Para Sopir dan kenek angkutan logistik ke Boven Digoel saat mengurus surat sehat di Puskesmas Mopah Baru, kemarin. (FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Surat sehat yang ditawarkan kepada salah satu penumpang mobil Hilux Merauke-Boven Digoel di Terminal Hilux di belakang SMPN II Merauke ternyata benar adanya. Kepala Puskesmas Mopah Baru Sugiono, SKM, M.Kes ditemui media ini mengungkapkan bahwa surat sehat tersebut tidak palsu tapi asli. Namun dikeluarkan oleh klinik swasta.
“Kalau surat sehat seharga Rp 80.000 itu benar adanya. Surat itu tidak palsu. Kebetulan itu ada yang tawarkan kepada penumpang kalau mau ia akan uruskan tapi harganya Rp 80.000,’’ kata Sugiono ketika ditemui media ini di Puskesmas Mopah Baru.
Padahal, kata dia surat sehat yang diakui dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke adalah surat sehat yang dikeluarkan oleh puskesmas atau rumah sakit pemerintah. Sementara itu, untuk Puskesmas Baru Merauke, menurut Sugiono, pihaknya hanya mengeluarkan surat keterangan sehat bagi para sopir dan knek. Sedangkan untuk penumpang yang akan melakukan perjalanan dari Merauke ke Boven Digoel surat rekomendasinya langsung dari Gugus Tugas Covid-19.
Surat sehat ini diberikan setelah menjalani serangkaian screening dimana orang tersebut tidak melakukan kontak langsung dengan pasien positif Corona dalam waktu 14 hari terakhir, suhu badan normal tidak di atas 38 derajat celsius, tidak demam dan batuk. ‘’Kalau ada yang menyembunyikan riwayat perjalanan atau kontaknya, tidak hanya merugikan dirinya tapi juga merugikan orang lain,’’ katanya.
Karena itu, setiap sopir dan knek yang mengurus surat sehat tersebut untuk secara terbuka dan jujur menyampaikan kepada petugas kesehatan yang melakukan sreening. Sugiono juga menjelaskan bahwa jumlah sopir dan kenek yang mengurus surat sehat tersebut setiap harinya tidak kurang dari 50 orang.
“Sebenarnya, bukan hanya Puskesmas Mopah Baru yang bisa melakukan screening tapi juga puskesmas lainnya. Mungkin karena disini lebih mudah dijangkau sehingga mereka terpusat ke sini,’’ tambahnya. (ulo/tri)
Para Sopir dan kenek angkutan logistik ke Boven Digoel saat mengurus surat sehat di Puskesmas Mopah Baru, kemarin. (FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Surat sehat yang ditawarkan kepada salah satu penumpang mobil Hilux Merauke-Boven Digoel di Terminal Hilux di belakang SMPN II Merauke ternyata benar adanya. Kepala Puskesmas Mopah Baru Sugiono, SKM, M.Kes ditemui media ini mengungkapkan bahwa surat sehat tersebut tidak palsu tapi asli. Namun dikeluarkan oleh klinik swasta.
“Kalau surat sehat seharga Rp 80.000 itu benar adanya. Surat itu tidak palsu. Kebetulan itu ada yang tawarkan kepada penumpang kalau mau ia akan uruskan tapi harganya Rp 80.000,’’ kata Sugiono ketika ditemui media ini di Puskesmas Mopah Baru.
Padahal, kata dia surat sehat yang diakui dan dapat dipergunakan untuk mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke adalah surat sehat yang dikeluarkan oleh puskesmas atau rumah sakit pemerintah. Sementara itu, untuk Puskesmas Baru Merauke, menurut Sugiono, pihaknya hanya mengeluarkan surat keterangan sehat bagi para sopir dan knek. Sedangkan untuk penumpang yang akan melakukan perjalanan dari Merauke ke Boven Digoel surat rekomendasinya langsung dari Gugus Tugas Covid-19.
Surat sehat ini diberikan setelah menjalani serangkaian screening dimana orang tersebut tidak melakukan kontak langsung dengan pasien positif Corona dalam waktu 14 hari terakhir, suhu badan normal tidak di atas 38 derajat celsius, tidak demam dan batuk. ‘’Kalau ada yang menyembunyikan riwayat perjalanan atau kontaknya, tidak hanya merugikan dirinya tapi juga merugikan orang lain,’’ katanya.
Karena itu, setiap sopir dan knek yang mengurus surat sehat tersebut untuk secara terbuka dan jujur menyampaikan kepada petugas kesehatan yang melakukan sreening. Sugiono juga menjelaskan bahwa jumlah sopir dan kenek yang mengurus surat sehat tersebut setiap harinya tidak kurang dari 50 orang.
“Sebenarnya, bukan hanya Puskesmas Mopah Baru yang bisa melakukan screening tapi juga puskesmas lainnya. Mungkin karena disini lebih mudah dijangkau sehingga mereka terpusat ke sini,’’ tambahnya. (ulo/tri)