Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Tak Terima Kematian Pasca Operasi, Keluarga Seruduk Rumah Sakit

JAYAPURA-RSUD Jayapura, Sabtu (16/4) kemarin mendadak ramai. Ini lantaran ada pihak keluarga tak terima ada pasien yang ditangani akhirnya meninggal pasca operasi. Sontak saja, dokter yang menangani pasien tersebut langsung diserbu keluarga pasien dan menganggap dokter ini lalai serta tak profesional. Mereka menuntut dokter ini diproses hukum.

“Kami sempat membawa pasien atas nama Riko ini dirujuk karena sakit tumor dan selama beberapa hari di RSUD Dok II ternyata ia tidak ditangani bahkan kami telepon – telepon dokternya malah dokternya datang dengan marah – marah,” beber Roni Elopere, keluarga pasien sesaat setelah melakukan protes ke pihak rumah sakit dan dokter, Sabtu (16/4).

Ia menjelaskan bahwa pasien Riko ini dirujuk sejak tanggal 9 April namun baru ditangani dokter pada tanggal 16 April. Itupun menurutnya setelah didesak, ditelepon oleh suster.

Baca Juga :  Pembela HAM Desak Kapolda Sebutkan Nama Pihak Ketiga Dibalik Penyanderaan Pilot

“Dokter ini sempat marah suster namun suster menyatakan bukan ranahnya. Lalu dalam tindakan pihak keluarga sempat mendengar pernyataan bahwa dokter tidak melakukan tindakan operasi akan tetapi nyatanya ada bekas sayatan yang cukup lebar di sebelah sayatan pertama dan kami yakin itu tindakan operasi,” ujarnya Roni.

Tak hanya itu menurut Elopere tulang rusuk pasien juga ada yang patah. “Jadi awalnya kami tanyakan ke dokternya dan dikatakan tidak dilakukan operasi tapi nyatanya ada luka bekas operasi dan akhirnya dokternya mengaku sempat melakukan operasi makanya itu yang membuat kami emosi. Kami curiga ada mal praktek yang dilakukan sehingga direktur rumah sakit untuk mengecek dokter ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Jika Menunggu, Puluhan Pasien Bisa Mati

Tak hanya tindakan medis yang diambil, Roni juga menyinggung terkait ketersediaan stok darah. “Setahu kami kalau stok darah tersedia barulah dilakukan operasi. Nah ini stok tidak ada tapi dokter tetap melakukan operasi. Lainnya adalah sebelum dilakukan operasi, trombosit pasien juga lemah tapi dipaksakan dilakukan tindakan operasi padahal seharusnya ini dinormalkan dulu. Kami punya catatan semuanya,” bebernya.

Ia mempersilakan dokter dan rumah sakit berargumen tapi pihaknya akan tetap mengajukan gugatan hukum. “Ada polisi yang mendengar pengakuan pertama yang menyampaikan tidak operasi namun akhirnya mengaku melakukan operasi jadi kami tidak terima dengan hal ini,” tutupnya. (ade/fia/nat)

 

JAYAPURA-RSUD Jayapura, Sabtu (16/4) kemarin mendadak ramai. Ini lantaran ada pihak keluarga tak terima ada pasien yang ditangani akhirnya meninggal pasca operasi. Sontak saja, dokter yang menangani pasien tersebut langsung diserbu keluarga pasien dan menganggap dokter ini lalai serta tak profesional. Mereka menuntut dokter ini diproses hukum.

“Kami sempat membawa pasien atas nama Riko ini dirujuk karena sakit tumor dan selama beberapa hari di RSUD Dok II ternyata ia tidak ditangani bahkan kami telepon – telepon dokternya malah dokternya datang dengan marah – marah,” beber Roni Elopere, keluarga pasien sesaat setelah melakukan protes ke pihak rumah sakit dan dokter, Sabtu (16/4).

Ia menjelaskan bahwa pasien Riko ini dirujuk sejak tanggal 9 April namun baru ditangani dokter pada tanggal 16 April. Itupun menurutnya setelah didesak, ditelepon oleh suster.

Baca Juga :  CPNS Jika Tak Transparan Konflik Terus Terjadi

“Dokter ini sempat marah suster namun suster menyatakan bukan ranahnya. Lalu dalam tindakan pihak keluarga sempat mendengar pernyataan bahwa dokter tidak melakukan tindakan operasi akan tetapi nyatanya ada bekas sayatan yang cukup lebar di sebelah sayatan pertama dan kami yakin itu tindakan operasi,” ujarnya Roni.

Tak hanya itu menurut Elopere tulang rusuk pasien juga ada yang patah. “Jadi awalnya kami tanyakan ke dokternya dan dikatakan tidak dilakukan operasi tapi nyatanya ada luka bekas operasi dan akhirnya dokternya mengaku sempat melakukan operasi makanya itu yang membuat kami emosi. Kami curiga ada mal praktek yang dilakukan sehingga direktur rumah sakit untuk mengecek dokter ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Persipura Bermarkas di Stadion Lukas Enembe

Tak hanya tindakan medis yang diambil, Roni juga menyinggung terkait ketersediaan stok darah. “Setahu kami kalau stok darah tersedia barulah dilakukan operasi. Nah ini stok tidak ada tapi dokter tetap melakukan operasi. Lainnya adalah sebelum dilakukan operasi, trombosit pasien juga lemah tapi dipaksakan dilakukan tindakan operasi padahal seharusnya ini dinormalkan dulu. Kami punya catatan semuanya,” bebernya.

Ia mempersilakan dokter dan rumah sakit berargumen tapi pihaknya akan tetap mengajukan gugatan hukum. “Ada polisi yang mendengar pengakuan pertama yang menyampaikan tidak operasi namun akhirnya mengaku melakukan operasi jadi kami tidak terima dengan hal ini,” tutupnya. (ade/fia/nat)

 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya