Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Akan Dilakukan Pertukaran Pembina Apel

Dua Kepsek Masing-masing Fokus Selesaikan Persoalan

JAYAPURA-Menindaklanjuti pertikaian pelajar SMKN 3 Jayapura dengan SMAN 1 Jayapura, Senin (11/9) lalu. Kedua belah pihak dalam hal ini Kepala Sekolah SMKN 3 dengan Kepala sekolah SMAN 1 Jayapura langsung mengambil langkah, tegas.

Kepala Sekolah SMKN 3 Jayapura Fransiscus Tunggul Kasih Amarta, mengatakan pasca kejadian Senin (11/9) kemarin pihaknya bersama Kepala Sekolah SMAN 1 Jayapura langsung menggelar pertemuan di SMKN 3 Jayapura, Selasa (12/9).

Dari hasil pertemuan pihaknya bersepakat saling menjaga situasi agar tetap kondusif. Sehingga dengan begitu para siswa tetap mengikuti proses belajar dengan baik.

Sementara itu langkah yang dibangun, kedepanya akan dilakukan pertukaran pembina apel. “Waktunya belum tahu, tapi nanti kami sudah sepakat, saya akan memimpin apel di SMAN 1 Jayapura pun sebaliknya Kepala Sekolah SMAN 1 Jayapura, akan memimpin apel disini (SMKN 3 Jayapura),” kata Kepsek SMKN 3.

Menurut Fransiskus langkah ini sangat tepat untuk menyelesaikan perosalan tersebut. Yang tentunya dengan pertukaran pembina apel ini, akan diberikan wejangan kepada para siswa.

Baca Juga :  Bandara Ewer di Asmat Akan Buka Isolasi Wilayah

“Nanti saat apel, kita akan mengimbau kepada para siswa, semoga dengan begitu persoalan yang terjadi bisa diatasi,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan pasca pertikaian tersebut, pihak SMKN 3 Jayapura meliburkan siswa, selama 2 hari hal itu bertujuan untuk meredam situasi yang sedang memanas.

“Sebenarnya bukan libur, tapi anak anak kita arahkan belajar di rumah, mulai selasa sampai rabu (hari ini red), biar siutasi kondusif,” katanya.

Sementara akibat dari peristiwa Senin (11/9) kemarin, ada 5 siswa SMKN 3 Jayapura yang dimintai keterangan oleh Polsek Abepura.

“Tidak tahu hasil dari interogasinya apa, tapi mereka tidak ditahan, hanya dimintai keterangan terkait kasus tersebut,” ungkapnya.

Pihak sekolah lanjutnya belum menanyakan kepada para siswa terkait faktor terjadinya pertikaian tersebut.

Namun dia menganggap hal itu bukan langkah tepat untuk menyelesaikan persoalan yang ada, namun pihaknya saat ini berupaya untuk mencarikan solusi, agar perosalan yang ada tidak berlanjut, dan justru membias.

Baca Juga :  Uni Eropa dan KT HAM PBB Dukung Inisiasi Dialog Damai Papua

“Kami para guru, baik Kami yang di SMKN 3 maupun SMAN 1 Jayapura, sama sekali tidak tahu masalahnya apa, tapi kami telah bersepakat untuk fokus mencari solusi,” bebernya.

Kepada para siswa baik SMKN 3 maupun pelajar SMAN 1 Jayapura, dia mengimbau agar tidak mudah terprovokasi dengan pengaruh oknum-oknum yang ingin merusak masa depan dari para siswa itu sendiri.

“Pada prinsipnya kami harap tidak ada pihak yang memprovokasi, masa depan anak anak kita masih panjang, mari kita dorong semangat mereka,” ajaknya.

Kepada orang tua juga diimbau saling bekerja sama untuk membina anak anaknya, sehingga mereka boleh mengenyam pendidikan. Tentu dengan begitu akan menjamin masa depan dari anak anak itu sendiri.

