Tuesday, April 30, 2024
31.7 C
Jayapura

Stadion Papua Bangkit Tidak Kalah dari GBK

RAMPUNG: Tampak kondisi Stadion Papua Bangkit di Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura yang pembangunannya sudah rampung 100 persen, Jumat (21/6). (FOTO : Erik/Cepos)

Rumput Standar FIFA, Punya 2 Lapangan dan Lintasan Atletik 

JAYAPURA-Sejak dibangun pada April 2017,  akhirnya Stadion Utama Papua Bangkit mencapai progres 100 persen. Stadion yang dibangun di atas tanah seluas 12,7 hektar itu akan menjadi venue pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020.

Projek Manajer PT PP Persero, Dwi Aji Wicaksono mengatakan bahwa stadion yang berada di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura itu kini siap digunakan untuk penyelanggaran PON XX 2020 atau event POPNAS XV 2019.

“Sampai dengan saat ini progres utama Stadion Papua Bangkit sudah mencapai 100 persen, dan stadion ini sudah sangat siap dengan baik,” ungkap Dwi Aji kepada awak media saat ditemui di area Stadion Papua Bangkit, Jumat (21/6) siang kemarin.

Dwi menuturkan bahwa stadion kebanggan masyarakat Papua itu merupakan stadion kedua terbesar di Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Meski menjadi yang terbesar kedua di tanah air, namun Stadion Papua Bangkit memiliki beberapa keunggulan ketimbang Stadion GBK.

“Keunggulan Stadion Papua Bangkit adalah punya dua lapangan bola. Satu lapangan utama dan satunya lapangan pemananasan. Stadion ini juga memiliki dua lintasan atletik. Lintasan di lapangan utama dan lintasan di lapangan pemanasaan,” jelasnya.

Lintasan atletik Stadion Papua Bangkit ini akan diverifikasi menjadi nomor satu yang berstandar Internasional Association of Athletics (IAAF).

Baca Juga :  Komandan Kompi Pos Ramil Gome Mulai Diproses Hukum

Sementara untuk segi lampu, stadion kebanggan masyarakat Papua itu menggunakan 199 lampu yang merupakan produk Eropa yang bisa diatur mengikuti musik, dengan kekuatan pencahayaan 1.800 lux.

“Untuk dua scoring board, kita juga datangkan dari Eropa. Rumputnya sendiri menggunakan rumput Zoysia Matella Linnmer yang juga sudah standar FIFA,” katanya.

Untuk sound sistem, stadion yang dibungun menggunakan anggarn APBD Papua ini, mengunakan 88 unit spekear yang didatangkan langsung dari Jepang. “Semua fasilitas yang kami gunakan di sini itu sudah teknologi tinggi,” bebernya.

Dwi juga menjelaskan bahwa stadion yang menghabiskan anggaran Rp 1,3 triliun itu sudah melengkapi fasilitas difabel. Termasuk fasilitas kursi. “Jadi total kursi Stadion itu 40.263 kursi yang terdiri dari 38.665 kelas reguler, VIP 1.100 kursi dan VVIP 498 kursi,” ucapnya.

Selama proses pembangunan kurang lebih 26 bulan, pihak PT. PP sebagai pihak kontraktor melibatkan sebanyak 1.100 tenaga kerja profesional termasuk beberapa tenaga kerja lokal.

“Pengerjaan kita kebut diawal. Pengerjaan pondasi kita kebut 24 jam dan alhamdulillah pekerjaan lancar. Kami juga melibatkan masyarakat setempat pada bidang security,” tambahnya.

Untuk pekerjaan khusus pada fasilitas lainnya seperti lampu, scoring board, sound sistem dan lintasan atletik, pihaknya melibatkan tenaga kerja asing. “Untuk lintasan kami panggil supervisi dari Jerman. begitu juga dan yang lainnya kami datangkan dari luar,” sambungnya.

Baca Juga :  Kuasa Hukum: Kondisi Lukas Masih Sakit, Kedua Kakinya Bengkak

Dirinya juga mengatakan bahwa meski sudah 100 persen. Pihaknya masih melakukan perawatan hingga akhir tahun 2019.

“Kami akan tetap komunikasi dan tetap support untuk persiapan PON nanti. Kami juga sudah melakukan pelatihan khusus bagi Disorda dalam perawatan rumput dan pelatihan fasilitas lainnya dalam bentuk perawatan. Sehingga pasca PON Stadion ini terus terawat,” bebernya.

Selain itu, Dwi juga berharap semua pihak bisa sama-sama menjaga Stadion itu. “Papua sudah punya stadion yang menurut kami ini sudah luar biasa, bahkan dari segi teknologi terbaru dan kami juga bangga bisa ikut membangun Papua,” ujarnya.

Sementara itu, Mentri Olahraga dan Pemuda RI, Imam Nahrawi memberikan apresiasi kepada Pemprov Papua yang sukses membangun stadion berstandar internasional.

“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua, dan saya melihat ini akan menjadi ikon olahraga baru di Indonesia setelah GBK. Karena berdasarkan standar tidak hanya standar nasional dan Asia tapi juga dunia,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan pencapaian progres 100 persen membuat Papua siap menggelar pembukaan dan penutupan di Stadion Papua Bangkit yang memiliki fasilitas tidak kalah dengan Stadion GBK.

