Monday, March 17, 2025
25.7 C
Jayapura

BWS Butuh Surat Keterangan Tanggap Darurat untuk Normalisasi  Rawa

MERAUKE  Banjir yang melanda Kampung Sumber Rejeki atau Salor 3 dan Wapeko saat ini  diyakini akibat terjadinya pendangkalan sebuah  rawa yang ada Wapeko yang dulunya dikerjakan oleh PT Medco untuk iringasi 200 hektar.

  Kepala Balai Sungai Wilayah Papua Merauke Nonce Sanam ditemui media in saat berada di Kantor bupati Merauke mengungkapkan, dirinya sudah  turun lapangan dan melihat kondisi yang terjadi  menyebabkan banjir yang sudah 3 kali terjadi itu.

‘’Saya memang sudah sampai di Salor bahkwan sampai di DAS (Daerah Aliran Sungai) Kumbe dan sudah melihat kondisi  banjir dan  suplaysit bermula dari rawa yang dulu dikerjakan oleh PT Medco untuk irigasi 200 hektar itu. Lalu  pengaturan air tidak diatur dengan baik sehingga terjadi luapan air.  Suplaysit itu sedikit mengalami sendimentasi  dan mudah-mudahan sendimentasi dapat dikerjakan secara bersama-sama,’’ kata Nonce Sanam, di Merauke,  Jumat (14/3).

Baca Juga :  Setubuhi Anak di Bawah Umur, Pria Beristri Duduk di Kursi Pesakitan

   Sebenarnya kewenangan untuk mengeruk sendimentasi tersebut, kata dia, adalah kewenangan provinsi Papua Selatan. Namun karena kondisi banjir yang dialami warga sehingga yang menjadi utama adalah bagaimana masyarakat bisa segera bebas dari banjir itu.   

Namun begitu, lanjut  Nonce Sanam,  yang  pihaknya sangat butuhkan adalah surat permintaan dari Pemerintah Kabupaten Merauke kepada Balai Wilayah Sungai Papoua Merauke untuk menangani tanggap darurat tersebut. (ulo/wen)   

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE  Banjir yang melanda Kampung Sumber Rejeki atau Salor 3 dan Wapeko saat ini  diyakini akibat terjadinya pendangkalan sebuah  rawa yang ada Wapeko yang dulunya dikerjakan oleh PT Medco untuk iringasi 200 hektar.

  Kepala Balai Sungai Wilayah Papua Merauke Nonce Sanam ditemui media in saat berada di Kantor bupati Merauke mengungkapkan, dirinya sudah  turun lapangan dan melihat kondisi yang terjadi  menyebabkan banjir yang sudah 3 kali terjadi itu.

‘’Saya memang sudah sampai di Salor bahkwan sampai di DAS (Daerah Aliran Sungai) Kumbe dan sudah melihat kondisi  banjir dan  suplaysit bermula dari rawa yang dulu dikerjakan oleh PT Medco untuk irigasi 200 hektar itu. Lalu  pengaturan air tidak diatur dengan baik sehingga terjadi luapan air.  Suplaysit itu sedikit mengalami sendimentasi  dan mudah-mudahan sendimentasi dapat dikerjakan secara bersama-sama,’’ kata Nonce Sanam, di Merauke,  Jumat (14/3).

Baca Juga :  HUT ke 119 Tahun Misi Katolik Papua Selatan Akan Dihadiri 3.000 Umat

   Sebenarnya kewenangan untuk mengeruk sendimentasi tersebut, kata dia, adalah kewenangan provinsi Papua Selatan. Namun karena kondisi banjir yang dialami warga sehingga yang menjadi utama adalah bagaimana masyarakat bisa segera bebas dari banjir itu.   

Namun begitu, lanjut  Nonce Sanam,  yang  pihaknya sangat butuhkan adalah surat permintaan dari Pemerintah Kabupaten Merauke kepada Balai Wilayah Sungai Papoua Merauke untuk menangani tanggap darurat tersebut. (ulo/wen)   

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya