SENTANI– Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang mengakui, pemberian vaksin Covid-19 terhadap anak-anak usia 6 sampai 11 tahun yang selama ini digencarkan oleh pemerintah masih menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan ini muncul ketika vaksin Covid-19 ini diberikan pada usia anak-anak. Sementara dari jumlah kasus yang ditemukan sejauh ini, anak-anak yang terpapar Covid-19 relatif sedikit. Untuk Kabupaten Jayapura misalnya, dari 3000-an kasus, yang terdata hanya 6% diantaranya terpapar pada anak-anak. Itupun masih pada level bisa ditangani. Artinya tidak ada anak- anak yang terpapar Covid-19 dan meninggal dunia.
“Dari jumlah kasus secara kumulatif di Kabupaten Jayapura untuk anak-anak memang jumlahnya sangat sedikit dan tidak ada anak-anak yang meninggal dunia akibat Covid-19” kata Edward Sihotang, ketika ditanya wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Rabu (19/1) kemarin.
Lanjutnya, pemberian vaksin covid-19 bagi anak-anak usia 6 sampai 11 tahun itu penting. Pertama hal itu ada kaitannya dengan rendahnya capaian vaksin Covid-19 terhadap usia rentan dan juga lansia di Kabupaten Jayapura. Dengan diberikan vaksin Covid-19 pada anak-anak, maka bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Di mana dikhawatirkan anak-anak justru akan menjadi rantai atau perantara penyebaran Covid-19 dari luar ke rumah.
“Misalnya dia di sekolah ketika dia tidak divaksin pasti dia akan terpapar Covid-19. Kalaupun daya tahan tubuh si anak ini bagus, sudah pasti akan terpapar ke orang lain yang sifatnya jauh lebih rentan terpapar Covid-19 seperti lansia,”jelasnya.
Diakuinya, saat ini ada banyak orangtua yang belum mengizinkan anaknya untuk divaksin Covid-19. Pihaknya menyadari memang perlu terus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, dalam hal ini orang tua mengenai manfaat dan tujuan vaksin Covid-19 .
Dia menambahkan, target capaian anak-anak yang harus divaksin di Kabupaten Jayapura sebanyak 20 2470. Sejauh ini sudah ada sekitar 700 anak-anak yang sudah divaksin Covid-19 atau lebih dari 2%.
“Sejauh ini kita melakukan komunikasi ke dinas pendidikan. Ada kebijakan di setiap sekolah mewajibkan anak-anak untuk divaksin sebelum melaksanakan tatap muka 100″ tambahnya. (roy/ary)