
MERAUKE- Sesuai rencana, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Merauke menggelar debat publik tiga pasangan calon bupati Merauke tahun 2020 di Swiss belhotel, Merauke. Hanya sayangnya, dengan alasan protokoler kesehatan, hanya wartawan tertentu saja yang diperkenankan masuk ke dalam ruangan debat yang digelar Jumat (30/10) sekitar pukul 19.00 WIT tersebut.
Ketua KPU Kabupaten Merauke Theresia Mahuze, SH mengharapkan dengan digelarnya debat publik pertama dari rencana 3 kali debat tersebut, masyarakat Merauke dapat menjadikan hasil debat tersebut sebagai referensi dalam menentukan pilihannya pada 9 Desember mendatang.
Debat publik yang dipandu Yakobus Resubun, S.Sos tersebut menampilkan 4 panelis dimana 2 panelis merupakan dosen Universitas Cenderawasih, satu dosesn dari Universitas Musamus dan satu orang dari LSM mengambil tema terwujudnya tata kelola pemerintahan Kabupaten Merauke yang baik dan bersih (good governance) dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Debat publik dimulai dari penyampaian visi misi dari masing-masing kandidat dengan durasi waktu yang ditentukan masing-masing 3 menit, yang diawali dari Paslon nomor urut pertama Henderikus Mahuze-Edi Santosa, kemudian dilanjutkan paslon nomor urut 2 Heribertus Silubun-Bambang Setiaji dan terakhir Paslon Romanus Mbaraka-Ridwuan.
Pasangan Hendrikus Mahuze-Edi Santosa dalam visi misinya mengatakan, akan menetapkan anggaran yang berpihak kepada masyarakat. Selain itu akan meningkatkan kerja sama yang efektif lagi dengan pemerintah atasan, merangkul seluruh pihak swasta dalam berkontribusi menyelesaikan persoalan yang ada di Kabupaten Merauke.
“Dari semua gagasan yang ada itu, kami tuangkan dalam visi misi yaitu Merauke baru yang sejahtera bermartabat dan maju berlandaskan semangat bela dan beli,’’ katanya.
Sementara itu paslon nomor urut 2 Heribertus Silubun-Bambang Setiaji menyampaikan visi misi. Visi yakni terwujudnya Kabupaten Merauke yang maju, mandiri dan berkarakter dengan berbasis potensi lokal yang dijabarkan dalam 7 misi yakni meningkatkan SDM yang bersaing, mempercepat pemerataan infrastruktur untuk menumbuhkembangkan ekonomi di kampung atau milaf serta membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal dengan memperhatikan lingkungan.
Sedangkan Paslon Romanus Mbaraka-Riduwan mengatakan jika Merauke hari ini banyak yang susah. ‘’Fakta menunjukan, beras tidak bisa jual, pupuk tidak bisa laku. Tiket mahal. Anggaran 2,4 triliun, belum sampai ke seluruh rakyat yang mendiami negeri,’’ katanya.
Menurut dia, anak sekolah banyak yang pulang bahkan anak-anak yang pernah dikirim ke Jerman sudah balik dan punya anak. ‘’Infrastruktur hampir rusak di seluruh tempat. Bapak ibu mari kita bangkit. Romanus-Riduwan dengan konsep Merauke bangkit, negeri ini harus kita perbaiki. Jangan kita tertinggal dengan yang lainnya. Ini fakta Merauke hari ini,’’ ujarnya. Jika terpilih, tambah dia, akan bertekad membangun di 179 kampung, 11 kelurahan dan 20 distrik.
Dari 3 Paslon yang menyampaikan visi misi tersebut dinilai cukup bagus. Hanya yang sempat mengganggu adalah selingan iklan ajakan dalam bentuk tarian yang ditampilkan dalam debat tersebut yang cukup panjang. Lebih panjang dari waktu setiap paslon menyampaikan visi misi mereka. ‘’Harus diperbaiki oleh KPU, jangan sampai iklannya lebih panjang dari pada durasi penyampaian visi misi dari setiap paslon. Kalau perlu dibuat dalam bentuk bincang-bincang yang lebih santai dari ketiga paslon tersebut,’’ kata seorang warga Merauke memberikan masukan ke KPU Merauke. (ulo/tri)