Disesalkan, Banyak Sekolah Gelar Penamatan di Hotel
JAYAPURA-Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey geram dengan langkah sejumlah sekolah yang menggelar acara penamatan dan pelepasan siswa-siswinya di Hotel. Sebab, menurut mantan Sekda Kota Jayapura itu, kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang dalam krisis, sehingga tidak seharusnya membebankan ekonomi masyarakat hanya untuk kegiatan yang sifatnya ceremonial.
Diapun menyatakan pemerintah akan segera mengeluarkan suatu regulasi terkait larangan penyelenggaraan acara penamatan di Hotel. Apabila setelah regulasi ini dibuat, masih ada sekolah yang melanggar, maka akan ditindak secara tegas sesuai taruan yang berlaku.
“Saya akan copot kepala sekolahnya, kalau masih ada yang bikin acara penamatan siswa di Hotel,” tegas Frans Pekey, Sabtu (10/6).
Diapun menyatakan setiap sekolah telah memiliki fasilitas, seperti aula maupun halaman sekolah, seharusnya penamatan siswa dilakukan di lingkungan sekolah, bukan jutru memaksa kehendak orang tua murid hanya untuk acara yang sifatnya ceremonial.
“Baik kalau acara di Hotel itu, diambil dari dana sekolah, tapi kalau paksa orang tua siswa, inikan cara yang salah,” ujar Frans Pekey menyesalkan.
Diapun mengimbau kepada orang tua siswa agar tidak mengikuti kehendak pihak sekolah, namun tetap dengan pendiriannya, dan bahkan harus berani menolak apabila ada pihak sekolah yang ingin menyelenggarakan acara penamatan di Hotel.
“Kalau ada sekolah yang paksa kehendak orang tua untuk membuat acara penamatan di Hotel, laporkan kepada kami,” tandasnya.
Dikatakan meningkatkan mutu pendidikan bukan dilihat dari kemewahan acara penamatan. Namun ditentukan dari pengelolaan pendidikan itu sendiri. “Mutu pendididkan bukan dilihat dari acara ceremonial seperti itu, tetapi bagaimana pihak sekolah mampu mengelola pendidikan itu dengan baik,” ujarnya.
Selain larangan untuk menyelenggarakan acara penamatan di Hotel, Frans Pekey juga menghimbau kepada setiap sekolah yang ada di Kota Jayapura untuk tidak melakukan studi banding keluar daerah, sebab hal itu akan membebankan biaya sekolah itu sendiri.
“Tidak ada sekolah yang bikin studi banding di luar, mending uang itu dipakai untuk gaji guru, atau membenahi pembangunanan sekolah,” bebernya.
Frans pekey berharap di tengah masa krisis saat ini, setiap sekolah di Kota Jayapura harus mampu mengelola keuangan sekolahnya dengan baik. Sehingga tidak membebankan biaya pendidikan kepada orang tua murid. “Kita ini baru saja terdampak Covid-19, jadi jangan hambur-hamburkan uang dengan hal yang tidak jelas,” pesannya. (rel/tri)