Merasa Dicemarkan di Medsos, Kepsek SMA YPK Lapor Polisi
Kepsek SMA YPK Merauke Soleman Jambormias, SPd , M.Pd saat mendatangi SPKT Polres Merauke dan membuat laporan secara resmi terkait dengan dugaan pencemaran nama baiknya di media sosial, Selasa (23/6). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Kepala SMA YPK Merauke Soleman Jambormias, S.Pd, M.Pd, melaporkan seorang warga Kota Jayapura berinisial AW ke Polres Merauke atas postingannya di media sosial tepatnya di Info Kejadian Kota Merauke (IKKM). Laporan tersebut dibuat Soleman Jambormias dengan mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Selasa (23/6) sekitar pukul 12.30 WIT.
Kepada wartawan sebelum membuat laporan resmi, Soleman Jambormias mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan oleh AW di IKKM yang menyebut kepala sekolah SMA YPK Merauke melakukan pungli dan menipu masyarakat Merauke yang terdampak Covid-19 di Kota Jayapura adalah tidak benar.
“Saya mau katakana bahwa tidak ada seorangpun yang memberikan uang kepada saya. Dan tidak ada pemberitahuan dari saya kepada siapapun bahwa kirim uang ke rekening saya dan belum ada seorangpun yang memberikan uang kepada saya,’’ katanya.
Yang benar, lanjut Soleman Jambormias bahwa pihaknya kumpul di Bandara Sentani sekitar 60 orang. Kemudian pihaknya koordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini wakil bupati dan koordinasi dengan pihak maskapai. ‘’Kemudian maskapai sampaikan bahwa siapkan saja uang sekitar Rp 750.000. Maka kami sampaikan kepada masyarakat bahwa Rp 750.000 itu untuk uang tiket,” jelasnya.
Sementara soal rapid test, jelas Soleman Jembormias, dirinya berkoordinasi dengan anggota DPRP Papua Dapil Merauke Ibu Fauzun Nihayah kemudian berbicara dengan Tim Covid Papua, sehingga pihaknya mengikuti rapid test tersebut secara gratis. “Jadi saya mau meluruskan bahwa sampai detik ini saya belum pernah menerima uang satu sen dari yang terdampak Covid di Kota dan Kabupaten Jayapura,’’ terangnya.
Soleman Jambormias menjelaskan bahwa rencana Rp 750 ribu tersebut adalah untuk membayar tiket persawat yang penting saat itu bisa balik ke Merauke. “Tapi, karena keadaan ini membuat Sriwijaya tidak berani terbang. Akhirnya koordinasi kami dengan pak wakil tidak jalan. Sehingga kalau ada oknum-oknum tertentu menggunakan kesempatan ini dan menyatakan bahwa mengangkat nama saya apalagi di dalamnya menyangkut nama yayasan YPK, saya pikir itu terlalu picik. Karena kerinduan kami semua yang terdampak Covid-19 di Jayapura yang terjebak hampir 3-4 bulan punya group khusus. Kami mau sampaikan bahwa kami punya group duluan sebelum ada tim pemulangan yang dibentuk pak bupati di Kota Jayapura,’’ pungkasnya. (ulo/tri)
Kepsek SMA YPK Merauke Soleman Jambormias, SPd , M.Pd saat mendatangi SPKT Polres Merauke dan membuat laporan secara resmi terkait dengan dugaan pencemaran nama baiknya di media sosial, Selasa (23/6). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Kepala SMA YPK Merauke Soleman Jambormias, S.Pd, M.Pd, melaporkan seorang warga Kota Jayapura berinisial AW ke Polres Merauke atas postingannya di media sosial tepatnya di Info Kejadian Kota Merauke (IKKM). Laporan tersebut dibuat Soleman Jambormias dengan mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Selasa (23/6) sekitar pukul 12.30 WIT.
Kepada wartawan sebelum membuat laporan resmi, Soleman Jambormias mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan oleh AW di IKKM yang menyebut kepala sekolah SMA YPK Merauke melakukan pungli dan menipu masyarakat Merauke yang terdampak Covid-19 di Kota Jayapura adalah tidak benar.
“Saya mau katakana bahwa tidak ada seorangpun yang memberikan uang kepada saya. Dan tidak ada pemberitahuan dari saya kepada siapapun bahwa kirim uang ke rekening saya dan belum ada seorangpun yang memberikan uang kepada saya,’’ katanya.
Yang benar, lanjut Soleman Jambormias bahwa pihaknya kumpul di Bandara Sentani sekitar 60 orang. Kemudian pihaknya koordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini wakil bupati dan koordinasi dengan pihak maskapai. ‘’Kemudian maskapai sampaikan bahwa siapkan saja uang sekitar Rp 750.000. Maka kami sampaikan kepada masyarakat bahwa Rp 750.000 itu untuk uang tiket,” jelasnya.
Sementara soal rapid test, jelas Soleman Jembormias, dirinya berkoordinasi dengan anggota DPRP Papua Dapil Merauke Ibu Fauzun Nihayah kemudian berbicara dengan Tim Covid Papua, sehingga pihaknya mengikuti rapid test tersebut secara gratis. “Jadi saya mau meluruskan bahwa sampai detik ini saya belum pernah menerima uang satu sen dari yang terdampak Covid di Kota dan Kabupaten Jayapura,’’ terangnya.
Soleman Jambormias menjelaskan bahwa rencana Rp 750 ribu tersebut adalah untuk membayar tiket persawat yang penting saat itu bisa balik ke Merauke. “Tapi, karena keadaan ini membuat Sriwijaya tidak berani terbang. Akhirnya koordinasi kami dengan pak wakil tidak jalan. Sehingga kalau ada oknum-oknum tertentu menggunakan kesempatan ini dan menyatakan bahwa mengangkat nama saya apalagi di dalamnya menyangkut nama yayasan YPK, saya pikir itu terlalu picik. Karena kerinduan kami semua yang terdampak Covid-19 di Jayapura yang terjebak hampir 3-4 bulan punya group khusus. Kami mau sampaikan bahwa kami punya group duluan sebelum ada tim pemulangan yang dibentuk pak bupati di Kota Jayapura,’’ pungkasnya. (ulo/tri)