Saturday, March 15, 2025
25.7 C
Jayapura

Pastor Jhon Jonga: MBG Baiknya Libatkan Sekolah Atau Orang Tua

JAYAPURA โ€“ Hingga kini program pemerintah pusat, Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kembali berubah menjadi Program Makan Bergizi (PMB) ada yang mendukung dan ada juga yang menolak. Menolak dengan berbagai alasan, mulai dari lebih mementingkan pendidikan gratis hingga tak ingin jika aparat yang mengelola karena dikhawatirkan akan terjadi apa-apa.

Namun ada juga Pemkab yang mendukung dan berharap bisa segera direalisasikan karena akan sangat membantu para orang tua dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Terkait ini pendapat lain disampaikan Pastor Jhon Jonga. Tokoh yang selama ini dikenal kerap menyuarakan suara akar rumput dan berbicara soal sosial kemanusiaan termasuk yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

Pastor menyampaikan bahwa persoalan MBG ini sejatinya menjadi program yang baik asal disiapkan atau disosialisasikan secara baik. โ€œKalau disiapkan dengan baik, disosialisasikan dengan baik maka ini akan mejadi berkat bagi orang Papua atau anak seluruh Indonesia. Tapi jika ini dijalankan tanpa sosialisasi kemudian langsung dieksekusi maka orang juga akan berfikir dan curiga,โ€ katanya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Koya Tengah, Kamis (13/3).

Baca Juga :  Putusan MK, Selamatkan 1,5 Juta Pemilih di Papua

Ia merasa sosialisasi menjadi penting, apalagi beberapa kali di media diberitakan bahwa banyak kejadian di luar Papua yang kondisi lauk atau sayurnya sudah basi, belum masak hingga berbau. Ini kata Pastor Jhon bukan lagi makanan bergizi melainkan menyajikan menu yang bisa membawa penyakit. Karena itu juga ia melihat masyarakat akhirnya takut dan tidak percaya.

Karenanya Pastor Jhon kembali menyampaikan pentingnya sosialisasi. โ€œJelaskan dulu baik โ€“ baik. Jika ini dilakukan sesuai aturan saya pikir ini berkat yang harus diterima apalagi saya melihat sangat jarang anak-anak Papua yang bersekolah memulai hari dengan sarapan. Tidak ada yang sarapan, orang tua mereka sibuk sampai tak sempat menyiapkan semuanya,โ€ bebernya.

Lalu hal lain adalah sebaiknya dihindari penanganan MBG ini melibatkan aparat keamanan baik TNI maupun Polri. Pasalnya  masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya percaya dengan aparat. Dan jika terjadi sesuatu maka isunya bisa digoreng kesana kemari yang akhirnya merusak citra institusi.

Baca Juga :  Hentikan Pembunuhan Karakter Pemimpin di Papua!

โ€œSaran saya begitu, jangan disiapkan oleh TNI Polri. Kadang masyarakat masih sulit menerima keberadaan aparat sehingga masyarakat tidak percaya dengan pelaksanaan MBG ini,โ€ imbuhnya. Pastor berpendapat bahwa sebaiknya MBG ini disiapkan oleh orang tua anak-anak atau dilakukan pihak sekolah. Jika kedua pihak ini berkolaborasi baik sekolah dan orang tua maka dirinya meyakini masyarakat atau anak-anak sekolah  bisa lebih menerima.

โ€œOrang tua tentu lebih memahami bagaimana menyediakan makan apalagi yang dilayani adalah anak-anak sendiri. Orang tua juga bisa dilibatkan untuk memenuhi kebutuhan bahan mentahnya sehingga ada pendapatan atau nilai ekonomi yang diperoleh,โ€ imbuhnya. โ€œJadi dengan adanya program ini saya pikir jika ditangani baik dan disosialisasikan menyeluruh  tentu akan lebih mudah diterima,โ€ pungkasnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA โ€“ Hingga kini program pemerintah pusat, Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kembali berubah menjadi Program Makan Bergizi (PMB) ada yang mendukung dan ada juga yang menolak. Menolak dengan berbagai alasan, mulai dari lebih mementingkan pendidikan gratis hingga tak ingin jika aparat yang mengelola karena dikhawatirkan akan terjadi apa-apa.

Namun ada juga Pemkab yang mendukung dan berharap bisa segera direalisasikan karena akan sangat membantu para orang tua dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Terkait ini pendapat lain disampaikan Pastor Jhon Jonga. Tokoh yang selama ini dikenal kerap menyuarakan suara akar rumput dan berbicara soal sosial kemanusiaan termasuk yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

Pastor menyampaikan bahwa persoalan MBG ini sejatinya menjadi program yang baik asal disiapkan atau disosialisasikan secara baik. โ€œKalau disiapkan dengan baik, disosialisasikan dengan baik maka ini akan mejadi berkat bagi orang Papua atau anak seluruh Indonesia. Tapi jika ini dijalankan tanpa sosialisasi kemudian langsung dieksekusi maka orang juga akan berfikir dan curiga,โ€ katanya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Koya Tengah, Kamis (13/3).

Baca Juga :  Dua PDP Covid-19 Diisolasi

Ia merasa sosialisasi menjadi penting, apalagi beberapa kali di media diberitakan bahwa banyak kejadian di luar Papua yang kondisi lauk atau sayurnya sudah basi, belum masak hingga berbau. Ini kata Pastor Jhon bukan lagi makanan bergizi melainkan menyajikan menu yang bisa membawa penyakit. Karena itu juga ia melihat masyarakat akhirnya takut dan tidak percaya.

Karenanya Pastor Jhon kembali menyampaikan pentingnya sosialisasi. โ€œJelaskan dulu baik โ€“ baik. Jika ini dilakukan sesuai aturan saya pikir ini berkat yang harus diterima apalagi saya melihat sangat jarang anak-anak Papua yang bersekolah memulai hari dengan sarapan. Tidak ada yang sarapan, orang tua mereka sibuk sampai tak sempat menyiapkan semuanya,โ€ bebernya.

Lalu hal lain adalah sebaiknya dihindari penanganan MBG ini melibatkan aparat keamanan baik TNI maupun Polri. Pasalnya  masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya percaya dengan aparat. Dan jika terjadi sesuatu maka isunya bisa digoreng kesana kemari yang akhirnya merusak citra institusi.

Baca Juga :  Sidang Paniai Berdarah Dinilai Ajang Baku Tipu

โ€œSaran saya begitu, jangan disiapkan oleh TNI Polri. Kadang masyarakat masih sulit menerima keberadaan aparat sehingga masyarakat tidak percaya dengan pelaksanaan MBG ini,โ€ imbuhnya. Pastor berpendapat bahwa sebaiknya MBG ini disiapkan oleh orang tua anak-anak atau dilakukan pihak sekolah. Jika kedua pihak ini berkolaborasi baik sekolah dan orang tua maka dirinya meyakini masyarakat atau anak-anak sekolah  bisa lebih menerima.

โ€œOrang tua tentu lebih memahami bagaimana menyediakan makan apalagi yang dilayani adalah anak-anak sendiri. Orang tua juga bisa dilibatkan untuk memenuhi kebutuhan bahan mentahnya sehingga ada pendapatan atau nilai ekonomi yang diperoleh,โ€ imbuhnya. โ€œJadi dengan adanya program ini saya pikir jika ditangani baik dan disosialisasikan menyeluruh  tentu akan lebih mudah diterima,โ€ pungkasnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/