JAYAPURA-Kepergian Kepala Badan Intelejen Nasional (Kabinda) Papua, Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon pada 14 Februari kemarin membuat kaget publik di Papua. Bagaimana tidak, sebelum dinyatakan meninggal, mantan Dandim Jayapura ini masih sempat makan di Rumah Makan Horeg Sentani kemudian dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung.
Almarhum sendiri ternyata memiliki catatan khusus dari Gubernur Papua, Lukas Enembe dan orang nomor 1 di Papua ini ikut merasakan duka yang mendalam.
Dalam press rilis yang disampaikan Juru Bicara Bubernur, Muhammad Rivai Darus dikatakan bahwa Gubernur Enembe mendengar kabar duka ini pada pukul 18.30 WIT dengan kronologis terkena serangan jantung pada pukul 17.40 WIT di sebuah rumah makan di Sentani.
Almarhum sempat dilakukan penanganan medis dengan dilarikan ke RS Dian Harapan dan akhirnya pada pukul 18.12.WIT dinyatakan menggal dunia oleh dokter.
Rivai menuturkan bahwa diketahui bersama bahwa almarhum merupakan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Papua yang telah menjabat sejak tahun 2017-2020 dan kemudian mendapatkan tugas kembali untuk memimpin BIN Papua pada tahun 2021 yang lalu.
“Semasa bertugas di Papua, bapak Gubernur Lukas Enembe senantiasa memperhatikan sosoknya dan mengatakan bahwa almarhum adalah perwira tinggi TNI yang sudah mengenal tanah Papua sangat dalam. Sebelum menjadi Kabinda Papua, almarhum telah mendapatkan banyak penugasan di tanah Papua. Bahkan gubernur menyampaikan bahwa bhakti almarhum sangat dalam bagi bumi Cenderawasih,” ujar Rivai membacakan penyampaian Gubernur Enembe di Ruko Dok II Jayapura, Selasa (15/2).
Dari kepergian Mayjen AH Napoleon ini, Gubernur Enembe mengatasnamakan seluruh masyarakat Papua mengucapkan rasa duka cita yang mendalam serta ucapan terima kasih yang dalam atas jasa dan pengabdian Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon.
“Tidak terhitung jumlah hari yang telah dihibahkan oleh Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon untuk keamanan Provinsi Papua semasa hidupnya. Ia adalah sosok yang kita semua hormati, semoga tempat terbaik diberikan Tuhan kepadanya,” ujar Lukas.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa, S.E., M.M., memimpin upacara pengantaran jenazah Kepala Badan Intelijen Nasional (Kabinda) Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon berlangsung di Lanud Silas Papare Sentani, Jayapura, Selasa (15/2).
“Pangdam XVII/Cenderawasih beserta seluruh Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat turut berduka cita atas wafatnya Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon Kabinda Papua. Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT,” kata Pangdam melalui Kapendam XVII/Cenderawasih, Kol Inf Aqsha Erlangga SH. MH dalam press rilisnya.
Jenazah almarhum Kabinda diantarkan ke pesawat Garuda GA 657 untuk diterbangkan menuju Jakarta. “Almarhum Kabinda Papua akan dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di Jakarta,” tutup Kapendam.
Sementara itu, terkait informasi yang beredar mengenai rumah makan tempat almarhum Kabinda AH Napoleon mengalami serangan jantung yang disebutkan di Rumah Makan Horex, Sentani Jayapura, Kabinda Papua, Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon mengalami serangan jantung, mendapat klarifikasi dari Corporate Director of Marketing & Communications-Horison Hotels Group, Ratu Patimasang.
Dalam siaran persnya yang diterima Cenderawasih Pos, Selasa (15/2), Ratu Patimasang menyebutkan bahwa terkait pemberitaan pada media cetak maupun elektronik perihal meninggalnya Kabinda Papua,
Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon, GM Cluster untuk Horison Jayapura dan Horison Kotaraja, Eddy
Soenarno, menyampaikan kabar duka tersebut kepada GM Horison Express (Horex) Sentani,
Hartanto.
Setelah mendapat kabar duka tersebut, Hartanto bersama dengan satu orang security mengunjungi
Rumah Makan HOREG Sentani. “Tujuannya untuk mendapatkan informasi langsung dari rumah
makan tersebut. Di sana, bertemu dengan supervisor (level tertinggi yang sedang bertugas),
bapak Nedi. Beliau menginformasikan bahwa benar, lokasi kejadian meninggalnya Kabinda
Papua adalah di Rumah Makan HOREG, ruang VIP. Bapak Nedi menunjukkan ruang VIP tersebut
tanpa ada perubahan sama sekali, karena pihak intel juga melakukan investigasi,” jelasnya.
Dari informasi yang diperoleh dari pihak RM Horeg, Ratu Patimasang menyampaikan bahwa lokasi kejadian yang benar tempat almarhum Kabinda Papua mendapat serangan jantung sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit, adalah di Rumah Makan Horeg Sentani, bukan Rumah Makan Horex Sentani. “Alamat Horex Sentani yaitu di Jalan Raya Kemiri No.79, Sentani Kota, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Sedangkan
RM Horeg di Jalan a Hawaii, Sentani Kota, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua,” tutupnya. (ade/nat)