Datangkan 100 Ton, Masyarakat Antre Beli Gula Pasir Bulog
MERAUKE- Harga gula pasir yang ditawarkan oleh Perum Bulog Merauke yang relatif murah dibandingkan dengan harga gula di pasaran sekarang membuat masyarakat antre untuk membelinya. Antrean warga tersebut terlihat di pasar Wamanggu Merauke, Kamis (28/5).
Setiap pembeli dibatasi hanya bisa membeli 4 kg dengan harga Rp 50.000. Kepala Perum Bulog Merauke Djabiruddin ketika ditemui media ini mengungkapkan, bahwa total gula yang didatangkan tahap pertama tersebut sebanyak 100 ton. ‘’Untuk tahap pertama, kami datangkan 100 ton dan dalam waktu dekat ini akan menyusul lagi 50 ton,’’ kata Djabirruddin.
Total permintaan ke pusat, kata Djabiruddin sebanyak 500 ton. Dikatakan, harga perkilonya sebesar Rp 12.500 dan setiap pembeli dibatasi hanya sampai 4 kg, tujuannya agar masyarakat lainnya bisa mendapatkan dengan harga gula Rp 12.500. ‘’Tujuan utama kita adalah untuk menstabilkan harga kembali yang sempat menyentuh sampai Rp 22.000 perkilonya,’’ kata Djabiruddin.
Dikatakan, tempat penjualan gula pasir Bulog tersebut selain di kantor Bulog Merauke, juga oleh mitra Bulog di pasar Wamanggu Merauke, Gudang Bulog Yasa Mulia Tanah Miring dan Gudang Bulog Kurik. “Tentunya dengan sejumlah mitra kita dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp 12.500 perkilonya,” jelasnya.
Ditanya lebih lanjut apakah gula pasir yang didatangkan ini kemungkinan akan didroping ke Boven Digoel? Djabiruddin menjelaskan bahwa nanti pihaknya akan lihat. Pasalnya, jika di drop ke Boven Digoel kemungkinan ada tambahan biaya transportasi. ‘’Kecuali pemerintah daerah setempat menanggung biaya angkut dari sini,’’ jelasnya.
Sementra itu, Kaunit Pidana Khusus Reserse Kriminal Aipda Robby Pasangka yang datang memantau langsung penjualan gula pasir bulog di Pasar Wamanggu Merauke mengaku pihaknya memastikan apakah ada perbedaan harga antara penjualan bulog dengan harga pasaran. ‘’Dari hasil pemantauan kami bahwa harga Buloh jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran yang sekarang masih Rp 17.000 perkilonya,’’ katanya. Robby Pasangka menambahkan, harga gula yang sempat naik menjadi Rp 22.000 perkilo tersebut karena masalah armada kapal saat adanya lockdown. (ulo)
MERAUKE- Harga gula pasir yang ditawarkan oleh Perum Bulog Merauke yang relatif murah dibandingkan dengan harga gula di pasaran sekarang membuat masyarakat antre untuk membelinya. Antrean warga tersebut terlihat di pasar Wamanggu Merauke, Kamis (28/5).
Setiap pembeli dibatasi hanya bisa membeli 4 kg dengan harga Rp 50.000. Kepala Perum Bulog Merauke Djabiruddin ketika ditemui media ini mengungkapkan, bahwa total gula yang didatangkan tahap pertama tersebut sebanyak 100 ton. ‘’Untuk tahap pertama, kami datangkan 100 ton dan dalam waktu dekat ini akan menyusul lagi 50 ton,’’ kata Djabirruddin.
Total permintaan ke pusat, kata Djabiruddin sebanyak 500 ton. Dikatakan, harga perkilonya sebesar Rp 12.500 dan setiap pembeli dibatasi hanya sampai 4 kg, tujuannya agar masyarakat lainnya bisa mendapatkan dengan harga gula Rp 12.500. ‘’Tujuan utama kita adalah untuk menstabilkan harga kembali yang sempat menyentuh sampai Rp 22.000 perkilonya,’’ kata Djabiruddin.
Dikatakan, tempat penjualan gula pasir Bulog tersebut selain di kantor Bulog Merauke, juga oleh mitra Bulog di pasar Wamanggu Merauke, Gudang Bulog Yasa Mulia Tanah Miring dan Gudang Bulog Kurik. “Tentunya dengan sejumlah mitra kita dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp 12.500 perkilonya,” jelasnya.
Ditanya lebih lanjut apakah gula pasir yang didatangkan ini kemungkinan akan didroping ke Boven Digoel? Djabiruddin menjelaskan bahwa nanti pihaknya akan lihat. Pasalnya, jika di drop ke Boven Digoel kemungkinan ada tambahan biaya transportasi. ‘’Kecuali pemerintah daerah setempat menanggung biaya angkut dari sini,’’ jelasnya.
Sementra itu, Kaunit Pidana Khusus Reserse Kriminal Aipda Robby Pasangka yang datang memantau langsung penjualan gula pasir bulog di Pasar Wamanggu Merauke mengaku pihaknya memastikan apakah ada perbedaan harga antara penjualan bulog dengan harga pasaran. ‘’Dari hasil pemantauan kami bahwa harga Buloh jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran yang sekarang masih Rp 17.000 perkilonya,’’ katanya. Robby Pasangka menambahkan, harga gula yang sempat naik menjadi Rp 22.000 perkilo tersebut karena masalah armada kapal saat adanya lockdown. (ulo)