Saturday, November 23, 2024
28.7 C
Jayapura

Kurangi Pengangguran, Seratusan Anak Putus Sekolah Dilatih 

JAYAPURA-Sebanyak 112 anak Papua mengikuti pelatihan berbasis kompetensi institusional sistem non boarding  dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2023 di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) setempat, Selasa (6/6). Kegiatan ini akan diselenggarakan selama 1 bulan kedepan.

  Kepala BLKI Provinsi Papua Yahya Itlay menyampaikan, peserta program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja Tahun Anggaran 2023. Merupakan anak anak yang putus sekolah atau mereka yang sudah lulus sekolah namun belum mendapatkan pekerjaan. Dimana pesertanya berasal dari Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

  “Ini salah satu cara untuk mengurangi angka pengangguran di Provinsi Papua,” kata Itlay kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  BTM Luwes Bergaul dengan Masyarakat Tingkat Bawah

  Menurut Itlay, saat ini Pemerintah Provinsi Papua menghadapi kondisi yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus, menyangkut Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini mengingat angkatan kerja saat ini semakin bertambah, sedangkan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas.

  “Kurangnya keterampilan yang dimiliki para pencari kerja turut mendukung peningkatan angka pengangguran di Provinsi Papua,” ucapnya.

  Karena itu, bertambahnya angka pengangguran yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial ditengah tengah masyarakat pada akhirnya antusias masyarakat lebih cenderung menggantungkan nasibnya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan kemampuan Pemerintah sangat terbatas.

  Menurutnya, pelatihan secara makro merupakan investasi Sumber Daya Manusia yang harus dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang mudah terserap dalam pasar kerja serta dapat bekerja secara produktif.

Baca Juga :  Matius Murib: Ada Indikasi Aparat Negara Dukung Calon Tertentu

  “Sehingga dibutuhkan suatu program pelatihan yang lebih menitikberatkan pada apa yang menjadi kebutuhan pasar kerja, mengingat saat ini kita dihadapkan dalam tatanan kehidupan yang mengarah pada situasi global, dimana persaingan dari sektor ketenagakerjaan serta persaingan dunia usaha yang semakin ketat,” tuturnya. (fia/tri)

JAYAPURA-Sebanyak 112 anak Papua mengikuti pelatihan berbasis kompetensi institusional sistem non boarding  dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2023 di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) setempat, Selasa (6/6). Kegiatan ini akan diselenggarakan selama 1 bulan kedepan.

  Kepala BLKI Provinsi Papua Yahya Itlay menyampaikan, peserta program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja Tahun Anggaran 2023. Merupakan anak anak yang putus sekolah atau mereka yang sudah lulus sekolah namun belum mendapatkan pekerjaan. Dimana pesertanya berasal dari Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

  “Ini salah satu cara untuk mengurangi angka pengangguran di Provinsi Papua,” kata Itlay kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Amankan Aset, PT. AMJ  Gandeng Polresta

  Menurut Itlay, saat ini Pemerintah Provinsi Papua menghadapi kondisi yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus, menyangkut Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini mengingat angkatan kerja saat ini semakin bertambah, sedangkan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas.

  “Kurangnya keterampilan yang dimiliki para pencari kerja turut mendukung peningkatan angka pengangguran di Provinsi Papua,” ucapnya.

  Karena itu, bertambahnya angka pengangguran yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial ditengah tengah masyarakat pada akhirnya antusias masyarakat lebih cenderung menggantungkan nasibnya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan kemampuan Pemerintah sangat terbatas.

  Menurutnya, pelatihan secara makro merupakan investasi Sumber Daya Manusia yang harus dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang mudah terserap dalam pasar kerja serta dapat bekerja secara produktif.

Baca Juga :  Bergaya dengan CRF Curian, Langsung Ditahan Polisi

  “Sehingga dibutuhkan suatu program pelatihan yang lebih menitikberatkan pada apa yang menjadi kebutuhan pasar kerja, mengingat saat ini kita dihadapkan dalam tatanan kehidupan yang mengarah pada situasi global, dimana persaingan dari sektor ketenagakerjaan serta persaingan dunia usaha yang semakin ketat,” tuturnya. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya