Wednesday, April 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Pandemi Covid-19, Merauke-Tanah Merah Butuh 3 Hari

MERAUKE-Di tengah  pandemi   Corona  dan  antrean  panjang  dan berjam-jam  untuk mendapatkan   BBM   khususnya  solar di SPBU  membuat  sopir  truk  maupun  Hilux yang  mengangkut  logistik  ke  Boven  Digoel saat  ini  membutuhkan  waktu  3   hari untuk bisa   sampai  ke   Boven  Digoel. 

   David Mahuze, salah satu   sopir  pengangkut  logistik  tersebut mengaku    tidak bisa  menempuh   perjalanan  Merauke -Tanah Merah  dalam  waktu  1 hari. “Sekarang  sudah   butuh   3  hari  baru  bisa  sampai  ke   Tanah  Merah,  Kabupaten Boven Digoel,’’ katanya.

   Hari pertama, kata  dia, harus  antre   pengisian BBM berjam-jam di SPBU.   Fenomena   ini  sudah  berlangsung  sejak  tahun 2019  lalu  dan  sampai  hari  ini,  antrean  panjang   truk  tersebut  juga  tidak   terselesaikan.   David menjelaskan, setelah  mengisi  BBM  tersebut, kemudian   hari kedua mengurus surat  kesehatan  ke  puskemas   tanda sehat untuk selanjutnya  ke  Dinas  Perhubungan  mendapatkan  rekomendasi  untuk bisa  jalan. 

Baca Juga :  SIPD Bermasalah, Pembahasan RAPBD 2023 Diminta Awal Desember 

  Sebab,  jika   tidak ada  surat  rekomendasi dan  surat  sehat  yang  dikeluarkan  dari kedua institusi   tersebut maka  ketika   akan  masuk  di perbatasan Merauke-Boven Digoel   tidak    diperbolekan  masuk  wilayah  Boven Digoel. ‘’Akan  disuruh   kembali,’’ jelasnya. 

  Bahkan, kata dia,  pernah  ada sopir   yang  disuruh  dorong  mobilnya   oleh petugas  Covid-19  Boven  Digoel karena   disuruh  balik karena  tidak  mengantongi  rekomendasi  dari  Dinas  Perhubungan  Kabupaten Merauke dan  surat  sehat   namun  tetap  nekat menerobos. “Itu bukan  hoax tapi   betul,’’   katanya.    

  David menjelaskan, setelah   mendapatkan  surat  rekomendasi dan  surat  sehat,   barulah  berangkat. “Sepanjang   perjalanan,  kita diperiksa  dua   kali. Satu kali  di Ulilin  dan  satu  kali di  Asiki. Sekarang   kita  tidak bisa  tempuh  dalam   waktu  sehari, tapi  butuh   3 hari,’’ jelasnya.   

Baca Juga :  Mahasiswa Demo Tolak Jalani Rapid Test 

  David menambahkan bahwa surat  sehat   dan rekomendari  Dinas Perhubungan yang  diperoleh dari Merauke  tidak  dapat  dipergunakan   saat   balik  dari Tanah Merah ke Merauke. ‘’Di sana, kita   juga  harus  urus   surat  sehat  dan  rekomendasi  dari  instansi  yang  sama  untuk bisa   turun ke Merauke. Kalau   tidak,    kita dilarang  masuk  Merauke,’’ tambahnya. (ulo/tri)    

MERAUKE-Di tengah  pandemi   Corona  dan  antrean  panjang  dan berjam-jam  untuk mendapatkan   BBM   khususnya  solar di SPBU  membuat  sopir  truk  maupun  Hilux yang  mengangkut  logistik  ke  Boven  Digoel saat  ini  membutuhkan  waktu  3   hari untuk bisa   sampai  ke   Boven  Digoel. 

   David Mahuze, salah satu   sopir  pengangkut  logistik  tersebut mengaku    tidak bisa  menempuh   perjalanan  Merauke -Tanah Merah  dalam  waktu  1 hari. “Sekarang  sudah   butuh   3  hari  baru  bisa  sampai  ke   Tanah  Merah,  Kabupaten Boven Digoel,’’ katanya.

   Hari pertama, kata  dia, harus  antre   pengisian BBM berjam-jam di SPBU.   Fenomena   ini  sudah  berlangsung  sejak  tahun 2019  lalu  dan  sampai  hari  ini,  antrean  panjang   truk  tersebut  juga  tidak   terselesaikan.   David menjelaskan, setelah  mengisi  BBM  tersebut, kemudian   hari kedua mengurus surat  kesehatan  ke  puskemas   tanda sehat untuk selanjutnya  ke  Dinas  Perhubungan  mendapatkan  rekomendasi  untuk bisa  jalan. 

Baca Juga :  Mahasiswa Demo Tolak Jalani Rapid Test 

  Sebab,  jika   tidak ada  surat  rekomendasi dan  surat  sehat  yang  dikeluarkan  dari kedua institusi   tersebut maka  ketika   akan  masuk  di perbatasan Merauke-Boven Digoel   tidak    diperbolekan  masuk  wilayah  Boven Digoel. ‘’Akan  disuruh   kembali,’’ jelasnya. 

  Bahkan, kata dia,  pernah  ada sopir   yang  disuruh  dorong  mobilnya   oleh petugas  Covid-19  Boven  Digoel karena   disuruh  balik karena  tidak  mengantongi  rekomendasi  dari  Dinas  Perhubungan  Kabupaten Merauke dan  surat  sehat   namun  tetap  nekat menerobos. “Itu bukan  hoax tapi   betul,’’   katanya.    

  David menjelaskan, setelah   mendapatkan  surat  rekomendasi dan  surat  sehat,   barulah  berangkat. “Sepanjang   perjalanan,  kita diperiksa  dua   kali. Satu kali  di Ulilin  dan  satu  kali di  Asiki. Sekarang   kita  tidak bisa  tempuh  dalam   waktu  sehari, tapi  butuh   3 hari,’’ jelasnya.   

Baca Juga :  40 Guru dari Asmat dan Boven Disiapkan Jadi Pelatih Pemateri Stunting 

  David menambahkan bahwa surat  sehat   dan rekomendari  Dinas Perhubungan yang  diperoleh dari Merauke  tidak  dapat  dipergunakan   saat   balik  dari Tanah Merah ke Merauke. ‘’Di sana, kita   juga  harus  urus   surat  sehat  dan  rekomendasi  dari  instansi  yang  sama  untuk bisa   turun ke Merauke. Kalau   tidak,    kita dilarang  masuk  Merauke,’’ tambahnya. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya