Harapan Warga Terkait Upaya Meminimalisir Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
Kasus kecelakaan lalu lintas hampir setiap hari bisa terjadi, mulai dari kecelakaan ringan, sampai dengan kecelakaan berat yagn menyebabkan kerusakan kendaraan hingga timbulnya korban jiwa. Lantas seperti apa harapan masyarakat terkait upaya meminimalisir kejadian kecelakaan lalu lintas ini?
Laporan: Carolus Daot_Jayapura
Kurangnya kesadaraan masyarakat dalam tertib berlalu lintas, pengaruh minuman keras, maupun kondisi jalan yang licin dan factor lainnya, sering kali menjadi pemicu terjadinya kecelakaan di jalan raya. Meski aparat kepolisian seringkali melakukan razia untuk tertib berlalu lintas, tetap saja masih terjadi kasus kecelakaan lalu lintas.
Bahkan, masih tingginya kecelakaan lalu lintas ini bisa secara kasat mata dilihat dari sejumlah barang bukti kendaraaan yang diamankan pihak kepolisian, seperti di Entrop depan Polsek Japsel, maupun di Abepura yang diparkir di pinggir jalan depan kantor pos, maupun kendaraan roda dua yang diparkir di lingkungan Polsek Abepura.
Bahkan minggu kemarin, selain kecelakaan lalu lintas di Depan Kantor Samsat Abepura yang menimbulkan kerusakan berat kendaran, akhir pekan kemarin juga ada kecelakaan di Jalan Hamadi yang menimbulkan korban jiwa. Belum lagi, jalur lurus yang sering memicu terjadinya tabrakan, seperti di jalur Holtekamp maupun di ring road, yang sering kali terjadi kecelakaan fatal.
Terkait sejumlah kecelakaan lalu lintas yang masih sering terjadi ini, juga menjadi sorotan warga, terkait upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas ini.
Di ruas jalan Abepura Kotaraja, meski ada media jalan pembatas, seringkali juga masih terjadi kecelakaan. Begitu juga kendaraan yang terperosok ke kali samping jembatan Kali Acay juga sering terjadi. Salah satunya karena rambu-rambu yang kurang, untuk mengingatkan warga untuk berhati-hati melintas.
“Jalan di Abepura ini terutama di depan Kantor Samsat, sangat bagus dan sepi jadi kadang kala pengendara tidak kontrol kecepatan kendaraanya,” kata Engki Warga Abepura, kepada Cendrawasih Pos Minggu (10/9).
Hal ini menurutnya disebabkan karena minimnya rambu lalulintas di pasang di area perkotaan terutama rambu kecepatan. Sehingga yang terjadi pengguna jalan tidak memperhatikan laju kecepatan kendaraannya. Apalagi kalau pagi hari, saat sepi dan orang buru-buru hendak ke Bandara, biasanya melaju kencang agar tidak ketinggalan pesawat.
“Apalagi di Kota ini tidak hanya kendaraan roda dua yang lewat tapi juga banyak roda 6 seperti kontainer pengangkut logistik,” ujarnya.
Mmenurutnya langkah tepat untuk mengurangki kasus laka lantas, maka perlu dipasangkan rambu batas maksimal kecepatan, terutama pada lajur sepi. “Kita lihat lajur kecepatan, hanya dipasangkan di jalan tertentu, tapi di Kota justru sama sekali tidak ada,” bebernya.
Ia menilai rambu kecepatan sangat penting dipasangkan di area perkotaan sebab arus lalu lintas cukup padat. “Di Kota ini bukan hanya kendaraan, tapi juga pengguna jalan seperti anak sekolah, hal ini yang harus kita pikirkan,” ujarnya.
Engki mengharapkan perosalan ini perlu adannya respon yang serius dari pihak terkait, guna untuk menekan kasus laka lantas. “Semoga keluhan kami ini tidak hanya didengar, tapi harus dipasangkan rambu kecepatan di Abepura,” harapnya.
Sementara itu Hendra salah satu pengguna roda dua, mengaku resah dengan kondisi tersebut. Pasalnya sebagian laka lantas di Abepura ini terjadi pada lajur lurus. Sehingga menurutnya kondisi ini terjadi karena rendahnya pemahaman masyarakat akan peraturan lalu lintas.
“Sebagian besar kita ini tidak tau aturan berkendara, aturan terkait kecepatan maupun aturan lain sama sekali kita tidak paham,” ujarnya.
Hal lain yang menjadi dasar tingginya laka lantas ini menurutnya karena pengetahuan aturan berlalu lintas masyarakat yang masih minim. Contoh kecil, bagaimana cara melambung kendaraan yang aman, bagaimana aturan prioritas kendaraan di persimpangan jalan yagn tidak ada traffic lightnya, masih banyaknya berkendara sambil mengoperasikan handphone, berkendara dalam pengaruh minuman keras dan masih banyak lainnya.
“Saya rasa hampir semua masyarakat tidak begitu memahami aturan lalulintas. Karena itu, sosialisasi dari aparat kepolisian kepada masyarakat umum perlu ditingkatkan,” ungkapnya. (*/tri)