Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Soal Papua, Wapres Minta Isu dari Luar Negeri Dikelola

JAKARTA– Wakil Presiden Ma’ruf Amin menggelar rapat terbatas terkait Papua. Dalam rapat tersebut, Ma’ruf mengungkapkan rasa prihatin terkait sejumlah prajurit TNI yang gugur dalam tugas operasi di Kabupaten Nduga.

Dia juga mendapat laporan masih adanya tindak kekerasan dari kelompok separatis teroris (KST) di wilayah tersebut. “TNI dan Polri perkuat strategi yang komprehensif untuk Papua. Evaluasi operasi dan perkuat langkah-langkah dengan menetapkan status operasi menjadi siaga tempur darat,” ujarnya.

Namun, Ma’ruf mengingatkan, pendekatan yang dilakukan harus berbasis sosial-kultural dan administratif-politik. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menangani akar persoalan dan isu-isu strategis di enam provinsi di Papua. “Penting mengelola komunikasi luar negeri dan dalam negeri yang tepat,” katanya.

Baca Juga :  Bagi Pakai Data: Kunci Wujudkan Satu Data Indonesia

Dalam kesempatan tersebut juga dibahas pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera KSTPanglima TNI Laksamana Yudo Margono seusai rapat menyatakan, pemerintah masih mencari sandera tersebut. Pencarian dilakukan melalui pemerintah daerah, tokoh agama, hingga tokoh adat. “Sampai sekarang belum ketemu. Kami masih mencari di daerah Nduga,” ujarnya.

Yudo menyebut pencarian itu belum memerlukan operasi militer khusus. Sebelumnya pada 18 April lalu, dia mengumumkan siaga tempur di daerah tertentu di Papua. Hal itu mengingat ada daerah yang masih rawan KST. Menurut dia, siaga tempur bukan operasi militer. Meski demikian, TNI harus waspada karena sewaktu-waktu dapat melaksanakan operasi militer. ’’Sekarang ini kami melakukan operasi teritorial,” bebernya. (lyn/c7/oni)

Baca Juga :  Gudang Peluru TNI Terbakar, 135 KK Diungsikan

JAKARTA– Wakil Presiden Ma’ruf Amin menggelar rapat terbatas terkait Papua. Dalam rapat tersebut, Ma’ruf mengungkapkan rasa prihatin terkait sejumlah prajurit TNI yang gugur dalam tugas operasi di Kabupaten Nduga.

Dia juga mendapat laporan masih adanya tindak kekerasan dari kelompok separatis teroris (KST) di wilayah tersebut. “TNI dan Polri perkuat strategi yang komprehensif untuk Papua. Evaluasi operasi dan perkuat langkah-langkah dengan menetapkan status operasi menjadi siaga tempur darat,” ujarnya.

Namun, Ma’ruf mengingatkan, pendekatan yang dilakukan harus berbasis sosial-kultural dan administratif-politik. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menangani akar persoalan dan isu-isu strategis di enam provinsi di Papua. “Penting mengelola komunikasi luar negeri dan dalam negeri yang tepat,” katanya.

Baca Juga :  Alasan MK Panggil 4 Menteri Jokowi dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Dalam kesempatan tersebut juga dibahas pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera KSTPanglima TNI Laksamana Yudo Margono seusai rapat menyatakan, pemerintah masih mencari sandera tersebut. Pencarian dilakukan melalui pemerintah daerah, tokoh agama, hingga tokoh adat. “Sampai sekarang belum ketemu. Kami masih mencari di daerah Nduga,” ujarnya.

Yudo menyebut pencarian itu belum memerlukan operasi militer khusus. Sebelumnya pada 18 April lalu, dia mengumumkan siaga tempur di daerah tertentu di Papua. Hal itu mengingat ada daerah yang masih rawan KST. Menurut dia, siaga tempur bukan operasi militer. Meski demikian, TNI harus waspada karena sewaktu-waktu dapat melaksanakan operasi militer. ’’Sekarang ini kami melakukan operasi teritorial,” bebernya. (lyn/c7/oni)

Baca Juga :  Polisi Tembak Polisi, Kapolri Janji Tindak Tegas dari Sisi Etik dan Pidana

Berita Terbaru

Artikel Lainnya