
MERAUKE-Asosiasi Mitra Tani dan Nelayan (MTN) Kabupaten Meruake menemui Asisten Bidang Pemerintahan Umum Kabupaten Merauke Yacobus Duwiri, SE, M.Si terkait dengan berbagai permasalahan yang dialami para petani sekarang ini.
Ketua Asosiasi MTN Kabupaten Merauke Budi Rohadi kepada media ini seusia menemui Asisten III Sekda Kabupaten Merauke tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya menemui pemerintah Kabupaten Merauke tersebut untuk menyampaikan berbagai keluhan yang tengah dialami oleh petani saat ini.
“Kami sampaikan berbagai keluhan yang dialami petani sekarang ini untuk bagaimana ada jalan keluarnya,” kata Budi Rohadi.
Keluhan itu, jelas Budi Rohadi pertama menyangkut hasil panen dan masalah pemasaran dari hasil panen yang tidak maksimal tersebut. Lalu tekanan yang cukup krusial dialami oleh para petani tersebut, jelas Budi Rohadi terkait dengan masalah kredit perbankan.
“Sebenarnya petani itu bukan tidak mau bayar kredit perbankan. Tapi, karena petani kita ini mengalami masalah pemasaran. Nah, mereka mau bayar pakai apa kalau hasil panen mereka yang belum terjual?” ujarnya. “Kami ingin ada solusi atau jalan keluar yang diberikan pemerintah daerah sehingga para petani ini bisa keluar dari tekanan itu dan dapat hidup tenang,’’ lanjutnya.
Budi Rohadi menjelaskan bahwa pertemuan dengan perbankan sudah dilakukan. Dari sisi aturan, ada kebijakan keringanan yang diberikan perbankan kepada para petani di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Namun pelaksanaan di lapangan, kata Budi Rohadi, tidak sesuai dengan kebijakan dibalik belakang meja tersebut.
“Karena mereka terus ditekan. Jadi petani ini mau lari dan mengadu kemana kalau bukan ke pemerintah. Mungkin pemerintah bisa memberikan solusi dan jalan terbaik. Ya harapannya, perbankan bisa memahami hal itu,” jelasnya.
Kredit yang diberikan perbankan kepada petani tersebut, jelas Budi Rohadi sudah sangat bagus membantu memberi modal kepada petani. “Namun ujung tombaknya itu hasil panen. Persoalan sekarang masalah pemasaran. Mungkin dari perbankan bisa bantu dari sisi pemasaran sehingga terjadi kemitraan. Karena petani ujung tombaknya beras. Kalau beras tidak terjual maka akan alami kesulitan seperti sekarang,” pungkasnya. (ulo/tri)