Tuesday, December 24, 2024
27.7 C
Jayapura

Tidak Maksimal, Bidan Pustu Kampung Kondo Minta Ditarik 

Robert Mahuze dan Dominga Basik-Basik, warga Kampung Kondo, Distrik Naukenjerai, Kabupaten Merauke. ( foto: Narun for Cepos)

MERAUKE– Pelayanan yang diberikan oleh bidan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Kondo, Distrik Naukenjerai, Merauke, dikeluhkan oleh warga setempat.  Robert Mahuze dan Domingga Basik-Basik, warga Kondo saat ditemui di Merauke, meminta agar bidan yang sudah bertugas selama kurang lebih 3 bulan di Puskesmas Pembantu Kampung Kondo segera ditarik.

Alasannya, bidan yang ditugaskan sekarang di Kampung Kondo meminta imbalan dibawakan atap daun jika  masyarakat datang berobat kepada yang bersangkutan. ‘’Kalau tidak membawa atap daun, tidak dilayani,’’ katanya.

Atap daun tersebut, lanjut dia akan digunakan  yang bersangkutan untuk buat kios di Kondo. Hal sama disampaikan Domingga Basik-Basik  yang merupakan kader pembantu Pustu Kondo mengaku, bidan yang bersangkutan kurang menghargai pasien dan masyarakat.

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan di Bupul Masih Buron

Menurutnya, jika ada masyarakat yang datang berobat malam, bidan yang bersangkutan marah-marah, kenapa malam baru datang berobat. ‘’Dia suruh kita makan obat daun-daunan dulu. Padahal Pustu sebenarnya bisa buka 1 x 24 jam,’’ jelasnya. 

Domingga menjelaskan, pelayanan yang diberikan sangat berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh mantri sebelumnya yang sudah dipindahkan dari Kondo. (ulo/tho)    

Robert Mahuze dan Dominga Basik-Basik, warga Kampung Kondo, Distrik Naukenjerai, Kabupaten Merauke. ( foto: Narun for Cepos)

MERAUKE– Pelayanan yang diberikan oleh bidan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Kondo, Distrik Naukenjerai, Merauke, dikeluhkan oleh warga setempat.  Robert Mahuze dan Domingga Basik-Basik, warga Kondo saat ditemui di Merauke, meminta agar bidan yang sudah bertugas selama kurang lebih 3 bulan di Puskesmas Pembantu Kampung Kondo segera ditarik.

Alasannya, bidan yang ditugaskan sekarang di Kampung Kondo meminta imbalan dibawakan atap daun jika  masyarakat datang berobat kepada yang bersangkutan. ‘’Kalau tidak membawa atap daun, tidak dilayani,’’ katanya.

Atap daun tersebut, lanjut dia akan digunakan  yang bersangkutan untuk buat kios di Kondo. Hal sama disampaikan Domingga Basik-Basik  yang merupakan kader pembantu Pustu Kondo mengaku, bidan yang bersangkutan kurang menghargai pasien dan masyarakat.

Baca Juga :  Kanwil Hukum dan HAM Papua Akan Turunkan Tim ke Merauke

Menurutnya, jika ada masyarakat yang datang berobat malam, bidan yang bersangkutan marah-marah, kenapa malam baru datang berobat. ‘’Dia suruh kita makan obat daun-daunan dulu. Padahal Pustu sebenarnya bisa buka 1 x 24 jam,’’ jelasnya. 

Domingga menjelaskan, pelayanan yang diberikan sangat berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh mantri sebelumnya yang sudah dipindahkan dari Kondo. (ulo/tho)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya