Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Buktar: Kami Tidak Deklarasi, Aparat Sengaja Bikin Pengalian Isu 

JAYAPURA – Menanggapi pernyataan aparat kepolisian yang mengatakan bahwa penangkapan Buktar  Tabuni berkaitan dengan deklarasi United Liberation for West  Papua, (ULMWP) membuat Buktar Tabuni  angkat bicara. Ia secara tegas mengatakan bahwa aparat kepolisian melakukan pengalihan isu dengan menyampaikan hal yang tidak benar.

Dikatakan, sebenarnya kegiatan yang digelar tersebut tidak terkait deklarasi tapi merupakan kegiatan Parlemen West Papua sebagai agenda Tahunan dan sudah menjadi hal yang biasa.

Ia  bahkan menyayangkan sikap kepolisian yang masuk dan melakukan tindakan sewenang-wenang bahkan membongkar kediamannya. ” Masuk dipekarangan rumah orang itu harunya ada izin, kalau saya ada buat sesuatu boleh. Kami semua tenang, dan  mereka (aparat, red) bongkar barang sembarang dan ini kesalahan mereka menutupi perlakukan mereka dengan mengatakan ada deklarasi di media,” katanya.

Baca Juga :  Akui Masyarakat Lebih Mudah Percaya Isu

Ia mengatakan polisi masuk tanpa surat pemanggilan dan obrak-abrik kamar miliknya dan ini  adlaah tindakan sewenang – wenang dari aparat.

“Kami setiap tahun rapat parlemen dan ini kami  dari daerah-daerah rapat terkait situasi di Papua, dan mereka  (Polisi) nilai ini deklarasi, padahal tidak. Sampai ada  HP Vivo kami dibanting dan layar HP pecah, ini keterlaluan,” katanya.

Buchtar  mengatakan, saat di Polresta Jayapura ia jelaskan kegiatan bahwa rencana pertemuan diadakan 11 Oktober,  tapi anggota ada yang tidak kumpul makanya di gelar Senin, (17/10) lalu.

  “Sehingga bahasa deklarasi itu hanya menutupi  keselahan mereka (Polisi), ini pembelahan diri dari penggeledaan di rumah saya tanpa izin dan untuk menutupi kesalahan itu, dan tidak ada surat perintah. Ini jelas pengalihan opini dengan menyebutkan  isu deklarasi, padahal kegiatan ini hanya rapat dengar pendepat dari Parlemen Nasional West Papua, bukann ULMWP dan mereka pake alasan Deklarasi ULWP dengan isu yang tidak benar, jadi  kami minta HP kami yang di curi polisi juga bisa dikembalikan,” katanya, (oel).

Baca Juga :  Miris, Sekolah Dipalang, Guru dan Siswa Sedih

JAYAPURA – Menanggapi pernyataan aparat kepolisian yang mengatakan bahwa penangkapan Buktar  Tabuni berkaitan dengan deklarasi United Liberation for West  Papua, (ULMWP) membuat Buktar Tabuni  angkat bicara. Ia secara tegas mengatakan bahwa aparat kepolisian melakukan pengalihan isu dengan menyampaikan hal yang tidak benar.

Dikatakan, sebenarnya kegiatan yang digelar tersebut tidak terkait deklarasi tapi merupakan kegiatan Parlemen West Papua sebagai agenda Tahunan dan sudah menjadi hal yang biasa.

Ia  bahkan menyayangkan sikap kepolisian yang masuk dan melakukan tindakan sewenang-wenang bahkan membongkar kediamannya. ” Masuk dipekarangan rumah orang itu harunya ada izin, kalau saya ada buat sesuatu boleh. Kami semua tenang, dan  mereka (aparat, red) bongkar barang sembarang dan ini kesalahan mereka menutupi perlakukan mereka dengan mengatakan ada deklarasi di media,” katanya.

Baca Juga :  Persoalan Tanah, Bentrok Warga Berakhir Pembakaran dan Pengerusakan Befak

Ia mengatakan polisi masuk tanpa surat pemanggilan dan obrak-abrik kamar miliknya dan ini  adlaah tindakan sewenang – wenang dari aparat.

“Kami setiap tahun rapat parlemen dan ini kami  dari daerah-daerah rapat terkait situasi di Papua, dan mereka  (Polisi) nilai ini deklarasi, padahal tidak. Sampai ada  HP Vivo kami dibanting dan layar HP pecah, ini keterlaluan,” katanya.

Buchtar  mengatakan, saat di Polresta Jayapura ia jelaskan kegiatan bahwa rencana pertemuan diadakan 11 Oktober,  tapi anggota ada yang tidak kumpul makanya di gelar Senin, (17/10) lalu.

  “Sehingga bahasa deklarasi itu hanya menutupi  keselahan mereka (Polisi), ini pembelahan diri dari penggeledaan di rumah saya tanpa izin dan untuk menutupi kesalahan itu, dan tidak ada surat perintah. Ini jelas pengalihan opini dengan menyebutkan  isu deklarasi, padahal kegiatan ini hanya rapat dengar pendepat dari Parlemen Nasional West Papua, bukann ULMWP dan mereka pake alasan Deklarasi ULWP dengan isu yang tidak benar, jadi  kami minta HP kami yang di curi polisi juga bisa dikembalikan,” katanya, (oel).

Baca Juga :  YPK Diharapkan Jadi Lembaga Pendidikan Terbesar di Tanah Papua

Berita Terbaru

Artikel Lainnya