Imam juga menyarankan pemerintah Papua untuk menyiapkan sedini mungkin lembaga pengelola pasca PON nantinya. (eri/nat)

RAMPUNG: Tampak kondisi Stadion Papua Bangkit di Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura yang pembangunannya sudah rampung 100 persen, Jumat (21/6). (FOTO : Erik/Cepos)

Rumput Standar FIFA, Punya 2 Lapangan dan Lintasan Atletik 

JAYAPURA-Sejak dibangun pada April 2017,  akhirnya Stadion Utama Papua Bangkit mencapai progres 100 persen. Stadion yang dibangun di atas tanah seluas 12,7 hektar itu akan menjadi venue pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020.

Projek Manajer PT PP Persero, Dwi Aji Wicaksono mengatakan bahwa stadion yang berada di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura itu kini siap digunakan untuk penyelanggaran PON XX 2020 atau event POPNAS XV 2019.

“Sampai dengan saat ini progres utama Stadion Papua Bangkit sudah mencapai 100 persen, dan stadion ini sudah sangat siap dengan baik,” ungkap Dwi Aji kepada awak media saat ditemui di area Stadion Papua Bangkit, Jumat (21/6) siang kemarin.

Dwi menuturkan bahwa stadion kebanggan masyarakat Papua itu merupakan stadion kedua terbesar di Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Meski menjadi yang terbesar kedua di tanah air, namun Stadion Papua Bangkit memiliki beberapa keunggulan ketimbang Stadion GBK.

“Keunggulan Stadion Papua Bangkit adalah punya dua lapangan bola. Satu lapangan utama dan satunya lapangan pemananasan. Stadion ini juga memiliki dua lintasan atletik. Lintasan di lapangan utama dan lintasan di lapangan pemanasaan,” jelasnya.

Lintasan atletik Stadion Papua Bangkit ini akan diverifikasi menjadi nomor satu yang berstandar Internasional Association of Athletics (IAAF).

Baca Juga :  Kuasa Hukum: Kondisi Lukas Masih Sakit, Kedua Kakinya Bengkak

Sementara untuk segi lampu, stadion kebanggan masyarakat Papua itu menggunakan 199 lampu yang merupakan produk Eropa yang bisa diatur mengikuti musik, dengan kekuatan pencahayaan 1.800 lux.

“Untuk dua scoring board, kita juga datangkan dari Eropa. Rumputnya sendiri menggunakan rumput Zoysia Matella Linnmer yang juga sudah standar FIFA,” katanya.

Untuk sound sistem, stadion yang dibungun menggunakan anggarn APBD Papua ini, mengunakan 88 unit spekear yang didatangkan langsung dari Jepang. “Semua fasilitas yang kami gunakan di sini itu sudah teknologi tinggi,” bebernya.

Dwi juga menjelaskan bahwa stadion yang menghabiskan anggaran Rp 1,3 triliun itu sudah melengkapi fasilitas difabel. Termasuk fasilitas kursi. “Jadi total kursi Stadion itu 40.263 kursi yang terdiri dari 38.665 kelas reguler, VIP 1.100 kursi dan VVIP 498 kursi,” ucapnya.

Selama proses pembangunan kurang lebih 26 bulan, pihak PT. PP sebagai pihak kontraktor melibatkan sebanyak 1.100 tenaga kerja profesional termasuk beberapa tenaga kerja lokal.

“Pengerjaan kita kebut diawal. Pengerjaan pondasi kita kebut 24 jam dan alhamdulillah pekerjaan lancar. Kami juga melibatkan masyarakat setempat pada bidang security,” tambahnya.

Untuk pekerjaan khusus pada fasilitas lainnya seperti lampu, scoring board, sound sistem dan lintasan atletik, pihaknya melibatkan tenaga kerja asing. “Untuk lintasan kami panggil supervisi dari Jerman. begitu juga dan yang lainnya kami datangkan dari luar,” sambungnya.

Baca Juga :  Tiga PJU Dipersiapkan Jadi LO Untuk Polda Baru

Dirinya juga mengatakan bahwa meski sudah 100 persen. Pihaknya masih melakukan perawatan hingga akhir tahun 2019.

“Kami akan tetap komunikasi dan tetap support untuk persiapan PON nanti. Kami juga sudah melakukan pelatihan khusus bagi Disorda dalam perawatan rumput dan pelatihan fasilitas lainnya dalam bentuk perawatan. Sehingga pasca PON Stadion ini terus terawat,” bebernya.

Selain itu, Dwi juga berharap semua pihak bisa sama-sama menjaga Stadion itu. “Papua sudah punya stadion yang menurut kami ini sudah luar biasa, bahkan dari segi teknologi terbaru dan kami juga bangga bisa ikut membangun Papua,” ujarnya.

Sementara itu, Mentri Olahraga dan Pemuda RI, Imam Nahrawi memberikan apresiasi kepada Pemprov Papua yang sukses membangun stadion berstandar internasional.

“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua, dan saya melihat ini akan menjadi ikon olahraga baru di Indonesia setelah GBK. Karena berdasarkan standar tidak hanya standar nasional dan Asia tapi juga dunia,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan pencapaian progres 100 persen membuat Papua siap menggelar pembukaan dan penutupan di Stadion Papua Bangkit yang memiliki fasilitas tidak kalah dengan Stadion GBK.

Imam juga menyarankan pemerintah Papua untuk menyiapkan sedini mungkin lembaga pengelola pasca PON nantinya. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya