Tuesday, May 7, 2024
30.7 C
Jayapura

Aparat Mulai Mendekati Gome

Merespon Pembakaran Kantor Distrik Gome

JAYAPURA – Aksi kekerasan di daerah rawan hingga kini masih terjadi. Jika tak penembakan maka yang terjadi adalah pembakaran. Seperti yang terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak pada Selasa (28/3) dimana kantor Distrik Gome dibakar oleh kelompok yang diyakini berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Bahkan tak hanya  kantor distrik, informasi lain menyebut ada rumah – rumah guru.

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menyampaikan bahwa saat ini anggotanya tengah mendekati Gome untuk mengecek informasi tersebut. Hanya Kapolda  baru bisa memastikan bahwa yang dibakar adalah kantor distrik sedangkan rumah – rumah guru saat ini aparat sedang melakukan pengecekan.

“Yang baru kami terima adalah kantor distrik sedangkan rumah guru sedang kami cek. Aparat mulai memasuki Distrik Gome untuk memastikan,”  jelas Kapolda, Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada wartawan di Mapolda lama di Jayapura, Rabu (29/3).

Baca Juga :  Lima Warga Binaan Lapas Merauke Ditetapkan Jadi Tersangka

Hanya dari kejadian tersebut Kapolda mengaku meminta anggotanya untuk tidak tergesa – gesa karena bisa menjadi boomerang. “Kami tak mau berlebih merespon kejadian sebab biasanya setelah mereka membakar itu ada harapan dari pelaku untuk kami segera merespon dan ketika sudah didatangi terkadang anggota akan disanggong sehingga jatuh korban,” tambahnya. “Kami lebih berhati-hati dan berharap bisa tembus kemudian dilakukan olah TKP,” tambah Fakhiri.

Disini Kapolda juga meminta anggotanya untuk tetap berhati – hati dan tidak ceroboh atau lengah dalam mengambil tindakan. Selain itu pihak kepolisian kata Kapolda saat ini lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan. Ini dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban termasuk dari pihak aparat keamanan.

Baca Juga :  Tolak Hasil Seleksi Anggota MRP Pokja Agama

Kapolda menambahkan bahwa saat ini ada kecenderungan eskalasi kekerasan di daerah rawan terus meningkat namun biasanya menurut Kapolda ini dilakukan untuk menarik perhatian. Jika ada daerah lain semisal Nduga terjadi insiden maka kelompok lain terkadang akan mengikuti guna menunjukkan eksistensi. “Biasanya begitu, pola mereka kebanyakan hanya memancing perhatian. Mengapa di Nduga bisa dan mengapa di daerah mereka tidak,” beber Kapolda.

Ia kembali meminta untuk anggotanya meningkatkan kewaspadaan dan tidak lengah. Begitu juga masyarakat di beberapa kabupaten agar  berhati-hati dengan tidak bepergian jauh dari pantauan aparat keamanan. “Kami minta Pemda juga berkoordinasi dengan aparat termasuk rumah ibadah yang berada dititik rawan bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan,” imbuhnya. (ade/wen)

Merespon Pembakaran Kantor Distrik Gome

JAYAPURA – Aksi kekerasan di daerah rawan hingga kini masih terjadi. Jika tak penembakan maka yang terjadi adalah pembakaran. Seperti yang terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak pada Selasa (28/3) dimana kantor Distrik Gome dibakar oleh kelompok yang diyakini berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Bahkan tak hanya  kantor distrik, informasi lain menyebut ada rumah – rumah guru.

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menyampaikan bahwa saat ini anggotanya tengah mendekati Gome untuk mengecek informasi tersebut. Hanya Kapolda  baru bisa memastikan bahwa yang dibakar adalah kantor distrik sedangkan rumah – rumah guru saat ini aparat sedang melakukan pengecekan.

“Yang baru kami terima adalah kantor distrik sedangkan rumah guru sedang kami cek. Aparat mulai memasuki Distrik Gome untuk memastikan,”  jelas Kapolda, Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada wartawan di Mapolda lama di Jayapura, Rabu (29/3).

Baca Juga :  Tak Dapat Uang Keamanan, KKB Marah dan Bakar Truk

Hanya dari kejadian tersebut Kapolda mengaku meminta anggotanya untuk tidak tergesa – gesa karena bisa menjadi boomerang. “Kami tak mau berlebih merespon kejadian sebab biasanya setelah mereka membakar itu ada harapan dari pelaku untuk kami segera merespon dan ketika sudah didatangi terkadang anggota akan disanggong sehingga jatuh korban,” tambahnya. “Kami lebih berhati-hati dan berharap bisa tembus kemudian dilakukan olah TKP,” tambah Fakhiri.

Disini Kapolda juga meminta anggotanya untuk tetap berhati – hati dan tidak ceroboh atau lengah dalam mengambil tindakan. Selain itu pihak kepolisian kata Kapolda saat ini lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan. Ini dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban termasuk dari pihak aparat keamanan.

Baca Juga :  Kalapas Abepura Jelaskan Kematian Warga Binaannya

Kapolda menambahkan bahwa saat ini ada kecenderungan eskalasi kekerasan di daerah rawan terus meningkat namun biasanya menurut Kapolda ini dilakukan untuk menarik perhatian. Jika ada daerah lain semisal Nduga terjadi insiden maka kelompok lain terkadang akan mengikuti guna menunjukkan eksistensi. “Biasanya begitu, pola mereka kebanyakan hanya memancing perhatian. Mengapa di Nduga bisa dan mengapa di daerah mereka tidak,” beber Kapolda.

Ia kembali meminta untuk anggotanya meningkatkan kewaspadaan dan tidak lengah. Begitu juga masyarakat di beberapa kabupaten agar  berhati-hati dengan tidak bepergian jauh dari pantauan aparat keamanan. “Kami minta Pemda juga berkoordinasi dengan aparat termasuk rumah ibadah yang berada dititik rawan bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan,” imbuhnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya