MERAUKE– Sekolah Satu Atap yang ada di Kampung Wasur dilaporkan mengalami kerusakan berat akibat diserang oleh sekelomok orang pada Kamis (15/5) lalu.
Bahkan, ijazah dari anak-anak tersebut jga dirusak dengan cara dipotong-potong. Kondisi ini dilaporkan oleh para guru sekolah itu saat menghadap langsung Wakil Gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa pada Senin (19/5) lalu.
Wagub Paskalis Imadawa membenarkan laporan dari para guru tersebut, pada Rabu (20/5). Dari keterangan yang disampaikan oleh para guru itu, diketahui kasus berawal saat salah satu anak datang dalam keadaan dipengaruhi minuman keras lalu ribut dan memecahkan kaca sekolah.
Anak-anak yang ada di asrama itu tidak menerima sikap anak tersebut lalu anak-anak asrama memukulnya. Kemudian, anak yang dipukul melarikan diri pulang dan membawa keluarganya datang ke sekolah dengan menggunakan empat mobil langsung melakukan penyerangan sekolah dan asrama sore harinya.
Wagub menjelaskan, selain sekolah rumah juga ijazah dari anak-anak itu ada yang dipotong-potong. Setelah menerima laporan, Wagub Paskalis Imadawa langsung turun ke sekolah itu pada hari berikutnya, Selasa (20/5/2025) sore dan menemukan sekolah dan asrama dalam keadaan rusak berat. Iapun memperkirakan biaya sehab sekolah dan asrama itu bisa mmebutuhkan biaya sampai Rp 500 juta.
‘’Kalau kerusakan itu bisa diperbaiki dan ijazah yang rusak dapat ganti. Tapi jiwa, dan pikiran anak-anak sekarang sudah mengalami trauma,’’ katanya. Iapun meminta kepolisian Polres Merauke mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
Secara terpisah, Kapolres Merauke AKBP Leonardo Yoga, SIK dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Kapolres, kejadian berawal saat seorang mantan siswa yang didrop out dari SMA Satu Atap Wasur. Kemudian mengkonsumsi miras lalu di tegur oleh seorang guru. Namun anak tersebt tidak terima dan melakukan pengrusakan.
‘’Karena merusak, lalu ada respon dari pihak sekolah. Anak ini kemudian menerima tindakan kekerasan, dikeroyok,’’ kata Leonardo Yoga, Kamis (22/5).