Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Tipu Pasien, Pelaku Ngaku Dokter Lulusan Luar Negeri

Kasat  Reskrim AKP  Carollan Rhamdhani, SIK, SH, MH

MERAUKE – BDS  alias Agus (38), karyawan borongan perawatan dan  brondolan buah sawit  PT BIA  yang  menyuntik puluhan  pasiennya dengan  menggunakan satu  jarum  suntik    akhirnya  ditetapkan sebagai tersangka. 

  “Setelah kita  melakukan  gelar perkara, yang bersangkutan  ditetapkan   sebagai   tersangka,’’ kata  Kapolres   Merauke  AKBP  Agustinus Ary  Purwanto, SIK melalui  Kasat  Reskrim AKP  Carollan Rhamdhani, SIK, SH, MH disampingi Kaur Bin Ops Reskrim  Ipda    Yulius Sitanggang   ditemui  media   ini,  Jumat   (24/7). 

  Karena   resmi  sebagai tersangka, maka yang bersangkutan  langsung  menjalani  penahanan. “Dia  sudah kita  tahan   selama 20 hari kedepan,’’ jelasnya. 

   Tersangka, lanjut Kasat Reskrim   dijerat dengan Pasal 64 Jo Pasal 83 UU Nomor  36 Tahun  2014 tentang  Tenaga Kesehatan dan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. ‘’Untuk sementara, dua pasal  itu yang  kita kenakan. Masih ada   pasal alternatif,  tapi itu akan   kita kenakan setelah  kita melakukan  pemeriksaan terhadap ahli. Kalau  nantinya   keterangan ahli  mendukung  maka   kita akan  jerat dengan  pasal alternatif lain,’’ katanya.   

Baca Juga :  Puluhan Anak Ikuti Sunat Gratis

    Pelaku kata Kasat Reskrim menipu  korbannya dengan mengatakan sebagai mantri  dan dokter lulusan luar negeri. Dengan bermodalkan  statoskop  dan alat tensi,  masyarakat  yang  datang ke  tersangka percaya  saja dengan   apa yang disampaikan  tersangka tersebut  dengan menyuntik pasiennya dengan   satu  jarum suntik. Namun   jarum suntik  tersebut, menurut tersangka hanya  digunakan  tersangka  untuk mengukur   tekanan  darah pasiennya. 

  “Katanya begitu.  Jarum suntik    itu untuk mengambil  darah  pasiennya  untuk mengukur tekanan   darah  pasiennya,’’   jelasnya. 

  Warga yang   berobat ke  tersangka  tersebut tidak gratis. Namun   dibayar dengan harga yang bervariasi. ‘’Mulai dari Rp 60 ribu sekali berobat, Rp 200  ribu  bahkan ada sampai  Rp 500  ribu,’’ jelasnya.  

Baca Juga :  Kunjungan Langsung ke Lapas Diganti Online

   Meski selama ini   belum ada korbannya sampai keracunan, namun perbuatan    tersangka  tersebut sudah  masuk tindak pidana   baik  dari sisi profesi  maupun penipuan.  Dikatakan, kasus ini   terungkap  setelah  dokter   klinik  PT BIA  mengetahui adanya   kegiatan yang  dilakukan  tersangka tersebut  dan  melaporkan  ke pihak   berwajib.  (ulo/tri)  

Kasat  Reskrim AKP  Carollan Rhamdhani, SIK, SH, MH

MERAUKE – BDS  alias Agus (38), karyawan borongan perawatan dan  brondolan buah sawit  PT BIA  yang  menyuntik puluhan  pasiennya dengan  menggunakan satu  jarum  suntik    akhirnya  ditetapkan sebagai tersangka. 

  “Setelah kita  melakukan  gelar perkara, yang bersangkutan  ditetapkan   sebagai   tersangka,’’ kata  Kapolres   Merauke  AKBP  Agustinus Ary  Purwanto, SIK melalui  Kasat  Reskrim AKP  Carollan Rhamdhani, SIK, SH, MH disampingi Kaur Bin Ops Reskrim  Ipda    Yulius Sitanggang   ditemui  media   ini,  Jumat   (24/7). 

  Karena   resmi  sebagai tersangka, maka yang bersangkutan  langsung  menjalani  penahanan. “Dia  sudah kita  tahan   selama 20 hari kedepan,’’ jelasnya. 

   Tersangka, lanjut Kasat Reskrim   dijerat dengan Pasal 64 Jo Pasal 83 UU Nomor  36 Tahun  2014 tentang  Tenaga Kesehatan dan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. ‘’Untuk sementara, dua pasal  itu yang  kita kenakan. Masih ada   pasal alternatif,  tapi itu akan   kita kenakan setelah  kita melakukan  pemeriksaan terhadap ahli. Kalau  nantinya   keterangan ahli  mendukung  maka   kita akan  jerat dengan  pasal alternatif lain,’’ katanya.   

Baca Juga :  Kunjungan Langsung ke Lapas Diganti Online

    Pelaku kata Kasat Reskrim menipu  korbannya dengan mengatakan sebagai mantri  dan dokter lulusan luar negeri. Dengan bermodalkan  statoskop  dan alat tensi,  masyarakat  yang  datang ke  tersangka percaya  saja dengan   apa yang disampaikan  tersangka tersebut  dengan menyuntik pasiennya dengan   satu  jarum suntik. Namun   jarum suntik  tersebut, menurut tersangka hanya  digunakan  tersangka  untuk mengukur   tekanan  darah pasiennya. 

  “Katanya begitu.  Jarum suntik    itu untuk mengambil  darah  pasiennya  untuk mengukur tekanan   darah  pasiennya,’’   jelasnya. 

  Warga yang   berobat ke  tersangka  tersebut tidak gratis. Namun   dibayar dengan harga yang bervariasi. ‘’Mulai dari Rp 60 ribu sekali berobat, Rp 200  ribu  bahkan ada sampai  Rp 500  ribu,’’ jelasnya.  

Baca Juga :  IGD Umum dan Rawat Inap Non Covid Ditutup

   Meski selama ini   belum ada korbannya sampai keracunan, namun perbuatan    tersangka  tersebut sudah  masuk tindak pidana   baik  dari sisi profesi  maupun penipuan.  Dikatakan, kasus ini   terungkap  setelah  dokter   klinik  PT BIA  mengetahui adanya   kegiatan yang  dilakukan  tersangka tersebut  dan  melaporkan  ke pihak   berwajib.  (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya