
MERAUKE – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Merauke menemukan sejumlah persoalan krusial pada pelaksanaan Pemilu 17 April 2019 lalu. Persoalan krusial yang ditemukan pada pemilu lalu itu, terungkap dalam evaluasi yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Merauke dengan 20 Pengawas dan Sekretariat Distrik di swiss belHotel Merauke, Senin (29/4).
“Dari evaluasi yang sedang berjalan ini, kita telah menemukan sejumlah hal krusial pada pelaksanaan pemilu yang berlangsung 17 April lalu,’’ kata Devisi Penanganan dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kabupaten Merauke Agustinus Mahuze, S.Pd, kepada media ini disela-sela evaluasi tersebut, Senin (29/4).
Menurut dia, evaluasi yang dilakukan tersebut mulai dari tahap kampanye, masa tenang, distribusi logistik, pungut hitung sampai kembalinya logistik pemilu itu ke kabupaten.
‘’Sekali lagi, memang ada hal-hal yang menjadi krusial kami sebagai penyelengara pengawasan maupun pihak KPU sebagai penyelenggara tehnis. Namun hal-hal yang subtansi itu akan menjadi bagian secara formal akan kami sampaikan nanti kepada KPU sehingga mereka punya platform perbaikan-perbaikan dan instrumen tata laksananya,’’ jelasnya.
Salah salah satunya, ungkap Mahuze, menyangkut distribusi C1 plano. Sebelum dilakukan distribusi, mestinya dilakukan pengecekan ulang, sehingga tidak terjadi kekurangan. Selain itu, lanjut dia, persoalan mendasar lainnya adalah SDM atau petugas di lapangan. ‘’Itu menjadi tanggungjawab moral kita untuk selalu memperbaiki pegawas TPD dan KPPS,’’ terangnya.
Terkait dengan masalah pemilu serentak 2019 yang rumit dan kompleks, menurut Agustinus Mahuze, sudah menjadi masukan secara kelembagaan untuk nantinya disampaikan ke tingkat nasional, sehingga para pengambil kebijakan dapat menjadi pemilu yang telah berlangsung tersebut sebagai rujukan perubahan agar pemilu mendatang lebih baik melalui perubahan regulasi pemilu yang ada sekarang.
“Karena kita tahu bahwa dengan pemilu yang ada sekarang, banyak petugas yang kelelahan sehingga sakit, bahkan sampai meninggal. Karena memang pemilu serentak ini begitu kompleks dan rumit, sehingga harus disempurnakan untuk lebih baik,” tandasnya. (ulo/tri)