
MERAUKE- Papua Youth Day Pertama atau pertemuan Orang Muda Katolik I Papua dan Papua Barat tidak hanya diberi materi seputar pendidikan, keluarga, liturgi, panggilan, namun juga terkait dengan kemandirian dalam usaha. Dalam rangka itu, peserta Papua Youth Day I yang berjumlah lebih 500 orang itu mengunjungi usaha ekonomi kreatif.
Tercatat 12 usaha kreatif yang dikunjungi oleh para peserta PYD tersebut. Para peserta dibagi ke dalam 12 kelompok untuk melihat langsung usaha dari ekonomi kreatif tersebut. Ke-12 usaha ekonomi kreatif yang dikunjungi tersebut adalah Yayasan Istana Merauke, jalan Trikora , Sanggar Seni Yelmasu di jalan Asmat, Pabrik Tahu di jalan Arafura Buti.
Selanjutnya, Wisata kepala gading di jalan Weda, bengkel las lokal di Kelurahan Kelapa I Kelurahan Kelapa Lima, Seni Kri di Kelapa Lima, pembuatan dendeng rusa di Jalan Ahmad Yani. Kemudian, ternak ayam milik Thomas Kimko yang merupakan putra asli Papua di Jalan Cikombong. Selanjutnya pembuatan batu bata di Kampung Kemangi SP 2 Tanah Miring. Juga ada pembuatan usaha Sagu di Kampung Tambat Distrik Tanah Miring. Dilanjutkan ke Taman Anggrek di Wasur serta pembuatan minyak kayu putih di Wasur.
Para peserta ini dibawa ke tempat-tempat usaha ekonomi kreatif tersebut dengan harapan setelah kegiatan ini ada diantara mereka yang bisa berusaha secara mandiri sesuai dengan potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Sebab, tantangan utama yang dihadapi oleh sebagian masyarakat Papua khusus umat Katolik yang ada di Papua dan Papua Barat adalah masalah ekonomi dalam keluarga.
“Kita harapkan dengan kunjungan ke tempat usaha ekonomi kreatif ini ada diantara peserta PYD yang bisa secara mandiri dengan usaha seperti yang mereka lihat sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing,’ kata Wakil Ketua II PYD Martha Bayu Wijaya, kemarin.
Sementara itu, di Kelapa Lima Merauke sekitar 100 peserta PYD datang mengunjungi dan melihat langsung usaha pengelasan yang dilakukan oleh putra-putri asli Papua. Termasuk pembuatan anyam-anyaman dan pembuatan kue. Yose Rosalina , yang menjadi pendamping berharap para peserta dapat membawa ilmu kunjungan tersebut.
’’Teman-teman sebagian sudah mencatat hal-hal yang dianggap penting. Kita harapkan kunjungan ini akan memacu adik-adik untuk bisa mandiri lewat usaha-usaha seperti ini, setidaknya lewat ayam-ayaman karena bahannya banyak di sekitar kita. Tinggal pelatihan dan ada niat untuk itu,’’ terangnya.
Sedangkan peserta yang mengunjungi pembuatan sagu di Kampung Tambat terlihat sangat antusias. Bahkan sebagian di antara peserta memikul potongan batang sagu ke tempat pembuatan sagu. (ulo/tri)