Friday, November 22, 2024
24.7 C
Jayapura

Jika Semua Pihak di Uncen Tidak Berdusta, maka BLU Akan Terwujud

Dari Diskusi Publik yang Digelar FKIP Uncen

Dalam rangka menyongsong Dies Natalis Uncen ke-62,  FKIP Uncen  menggelar diskusi publik dengan mengangkat tema “Harmoni Sosial Budaya dan IPTEKS Universitas Cenderawasih menuju BLU Unggul”. Diskusi ini menghadirkan sejumlah guru besar yang dimiliki FKIP Uncen. Lantas apa saja yang diharapkan dari diskusi yang digelar di Aula FKIP Rabu (30/10) kemarin ini?

Laporan-Karolus Daot-Jayapura.

Saat ini Uncen bakal  memasuki usia ke 62 tahun. Pada usianya yang sudah dewasa ini, peran dan kontirbusinya untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul untuk membangun bangsa dan negara Indonesia, khususnya untuk tanah Papua, mungkin tak lagi dapat dihitung.

   Dalam perkembangannya, pemerintah memberi ruang agar Perguruan Tinggi tertua di Bumi Cendrawasih ini diberi ruang untuk mandiri. Sehingga pada tanggal 22 Mei tahun 2023 lalu Uncen pun telah beralih status dari Pendidikan Tinggi Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Itu artinya Uncen dan pengelolaan pendidikan tingginya sudah semi swasta.

Baca Juga :  Penyusunan Sengaja Dijadikan Satu, Demi Percepatan Pembangunan Papua

   Misalkan dari segi pengelolaan keuangan, jika dahulunya masih bergantung kepada pemerintah, namun kini sudah mandiri, demikian pula dalam tata kelola akademiknya.

Saat ini, Uncen sudah memiliki 9 Fakultas dan 1 Program Pascasarjana. Meliputi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik (FISIP), Fakultas Hukum (FH).

Peserta Diskusi Publik “Harmoni Sosial Budaya dan IPTEKS Universitas Cenderawasih menuju BLU Unggul” di Aula FKIP Uncen, Rabu (30/10)

   Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ditambah satu Program Pascasarjana.

   Dekan FKIP, Dr. Yan Dirk Wabiser, mengatakan berdirinya Uncen merupakan bukti sejarah pemerintah Indonesia serius membangun Papua melalui pengembangan sumber daya manusia.

Baca Juga :  Latih Anggota PMR Mandiri dan Bertanggungjawab

  “Saat ini kita dapat melihat bahwa begitu banyaknya alumni Uncen ada dimana-mana dan sudah banyak berkiprah baik di pemerintahan, swasta, kementerian dan Lembaga hingga menjadi akademisi dimana-mana,” ujarnya.

Momentum Dies Natalis saat ini, lanjut Dirk Wabiser,  memberikan kontribusi besar dan juga momen menghimpun alumni dan juga para sesepuh, serta para pensiunan yang sudah berjasa memberikan kontribusi besar dalam bentuk tenaga dan pikiran membangun Uncen.

  “Kita saksikan hari ini telah banyak dosen bergelar Doktor (S3) dan Profesor yang telah berkontribusi besar dalam pengembangan sumber daya manusia di tanah Papua,” tuturnya.

Dari Diskusi Publik yang Digelar FKIP Uncen

Dalam rangka menyongsong Dies Natalis Uncen ke-62,  FKIP Uncen  menggelar diskusi publik dengan mengangkat tema “Harmoni Sosial Budaya dan IPTEKS Universitas Cenderawasih menuju BLU Unggul”. Diskusi ini menghadirkan sejumlah guru besar yang dimiliki FKIP Uncen. Lantas apa saja yang diharapkan dari diskusi yang digelar di Aula FKIP Rabu (30/10) kemarin ini?

Laporan-Karolus Daot-Jayapura.

Saat ini Uncen bakal  memasuki usia ke 62 tahun. Pada usianya yang sudah dewasa ini, peran dan kontirbusinya untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul untuk membangun bangsa dan negara Indonesia, khususnya untuk tanah Papua, mungkin tak lagi dapat dihitung.

   Dalam perkembangannya, pemerintah memberi ruang agar Perguruan Tinggi tertua di Bumi Cendrawasih ini diberi ruang untuk mandiri. Sehingga pada tanggal 22 Mei tahun 2023 lalu Uncen pun telah beralih status dari Pendidikan Tinggi Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Itu artinya Uncen dan pengelolaan pendidikan tingginya sudah semi swasta.

Baca Juga :  Harus Segera Dibuat Payung Hukum Tupoksi DPRP dan MRP di Tiga DOB

   Misalkan dari segi pengelolaan keuangan, jika dahulunya masih bergantung kepada pemerintah, namun kini sudah mandiri, demikian pula dalam tata kelola akademiknya.

Saat ini, Uncen sudah memiliki 9 Fakultas dan 1 Program Pascasarjana. Meliputi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik (FISIP), Fakultas Hukum (FH).

Peserta Diskusi Publik “Harmoni Sosial Budaya dan IPTEKS Universitas Cenderawasih menuju BLU Unggul” di Aula FKIP Uncen, Rabu (30/10)

   Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ditambah satu Program Pascasarjana.

   Dekan FKIP, Dr. Yan Dirk Wabiser, mengatakan berdirinya Uncen merupakan bukti sejarah pemerintah Indonesia serius membangun Papua melalui pengembangan sumber daya manusia.

Baca Juga :  Cabut Rumput, Pikul Barang Hingga Mengayuh Becak Dilakoni Asal Lulus Kuliah

  “Saat ini kita dapat melihat bahwa begitu banyaknya alumni Uncen ada dimana-mana dan sudah banyak berkiprah baik di pemerintahan, swasta, kementerian dan Lembaga hingga menjadi akademisi dimana-mana,” ujarnya.

Momentum Dies Natalis saat ini, lanjut Dirk Wabiser,  memberikan kontribusi besar dan juga momen menghimpun alumni dan juga para sesepuh, serta para pensiunan yang sudah berjasa memberikan kontribusi besar dalam bentuk tenaga dan pikiran membangun Uncen.

  “Kita saksikan hari ini telah banyak dosen bergelar Doktor (S3) dan Profesor yang telah berkontribusi besar dalam pengembangan sumber daya manusia di tanah Papua,” tuturnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya