JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa Indonesia akan memasuki periode puncak musim hujan mulai November 2025 hingga Februari 2026. Kondisi peningkatan curah hujan ini dipicu oleh hangatnya suhu permukaan laut dari normalnya dan aktifnya Monsun Asia yang terjadi di wilayah Indonesia.
Kepada Cenderawasih Pos, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, Heri Purnomo, S.Si, menjelaskan secara global aktifnya Monsun Asia turut mempengaruhi peningkatan kondisi tinggi gelombang dan kecepatan angin di Perairan utara Papua.
Selain itu, terdapat Siklon Tropis “Kalmaegi” 998hPa yang terdeteksi berada di Laut Filipina sebelah utara Papua Barat Daya, kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi pertemuan pola angin (konvergen) di Perairan utara Papua.
Fenomena tersebut mempengaruhi perubahan cuaca dimana berpotensi meningkatkan curah hujan, tinggi gelombang dan kecepatan angin. Kondisi angin secara umum bergerak dari Timur Laut – Tenggara dengan kecepatan angin mencapai 25-45 km/jam.
“Dalam beberapa hari ke depan diprakirakan ketinggian gelombang meningkat dalam kategori sedang dengan ketinggian mencapai 2.0-2.5 meter di Perairan Kepulauan Mapia, perairan barat Biak, dan Perairan utara Biak,” kata Heri Purnomo kepada Cenderawasih Pos dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/10).
JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa Indonesia akan memasuki periode puncak musim hujan mulai November 2025 hingga Februari 2026. Kondisi peningkatan curah hujan ini dipicu oleh hangatnya suhu permukaan laut dari normalnya dan aktifnya Monsun Asia yang terjadi di wilayah Indonesia.
Kepada Cenderawasih Pos, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, Heri Purnomo, S.Si, menjelaskan secara global aktifnya Monsun Asia turut mempengaruhi peningkatan kondisi tinggi gelombang dan kecepatan angin di Perairan utara Papua.
Selain itu, terdapat Siklon Tropis “Kalmaegi” 998hPa yang terdeteksi berada di Laut Filipina sebelah utara Papua Barat Daya, kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi pertemuan pola angin (konvergen) di Perairan utara Papua.
Fenomena tersebut mempengaruhi perubahan cuaca dimana berpotensi meningkatkan curah hujan, tinggi gelombang dan kecepatan angin. Kondisi angin secara umum bergerak dari Timur Laut – Tenggara dengan kecepatan angin mencapai 25-45 km/jam.
“Dalam beberapa hari ke depan diprakirakan ketinggian gelombang meningkat dalam kategori sedang dengan ketinggian mencapai 2.0-2.5 meter di Perairan Kepulauan Mapia, perairan barat Biak, dan Perairan utara Biak,” kata Heri Purnomo kepada Cenderawasih Pos dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/10).