“Memang perosalan ini butuh kerjasama semua pihak, biar mereka lebih berdisplin. Karena masa depan bangsa ada ditangan generasi muda,” pungkasnya. (rel/wen)

Dua Kepsek Masing-masing Fokus Selesaikan Persoalan

JAYAPURA-Menindaklanjuti pertikaian pelajar SMKN 3 Jayapura dengan SMAN 1 Jayapura, Senin (11/9) lalu. Kedua belah pihak dalam hal ini Kepala Sekolah SMKN 3 dengan Kepala sekolah SMAN 1 Jayapura langsung mengambil langkah, tegas.

Kepala Sekolah SMKN 3 Jayapura Fransiscus Tunggul Kasih Amarta, mengatakan pasca kejadian Senin (11/9) kemarin pihaknya bersama Kepala Sekolah SMAN 1 Jayapura langsung menggelar pertemuan di SMKN 3 Jayapura, Selasa (12/9).

Dari hasil pertemuan pihaknya bersepakat saling menjaga situasi agar tetap kondusif. Sehingga dengan begitu para siswa tetap mengikuti proses belajar dengan baik.

Sementara itu langkah yang dibangun, kedepanya akan dilakukan pertukaran pembina apel. “Waktunya belum tahu, tapi nanti kami sudah sepakat, saya akan memimpin apel di SMAN 1 Jayapura pun sebaliknya Kepala Sekolah SMAN 1 Jayapura, akan memimpin apel disini (SMKN 3 Jayapura),” kata Kepsek SMKN 3.

Menurut Fransiskus langkah ini sangat tepat untuk menyelesaikan perosalan tersebut. Yang tentunya dengan pertukaran pembina apel ini, akan diberikan wejangan kepada para siswa.

Baca Juga :  Cakupan Vaksinasi di Papua Baru  3,36 Persen

“Nanti saat apel, kita akan mengimbau kepada para siswa, semoga dengan begitu persoalan yang terjadi bisa diatasi,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan pasca pertikaian tersebut, pihak SMKN 3 Jayapura meliburkan siswa, selama 2 hari hal itu bertujuan untuk meredam situasi yang sedang memanas.

“Sebenarnya bukan libur, tapi anak anak kita arahkan belajar di rumah, mulai selasa sampai rabu (hari ini red), biar siutasi kondusif,” katanya.

Sementara akibat dari peristiwa Senin (11/9) kemarin, ada 5 siswa SMKN 3 Jayapura yang dimintai keterangan oleh Polsek Abepura.

“Tidak tahu hasil dari interogasinya apa, tapi mereka tidak ditahan, hanya dimintai keterangan terkait kasus tersebut,” ungkapnya.

Pihak sekolah lanjutnya belum menanyakan kepada para siswa terkait faktor terjadinya pertikaian tersebut.

Namun dia menganggap hal itu bukan langkah tepat untuk menyelesaikan persoalan yang ada, namun pihaknya saat ini berupaya untuk mencarikan solusi, agar perosalan yang ada tidak berlanjut, dan justru membias.

Baca Juga :  Wali Kota Beri Support Dana Untuk Komunitas Guru Bidang Studi

“Kami para guru, baik Kami yang di SMKN 3 maupun SMAN 1 Jayapura, sama sekali tidak tahu masalahnya apa, tapi kami telah bersepakat untuk fokus mencari solusi,” bebernya.

Kepada para siswa baik SMKN 3 maupun pelajar SMAN 1 Jayapura, dia mengimbau agar tidak mudah terprovokasi dengan pengaruh oknum-oknum yang ingin merusak masa depan dari para siswa itu sendiri.

“Pada prinsipnya kami harap tidak ada pihak yang memprovokasi, masa depan anak anak kita masih panjang, mari kita dorong semangat mereka,” ajaknya.

Kepada orang tua juga diimbau saling bekerja sama untuk membina anak anaknya, sehingga mereka boleh mengenyam pendidikan. Tentu dengan begitu akan menjamin masa depan dari anak anak itu sendiri.

“Memang perosalan ini butuh kerjasama semua pihak, biar mereka lebih berdisplin. Karena masa depan bangsa ada ditangan generasi muda,” pungkasnya. (rel/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya