Monday, May 19, 2025
21.8 C
Jayapura

Libatkan Remaja, Kelompok Separatis Teroris Serang Aparat

JAKARTA – Dua hari berturut-turut kelompok separatis teroris (KST) dilaporkan kembali menyerang aparat di Intan Jaya, Papua Tengah, yakni pada Minggu dan Senin (23-24/4). Selain menyerang aparat, KST terlibat keributan dengan kelompok masyarakat di Kampung Sambili, Kusage, dan Mamba Bawah.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengungkapkan, pada hari pertama penyerangan, gerombolan KST diketahui menggunakan dua senjata api laras panjang untuk menyerang anggota TNI Yonif 305/Tkr yang tengah dalam perjalanan dari Kampung Sambili menuju Kusage. Serangan itu langsung direspons petugas sehingga gerombolan KST melarikan diri.

Masyarakat setempat ikut membantu aparat dengan cara mengusir KST keluar dari kampung mereka. Sebab, selama ini aksi KST dinilai meresahkan. ”Maka, terjadi keributan antara gerombolan KST dan masyarakat kampung,” kata Herman dalam keterangannya kemarin (25/4).

Baca Juga :  LLDIKTI Papua Dorong Pembentukan Lembaga Penyiaran di Lingkungan Kampus

Dalam serangan tersebut, pihaknya mendapatkan informasi bahwa KST ternyata sempat mengajak remaja SMP/SMA di kampung itu untuk menyerang TNI. Mereka memobilisasi para remaja tersebut. Termasuk untuk menyerang anggota TNI-Polri yang sedang melaksanakan pencarian pilot Susi Air di Nduga.

Sementara itu, dilansir dari Cenderawasih Pos, Jubir TPN OPM Sebby Sembom mengatakan, Pembebasan Nasional Papua Barat (PNPB) Kodap VIII Intan Jaya baru saja menembak mati orang asli Papua yang dianggap sebagai mata-mata dan menjadi agen TNI. Mereka juga merampas tiga pucuk senjata.

”Itu mata-mata intelijen TNI-Polri di Beoga, dan staf operasi Kodap VIII Intan Jaya Lewis Kogoya melaporkan bahwa mereka menembak mati Joni Botak karena dianggap sebagai pengkhianat,” kata Sebby, Senin (24/4) malam. (tyo/ade/wen/c18/c9/fal)

Baca Juga :  Saat Awal Kejadian  Semua Panik

JAKARTA – Dua hari berturut-turut kelompok separatis teroris (KST) dilaporkan kembali menyerang aparat di Intan Jaya, Papua Tengah, yakni pada Minggu dan Senin (23-24/4). Selain menyerang aparat, KST terlibat keributan dengan kelompok masyarakat di Kampung Sambili, Kusage, dan Mamba Bawah.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengungkapkan, pada hari pertama penyerangan, gerombolan KST diketahui menggunakan dua senjata api laras panjang untuk menyerang anggota TNI Yonif 305/Tkr yang tengah dalam perjalanan dari Kampung Sambili menuju Kusage. Serangan itu langsung direspons petugas sehingga gerombolan KST melarikan diri.

Masyarakat setempat ikut membantu aparat dengan cara mengusir KST keluar dari kampung mereka. Sebab, selama ini aksi KST dinilai meresahkan. ”Maka, terjadi keributan antara gerombolan KST dan masyarakat kampung,” kata Herman dalam keterangannya kemarin (25/4).

Baca Juga :  Butuh Konvergensi Program, Makin Banyak yang Terlibat Makin Cepat Diatasi

Dalam serangan tersebut, pihaknya mendapatkan informasi bahwa KST ternyata sempat mengajak remaja SMP/SMA di kampung itu untuk menyerang TNI. Mereka memobilisasi para remaja tersebut. Termasuk untuk menyerang anggota TNI-Polri yang sedang melaksanakan pencarian pilot Susi Air di Nduga.

Sementara itu, dilansir dari Cenderawasih Pos, Jubir TPN OPM Sebby Sembom mengatakan, Pembebasan Nasional Papua Barat (PNPB) Kodap VIII Intan Jaya baru saja menembak mati orang asli Papua yang dianggap sebagai mata-mata dan menjadi agen TNI. Mereka juga merampas tiga pucuk senjata.

”Itu mata-mata intelijen TNI-Polri di Beoga, dan staf operasi Kodap VIII Intan Jaya Lewis Kogoya melaporkan bahwa mereka menembak mati Joni Botak karena dianggap sebagai pengkhianat,” kata Sebby, Senin (24/4) malam. (tyo/ade/wen/c18/c9/fal)

Baca Juga :  TPU Buper Waena Dipalang  6 Jenasah Tidak Bisa Dikubur.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya