Thursday, May 9, 2024
26.7 C
Jayapura

Pertamina Proyeksikan Kouta BBM Papua Cukup Hingga Akhir Tahun

JAYAPURA – GM Pertamina Mor VIII Papua-Maluku, I Ketut Parmadi A, menjelaskan ada dua hal yang pihaknya sampaikan,  yakni terkait dengan ketersediaan kuota BBM subsidi wilayah Provinsi Papua  bahwa  pemerintah sudah menyetujui adanya penambahan kuota BBM subsidi untuk Tahun 2022.

“Setelah kemarin ada kenaikan harga jadi dari sisi kuota kalau kami versuskan dengan realisasi sampai di akhir September lalu untuk solar kita baru ada realisasi 72% dari kuota Provinsi Papua,  untuk pertalite 73% dari Kota Provinsi Papua,” Katanya.

Lanjutnya, jika di proyeksikan sampai dengan akhir tahun, sangat cukup jadi untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Papua jadi dengan adanya kondisi ini tidak perlu panik.

Baca Juga :  Perkembangan Industri Jasa Keuangan di Papua Alami Trend Positif

“Tidak perlu kuatir bahwa BBM kita mencukupi, yang perlu menjadi perhatian kita bahwa program subsidi tempat yang dijalankan oleh masyarakat pemerintah tetap berjalan, jadi artinya selain kuotanya tersedia kita juga perlu memastikan bahwa kota digunakan oleh pengguna,”Terangnya.

Diakuinya, menginfokan bahwa untuk BBM non subsidipun, Pertamina tentu mengikuti pergerakan harga pasar punya sehingga pada awal Oktober, pihaknya  menurunkan harga Pertamax di SPBU dari sebelumnya Rp 14.850 menjadi Rp 14.200 per liter jadi ada penurunan cukup besar.

Sementara Dexlite,  mengikuti harga pasar juga untuk bulan ini ada sedikit kenaikan dari sebelumnya sekitar Rp 17 ribaun bulan ini menjadi Rp 18 ribuan.

Baca Juga :  BBM Avtur Naik Harga Tiket Tetap Mengacu Pembatasan Harga

“Tapi tentu ini akan kami evaluasi terus harganya mengikuti perkembangan harga minyak dunia,”Pungkasnya. (ana/gin)

JAYAPURA – GM Pertamina Mor VIII Papua-Maluku, I Ketut Parmadi A, menjelaskan ada dua hal yang pihaknya sampaikan,  yakni terkait dengan ketersediaan kuota BBM subsidi wilayah Provinsi Papua  bahwa  pemerintah sudah menyetujui adanya penambahan kuota BBM subsidi untuk Tahun 2022.

“Setelah kemarin ada kenaikan harga jadi dari sisi kuota kalau kami versuskan dengan realisasi sampai di akhir September lalu untuk solar kita baru ada realisasi 72% dari kuota Provinsi Papua,  untuk pertalite 73% dari Kota Provinsi Papua,” Katanya.

Lanjutnya, jika di proyeksikan sampai dengan akhir tahun, sangat cukup jadi untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Papua jadi dengan adanya kondisi ini tidak perlu panik.

Baca Juga :  Harga Minyak Dunia Melemah Dipicu Kekhawatiran Kurangnya Permintaan

“Tidak perlu kuatir bahwa BBM kita mencukupi, yang perlu menjadi perhatian kita bahwa program subsidi tempat yang dijalankan oleh masyarakat pemerintah tetap berjalan, jadi artinya selain kuotanya tersedia kita juga perlu memastikan bahwa kota digunakan oleh pengguna,”Terangnya.

Diakuinya, menginfokan bahwa untuk BBM non subsidipun, Pertamina tentu mengikuti pergerakan harga pasar punya sehingga pada awal Oktober, pihaknya  menurunkan harga Pertamax di SPBU dari sebelumnya Rp 14.850 menjadi Rp 14.200 per liter jadi ada penurunan cukup besar.

Sementara Dexlite,  mengikuti harga pasar juga untuk bulan ini ada sedikit kenaikan dari sebelumnya sekitar Rp 17 ribaun bulan ini menjadi Rp 18 ribuan.

Baca Juga :  Pengiriman Barang Melalui JNE Kembali Normal

“Tapi tentu ini akan kami evaluasi terus harganya mengikuti perkembangan harga minyak dunia,”Pungkasnya. (ana/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya