Monday, December 2, 2024
28.7 C
Jayapura

113 Warga Jadi Korban Konflik Perebutan Suara di Puncak Jaya

JAYAPURA – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah menyatakan sebanyak 113 warga  terluka akibat bentrokan di Kabupaten Puncak Jaya, Rabu (27/11) lalu. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Tengah, dr. Silwanus Sumule menyampaikan dari 113 warga itu, 18 warga di antaranya dirujuk ke rumah sakit di Kota Jayapura dan Kabupaten Mimika.

“Ada tujuh pasien dirujuk ke RS Dian Harapan, tiga pasien di RS Abepura dan satu pasien di RS Dok 2 Jayapura. Lalu ada sekitar tujuh pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Mimika,” kata dr Sumule melalui zoom dengan wartawan, Kamis (28/11). “Kondisi mereka mengharuskan dirujuk ke rumah sakit di Jayapura dan Mimika,” sambungnya.

Silwanus menerangkan sebanyak tiga pasien lainnya baru akan dirujuk Jumat (29/11). Dikarenakan Kamis (28/11) kemarin, tidak ada penerbangan di daerah tersebut. “Tiga pasien ini mengalami luka trauma akibat benda tajam. Ada yang di sekitar area mata, lalu di bagian dada dan bagian paha, sehingga perlu tindakan khusus,” ucapnya.

Baca Juga :  DPRP Agendakan Temui Presiden

Menurutnya, ada pertimbangan para pasien itu harus dirujuk ke Jayapura dan Mimika. Antara lain pada aspek ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang lebih banyak. Selain itu, adanya kerja sama yang sudah dilakukan sekitar 2 tahun melalui program unggulan Kartu Otsus Sehat. “Jadi Pemerintah Papua Tengah memberikan jaminan kesehatan bagi Orang Asli Papua di Papua Tengah untuk mendapatkan layanan kesehatan terbaik,” ujarnya.

Adapun penanganan selama dua hari yang dilakukan terus disampaikan secara berkala ke pejabat terkait. “Kami terus laporkan ke Mendagri, Wamendagri dan pimpinan daerah, apa saja langkah-langkah yang sudah kami kerjakan,” kata dr Silwanus.

Para korban dari konflik yang terjadi akibat rencana pergeseran suara pada Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya saat dievakuasi dari Bandara Mulia menuju beberapa kabupaten untuk dilakukan penanganan medis. (Foto: Dinkes Papua Pegunungan)

Sementara itu, dr Silwanus pastikan layanan kesehatan di Puncak Jaya tetap berjalan sebagaimana mestinya. “Untuk layanan kesehatan dasar lainnya tetap berjalan sebagaimana mustinya, yang kami rujuk pada kasus-kasus yang tidak mungkin ditangani di Rumah Sakit Mulia,” ujarnya.

Baca Juga :  Ganti Pangkogabwilhan dan Pangdam di Papua

Sekadar diketahui, bentrok antara pendukung pasangan calon (Paslon) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pecah saat pencoblosan Pilkada 2024. Dilaporkan ada puluhan rumah yang dibakar massa dan seratusan orang terluka akibat terkena anak panah. Pantauan Cenderawasih Pos di RS Dian Harapan dari 6 pasien  ada 4 orang yang rawat di Rumah Sakit Dian Harapan, sementara 1  lainnya RSUD Dok II Jayapura. “Ada 6 pasien yang masuk di RS Dian Harapan, tapi satunya sudah rujuk ke RSUD Dok II Jayapura,” ungkap Kepala Instalasi Gawat Darurat, RS Dian Harapan dr.Firgin Kalalo.

JAYAPURA – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah menyatakan sebanyak 113 warga  terluka akibat bentrokan di Kabupaten Puncak Jaya, Rabu (27/11) lalu. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Tengah, dr. Silwanus Sumule menyampaikan dari 113 warga itu, 18 warga di antaranya dirujuk ke rumah sakit di Kota Jayapura dan Kabupaten Mimika.

“Ada tujuh pasien dirujuk ke RS Dian Harapan, tiga pasien di RS Abepura dan satu pasien di RS Dok 2 Jayapura. Lalu ada sekitar tujuh pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Mimika,” kata dr Sumule melalui zoom dengan wartawan, Kamis (28/11). “Kondisi mereka mengharuskan dirujuk ke rumah sakit di Jayapura dan Mimika,” sambungnya.

Silwanus menerangkan sebanyak tiga pasien lainnya baru akan dirujuk Jumat (29/11). Dikarenakan Kamis (28/11) kemarin, tidak ada penerbangan di daerah tersebut. “Tiga pasien ini mengalami luka trauma akibat benda tajam. Ada yang di sekitar area mata, lalu di bagian dada dan bagian paha, sehingga perlu tindakan khusus,” ucapnya.

Baca Juga :  Harus Dimulai Dengan Koordinasi dan Konsolidasi

Menurutnya, ada pertimbangan para pasien itu harus dirujuk ke Jayapura dan Mimika. Antara lain pada aspek ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang lebih banyak. Selain itu, adanya kerja sama yang sudah dilakukan sekitar 2 tahun melalui program unggulan Kartu Otsus Sehat. “Jadi Pemerintah Papua Tengah memberikan jaminan kesehatan bagi Orang Asli Papua di Papua Tengah untuk mendapatkan layanan kesehatan terbaik,” ujarnya.

Adapun penanganan selama dua hari yang dilakukan terus disampaikan secara berkala ke pejabat terkait. “Kami terus laporkan ke Mendagri, Wamendagri dan pimpinan daerah, apa saja langkah-langkah yang sudah kami kerjakan,” kata dr Silwanus.

Para korban dari konflik yang terjadi akibat rencana pergeseran suara pada Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya saat dievakuasi dari Bandara Mulia menuju beberapa kabupaten untuk dilakukan penanganan medis. (Foto: Dinkes Papua Pegunungan)

Sementara itu, dr Silwanus pastikan layanan kesehatan di Puncak Jaya tetap berjalan sebagaimana mestinya. “Untuk layanan kesehatan dasar lainnya tetap berjalan sebagaimana mustinya, yang kami rujuk pada kasus-kasus yang tidak mungkin ditangani di Rumah Sakit Mulia,” ujarnya.

Baca Juga :  Tugas Bupati Jaga Persaudaraan di Mimika

Sekadar diketahui, bentrok antara pendukung pasangan calon (Paslon) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pecah saat pencoblosan Pilkada 2024. Dilaporkan ada puluhan rumah yang dibakar massa dan seratusan orang terluka akibat terkena anak panah. Pantauan Cenderawasih Pos di RS Dian Harapan dari 6 pasien  ada 4 orang yang rawat di Rumah Sakit Dian Harapan, sementara 1  lainnya RSUD Dok II Jayapura. “Ada 6 pasien yang masuk di RS Dian Harapan, tapi satunya sudah rujuk ke RSUD Dok II Jayapura,” ungkap Kepala Instalasi Gawat Darurat, RS Dian Harapan dr.Firgin Kalalo.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya