JAYAPURA – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua menyebut, khusus untuk wilayah utara Papua. Ikan tuna masih menjadi primadona ekspor ke luar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal menyampaikan, selama mulai berjalannya proses ekspor ikan tuna dari Kabupaten Biak ke luar. Kurang lebih 48 ton ikan tuna sudah diekspor.
“Menjadi rutin pengiriman walaupun melalui penerbangan bukan laut, itu yang dilakukan selama ini,” terang Iman saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (25/7) kemarin.
Lanjut Iman, selain ikan tuna, komoditas lainnya yang bisa diekspor ke luar negeri adalah kepiting ke Asia Timur. Hanya saja, hal ini belum terlalu intens dilakukan. Dikarenakan perlu persiapan jumlah kuota ekspornya.
“Perlu persiapan jumlah kuota ekspor, sehingga bisa memenuhi jumlahnya secara kontinue. Perlu ada pembinaan dan penataan kembali dalam mengembangkan budidayanya, diharapkan ada produksi yang lebih kontinue terutama untuk wilayah wilayah penghasil kepiting. Dan kita berharap Waropen bisa mengisi komoditas kepiting,” bebernya.
Demikian juga udang yang berasal dari Kabupaten Sarmi diharapkan bisa mengisi pasar eskpor Papua, namun semua harus diatur terlebih dahulu. Tentang sistem mekanisme distribusinya dan kapasaitas produksinya secara kontinu.
“Sebab dalam ekspor yang dibutuhkan kontinuitas, tentunya mutu menjadi hal yang utama. Itulah yang coba kita benahi sistem strukturnya,” ucapnya.
Selain kepiting, udang dan ikan tuna. Yang sedang dikembangkan bersama saat ini adalah rumput laut yang berasal dari Yapen harus diproduksi maksimal. Sementara Jayapura diharapkan bisa mengekspor tuna beku.
“Diminta dukungan dari pemerintah kabupaten/kota dan pembinaan dari provinsi, sehingga ini bisa terwujud,” kata Iman.
Dikatakan Iman, saat ini pihaknya mengembangkan potensi yang ada dengan mengoptimalkan fasilitas fasiltas yang ada di pelabuhan. Sehingga bisa mendukung kegiatan ekspor dengan menggunakan hak ekspor dari Biak.
Disinggung kendala hak ekspor, Iman menyatakan lebih kepada kesiapan daerah untuk menyiapkan jumlah produksi secara kontiniu. Dan ini yang perlu diatur dari sistim pola tanamnya, panennya dan pasca panennya.
Kata Iman, termasuk fasilitas fasilitas misalnya penambahan areal untuk pembudidayaannya. Hal ini menjadi perhatian dan konsen Dinas Kelautan dan Perikanan.
“Harapan kita, dengan ekspor yang dilakukan. Bisa meningkatkan PAD setelah adanya DOB. Karena pada saat ini, jumlah potensi kita belum tergali secara optimal dan ini harus kita kembangkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” terangnya.
Menurut Iman, Papua kaya akan potensi. Sehingga kita harus bisa mengembangkan potensi yang ada, disamping ekspor kebutuhan lokal bisa terpenuhi juga.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat semangat untuk melaksanakan kegiatan aktivitas usahanya. Dengan semangat yang dimiliki, pihaknya juga akan benahi saranan prasarananya. Sehingga memenuhi persyaratan bagi penyimpanan, penampungan dan pengesan.
“Itu yang harus kita kerjakan sekarang, sehingga motivasi kepada para nelayan kita harapkan juga peningkatan pengetahuan soal mutu dari hasil prodak yang dihasilkan,” pungkasnya. (fia/wen)