“Kondisi sebenarnya tidak seheboh yang ada di luar sini, keadaan masyarakat di sana kondusif. Saya juga turun ke sini (Jayapura-red) karena ada acara ini (Hakordia-red),” tegasnya.

Terkait dengan kejadian di Gome, Bupati mengaku Selasa (14/11). Pihaknya telah memerintahkan staf ahli untuk membawa bantuan makanan dan kebutuhan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

“Saya sudah memerintahkan staf ahli untuk membawa bantuan makanan dan kebutuhan lainnya sebagaimana keperluan masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Situasi Pegunungan Bintang Terkendali

JAYAPURA – Ratusan warga yang berasal dari beberapa kampung di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah dikabarkan mengungsi. Alasannya lantaran teror yang dilakukan oleh Kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang diduga terjadi pada Jumat (10/11).

Menanggapi hal itu, Pj Bupati Puncak, Darwin Tobing mengatakan, kejadian tersebut berawal dari aksi pembakaran satu ruang kelas (SMPN-red). Lalu dilanjutkan dengan pembakaran satu honai.

“Indikasinya dilakukan oleh pihak ketiga, lalu kemudian direaksi oleh Satgas yang ada di Distrik Gome. Sebenarnya keadannya bisa langsung dikendalikan, kita lagi mencari motifnya,” ucap Darwin kepada wartawan, Selasa (14/11).

Lanjut Bupati, akibat kejadian tersebut, menyebabkan masyarakat yang diperkirakan sekitar 200 orang meminta perlindungan di Pos Satgas 300 yang ada Distrik Gome untuk pengamanan.

Baca Juga :  Sosok Pendengar yang Baik dan Rendah Hati

“Mereka meminta perlindungan, karena menurut  informasi warga tersebut diintimidasi sehingga memilih keluar,” kata Bupati.

Bupati juga menegaskan bahwa kondisi yang sebenarnya tidak seheboh dengan apa yang beredar di luar. Sebab, warga di sana (Gome-red) tetap beraktivitas seperti biasa.

“Kondisi sebenarnya tidak seheboh yang ada di luar sini, keadaan masyarakat di sana kondusif. Saya juga turun ke sini (Jayapura-red) karena ada acara ini (Hakordia-red),” tegasnya.

Terkait dengan kejadian di Gome, Bupati mengaku Selasa (14/11). Pihaknya telah memerintahkan staf ahli untuk membawa bantuan makanan dan kebutuhan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

“Saya sudah memerintahkan staf ahli untuk membawa bantuan makanan dan kebutuhan lainnya sebagaimana keperluan masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Satu Anggota Egianus Kogoya Ditangkap di Nabire

Berita Terbaru

Artikel Lainnya