Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Bina 20 Anak Putus Sekolah 

MERAUKE – Dinas Sosial Kabupaten Merauke saat ini membina sedikitnya 20 anak yang putus sekolah untuk bisa baca tulis dan menghitung. Ke-20 anak tersebut ditampung di Asrama Putra Marind (Aspuma) Merauke yang ada di Kelapa Lima, Kelurahan Kelapa Lima Merauke.

  Kepala Dinas Sosial Drs. G. Gentur E. Pranowo, M.Si, mengungkapkan bahwa untuk pembinaan 20 anak putus sekolah ini, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke untuk pemanfaatkan Aspuma yang ada di Kelapa Lima Merauke.

‘’Kami telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan terkait penggunaaan Aspuma. Karena Dinas Sosial sampai sekarang ini belum memiliki  gedung rehabilitasi,’’ kata Gentur Pranowo, baru-baaru ini.

Dalam pembinaan tersebut, lanjut  dia, pihaknya melatih anak-anak tersebut untuk baca tulis dan menghitung. 

Baca Juga :  Lantik Pansel DPRK, Pj Gubernur Papsel Minta Tak Ada Kegaduhan

‘’Khusus  anak-anak putus sekolah ini diinventalisir masing-masing anak. Karena ada yang putus  SD dan SMP. Mereka dilatih untuk membaca dan menulis. Dilatih  seperti anak sekolah sehingga diharapkan setelah  selesai kita mencari jalan keluar. Kalau memang masih bisa dimasukan ke sekolah formasi maka kita  masukan. Tapi, bagi mereka yang tidak bisa lagi karena dari sisi umur, maka kita masukan ke sekolah paket,’’ jelasnya.

Dari sisi administrasi, lanjut  Gentur Pranowo, pihaknya siap  untuk melengkapinya.  Hanya soal menyangkut pembiayaan. Dinas sosial tidak bisa mengakomodir soal pembiayaan jika masih bisa masuk sekolah formal atau paket.  Karena itu, pihaknya akan  berkolaborasi dengan institusi lain dalam hal ini Dinas Pendidikan. 

Baca Juga :  Jatuh dari Kapal,  ABK KM Farhan Sanjaya Dilaporkan Hilang

‘’Sebenarnya anak-anak ini masih ingin sekolah. Hanya karena keterbatasan ekonomi dari orang tua  mereka, sehingga anak-anak ini putus sekolah. Tapi ada juga karena masalah lingkungan yang menyebabkan anak-anak terpengaruh dan tidak sekolah lagi,’’ terangnya.

Ditambahkan,  pihaknya hanya bisa mengakomodir 20 anak putus sekolah karena berkaitan dengan daya tampung. Dimana di Aspuma tersebut hanya mampu menampung 20 anak. ‘’Karena keterbatasan ruang dan tempat tidur bagi mereka. Jadi kita hanya bisa membina 20 anak putus sekolah saat ini,’’ pungkasnya. (ulo)   

MERAUKE – Dinas Sosial Kabupaten Merauke saat ini membina sedikitnya 20 anak yang putus sekolah untuk bisa baca tulis dan menghitung. Ke-20 anak tersebut ditampung di Asrama Putra Marind (Aspuma) Merauke yang ada di Kelapa Lima, Kelurahan Kelapa Lima Merauke.

  Kepala Dinas Sosial Drs. G. Gentur E. Pranowo, M.Si, mengungkapkan bahwa untuk pembinaan 20 anak putus sekolah ini, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke untuk pemanfaatkan Aspuma yang ada di Kelapa Lima Merauke.

‘’Kami telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan terkait penggunaaan Aspuma. Karena Dinas Sosial sampai sekarang ini belum memiliki  gedung rehabilitasi,’’ kata Gentur Pranowo, baru-baaru ini.

Dalam pembinaan tersebut, lanjut  dia, pihaknya melatih anak-anak tersebut untuk baca tulis dan menghitung. 

Baca Juga :  Sambut Perayaan Natal, Kodim Gelar Lomba Paduan Suara 

‘’Khusus  anak-anak putus sekolah ini diinventalisir masing-masing anak. Karena ada yang putus  SD dan SMP. Mereka dilatih untuk membaca dan menulis. Dilatih  seperti anak sekolah sehingga diharapkan setelah  selesai kita mencari jalan keluar. Kalau memang masih bisa dimasukan ke sekolah formasi maka kita  masukan. Tapi, bagi mereka yang tidak bisa lagi karena dari sisi umur, maka kita masukan ke sekolah paket,’’ jelasnya.

Dari sisi administrasi, lanjut  Gentur Pranowo, pihaknya siap  untuk melengkapinya.  Hanya soal menyangkut pembiayaan. Dinas sosial tidak bisa mengakomodir soal pembiayaan jika masih bisa masuk sekolah formal atau paket.  Karena itu, pihaknya akan  berkolaborasi dengan institusi lain dalam hal ini Dinas Pendidikan. 

Baca Juga :  Seorang Warga Dilaporkan Hilang Saat Menjaring  Ikan

‘’Sebenarnya anak-anak ini masih ingin sekolah. Hanya karena keterbatasan ekonomi dari orang tua  mereka, sehingga anak-anak ini putus sekolah. Tapi ada juga karena masalah lingkungan yang menyebabkan anak-anak terpengaruh dan tidak sekolah lagi,’’ terangnya.

Ditambahkan,  pihaknya hanya bisa mengakomodir 20 anak putus sekolah karena berkaitan dengan daya tampung. Dimana di Aspuma tersebut hanya mampu menampung 20 anak. ‘’Karena keterbatasan ruang dan tempat tidur bagi mereka. Jadi kita hanya bisa membina 20 anak putus sekolah saat ini,’’ pungkasnya. (ulo)   

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya