Tuesday, April 30, 2024
31.7 C
Jayapura

Surat Sehat Seharga Rp 80 Ribu Bukan Palsu

Para  Sopir dan  kenek angkutan  logistik  ke Boven  Digoel saat  mengurus  surat  sehat  di   Puskesmas Mopah  Baru, kemarin. (FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE- Surat  sehat  yang ditawarkan  kepada  salah  satu penumpang  mobil  Hilux Merauke-Boven   Digoel  di  Terminal Hilux di belakang  SMPN II  Merauke    ternyata  benar   adanya.  Kepala  Puskesmas Mopah  Baru Sugiono, SKM, M.Kes   ditemui  media  ini mengungkapkan bahwa  surat sehat  tersebut  tidak  palsu   tapi  asli.  Namun   dikeluarkan    oleh  klinik  swasta.

  “Kalau  surat  sehat   seharga  Rp 80.000  itu  benar adanya. Surat   itu  tidak  palsu.  Kebetulan  itu ada  yang  tawarkan   kepada  penumpang   kalau   mau   ia akan uruskan  tapi   harganya  Rp 80.000,’’ kata  Sugiono  ketika  ditemui  media  ini di  Puskesmas Mopah Baru.  

  Padahal, kata   dia surat  sehat  yang   diakui   dan  dapat dipergunakan  untuk mendapatkan  rekomendasi dari  Dinas Perhubungan  Kabupaten Merauke adalah   surat sehat   yang  dikeluarkan   oleh puskesmas atau  rumah  sakit  pemerintah.    Sementara  itu, untuk   Puskesmas  Baru    Merauke, menurut    Sugiono,  pihaknya   hanya  mengeluarkan  surat   keterangan  sehat  bagi  para sopir  dan  knek. Sedangkan    untuk  penumpang  yang  akan melakukan  perjalanan dari  Merauke ke  Boven Digoel   surat  rekomendasinya    langsung  dari Gugus  Tugas  Covid-19.  

Baca Juga :  Posko Covid-19 Perketat Pemeriksaan di Distrik Ulilin

   Surat  sehat ini  diberikan   setelah     menjalani  serangkaian  screening  dimana  orang tersebut  tidak  melakukan   kontak  langsung  dengan  pasien  positif Corona   dalam waktu 14 hari  terakhir, suhu  badan normal    tidak  di atas  38 derajat celsius,  tidak demam dan  batuk.  ‘’Kalau ada   yang  menyembunyikan   riwayat  perjalanan  atau kontaknya, tidak hanya      merugikan  dirinya  tapi   juga  merugikan    orang  lain,’’ katanya.

   Karena  itu, setiap     sopir  dan knek  yang  mengurus  surat  sehat  tersebut  untuk secara  terbuka dan  jujur  menyampaikan  kepada  petugas  kesehatan  yang  melakukan  sreening.    Sugiono  juga menjelaskan bahwa   jumlah   sopir   dan kenek  yang  mengurus  surat  sehat  tersebut  setiap  harinya  tidak kurang  dari 50  orang. 

Baca Juga :  Tambah 14.500 Dosis, Masyarakat Umum Mulai Bisa Divaksin

   “Sebenarnya, bukan hanya  Puskesmas   Mopah Baru yang   bisa melakukan  screening  tapi  juga  puskesmas  lainnya. Mungkin  karena disini   lebih mudah  dijangkau  sehingga mereka  terpusat  ke  sini,’’  tambahnya.   (ulo/tri)

Para  Sopir dan  kenek angkutan  logistik  ke Boven  Digoel saat  mengurus  surat  sehat  di   Puskesmas Mopah  Baru, kemarin. (FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE- Surat  sehat  yang ditawarkan  kepada  salah  satu penumpang  mobil  Hilux Merauke-Boven   Digoel  di  Terminal Hilux di belakang  SMPN II  Merauke    ternyata  benar   adanya.  Kepala  Puskesmas Mopah  Baru Sugiono, SKM, M.Kes   ditemui  media  ini mengungkapkan bahwa  surat sehat  tersebut  tidak  palsu   tapi  asli.  Namun   dikeluarkan    oleh  klinik  swasta.

  “Kalau  surat  sehat   seharga  Rp 80.000  itu  benar adanya. Surat   itu  tidak  palsu.  Kebetulan  itu ada  yang  tawarkan   kepada  penumpang   kalau   mau   ia akan uruskan  tapi   harganya  Rp 80.000,’’ kata  Sugiono  ketika  ditemui  media  ini di  Puskesmas Mopah Baru.  

  Padahal, kata   dia surat  sehat  yang   diakui   dan  dapat dipergunakan  untuk mendapatkan  rekomendasi dari  Dinas Perhubungan  Kabupaten Merauke adalah   surat sehat   yang  dikeluarkan   oleh puskesmas atau  rumah  sakit  pemerintah.    Sementara  itu, untuk   Puskesmas  Baru    Merauke, menurut    Sugiono,  pihaknya   hanya  mengeluarkan  surat   keterangan  sehat  bagi  para sopir  dan  knek. Sedangkan    untuk  penumpang  yang  akan melakukan  perjalanan dari  Merauke ke  Boven Digoel   surat  rekomendasinya    langsung  dari Gugus  Tugas  Covid-19.  

Baca Juga :  Gara-gara Corona, 12 Paket Pekerjaan Batal Lelang

   Surat  sehat ini  diberikan   setelah     menjalani  serangkaian  screening  dimana  orang tersebut  tidak  melakukan   kontak  langsung  dengan  pasien  positif Corona   dalam waktu 14 hari  terakhir, suhu  badan normal    tidak  di atas  38 derajat celsius,  tidak demam dan  batuk.  ‘’Kalau ada   yang  menyembunyikan   riwayat  perjalanan  atau kontaknya, tidak hanya      merugikan  dirinya  tapi   juga  merugikan    orang  lain,’’ katanya.

   Karena  itu, setiap     sopir  dan knek  yang  mengurus  surat  sehat  tersebut  untuk secara  terbuka dan  jujur  menyampaikan  kepada  petugas  kesehatan  yang  melakukan  sreening.    Sugiono  juga menjelaskan bahwa   jumlah   sopir   dan kenek  yang  mengurus  surat  sehat  tersebut  setiap  harinya  tidak kurang  dari 50  orang. 

Baca Juga :  Tahun iIni, BPKAD akan Tertibkan Aset Daerah

   “Sebenarnya, bukan hanya  Puskesmas   Mopah Baru yang   bisa melakukan  screening  tapi  juga  puskesmas  lainnya. Mungkin  karena disini   lebih mudah  dijangkau  sehingga mereka  terpusat  ke  sini,’’  tambahnya.   (ulo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya