Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Lokasi yang Dulu Rawa Kini Jadi Tempat yang Menginspirasi

Langkah PT PLN Menyalurkan Energi Bersih Membangun Kolaborasi Menggandeng Komunitas Lokal, Rumah Bakau Jayapura

PT PLN menunjukkan komitmennya ikut “memperbaiki” bumi menjadi lebih baik. Menggandeng Rumah Bakau Jayapura menciptakan hal baru yang semakin seru.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Tepuk tangan riuh terdengar saat MC mengapresiasi satu persatu narasumber yang hadir dalam acara talkshow dan nonton bareng yang digelar di pelataran lantai papan berukuran 8 x 10 meter. Saat itu momennya membahas Film Yawadatum atau dalam bahasa Namblongnya memiliki arti sedang tumbuh. Film ini garapan sutradara Yulika Anastasya pendiri Imaji Papua.

Yulika juga pernah menggarap film Noken Rahim Kedua dan masuk nominasi Piala Citra tahun 2021. Dilokasi event juga pernah menghadirkan sang maestro Garin Nugroho maupun designer kawakan, Retno Tan. Sejumlah influencer dan para backpacker yang biasa melakukan perjalanan keliling Indonesia setiap tahunnya ada saja yang mampir dan berbagi cerita.

Tempat yang dijadikan lokasi diskusi, pemutaran film dan talkshow ini dulunya adalah rawa, berada persis di tengah hutan mangrove. Lantainya hanya seluas 8 x 10 meter, tak memiliki atap namun selalu dipenuhi pemuda kreatif dan peduli. Dari lokasi inilah langkah – langkah kecil yang inspiratif itu tumbuh dan terus berkembang.

Baca Juga :  Pembayaran TPP Nakes Disesuaikan Kemampuan  Daerah

Lokasi yang akhirnya diberi nama Rumah Bakau Jayapura. Tempat komunitas lingkungan berkumpul menyatukan ide kreatif dan menginspirasi banyak orang untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Komunitas ini sendiri lahir sejak 25 Maret 2018 yang berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan di Kota Jayapura. Kota yang jika hujan dengan intensitas tinggi selalu saja terjadi banjir dan diakhiri dengan sampah yang memenuhi sudut- sudut jalan kota.

Dari cerita story di atas akhirnya pada Juni 2024  PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat menggandeng Rumah Bakau untuk melakukan kerja-kerja keberlanjutan. Dibawah pimpinan General Manager, Budiono, kegiatan PLN dan Rumah bakau dimulai dari pembersihan lokasi pantai Holtekamp, pembersihan sampah di lokasi hutan bakau, penanaman 1000 bibit bakau di lokasi Taman Wisata Alam Teluk Yotefa, pemberian bantuan alat kerja hingga menghadirkan sekolah alam.

Baca Juga :  Pj Bupati Jayapura Harus Segera Tindaklanjuti Usul Pergantian Ketua DPRD

“Kami senang dan mengapresiasi apa yang dilakukan teman – teman PLN sebab yang dilakukan semua bersentuhan dengan kampung kami, Engros. Apalagi kelompok masyarakat di kampung ada juga yang dilibatkan,” jelas Petronela Meraudje, salah satu tokoh perempuan di Kampung Engros, Sabtu (26/10).

Petronela adalah wakil Papua yang menerima penghargaan Kalpataru tahun 2023. Penghargaan tertinggi dibidang lingkungan hidup yang pada Juni 2023 ia diundang ke Jakarta dan menerima penghargaan dari Menteri Kehutanan ketika itu, Siti Nurbaya Bakar.

Ia menyebut bahwa apa yang dilakukan PLN sama artinya ikut membersihkan dan menjaga “dapur” masyarakat kampung. Disebut dapur lantaran hutan mangrove adalah tempat mencari makan dan tempat untuk bisa membantu pangan serta papan bagi masyarakat di kampung.

Langkah PT PLN Menyalurkan Energi Bersih Membangun Kolaborasi Menggandeng Komunitas Lokal, Rumah Bakau Jayapura

PT PLN menunjukkan komitmennya ikut “memperbaiki” bumi menjadi lebih baik. Menggandeng Rumah Bakau Jayapura menciptakan hal baru yang semakin seru.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Tepuk tangan riuh terdengar saat MC mengapresiasi satu persatu narasumber yang hadir dalam acara talkshow dan nonton bareng yang digelar di pelataran lantai papan berukuran 8 x 10 meter. Saat itu momennya membahas Film Yawadatum atau dalam bahasa Namblongnya memiliki arti sedang tumbuh. Film ini garapan sutradara Yulika Anastasya pendiri Imaji Papua.

Yulika juga pernah menggarap film Noken Rahim Kedua dan masuk nominasi Piala Citra tahun 2021. Dilokasi event juga pernah menghadirkan sang maestro Garin Nugroho maupun designer kawakan, Retno Tan. Sejumlah influencer dan para backpacker yang biasa melakukan perjalanan keliling Indonesia setiap tahunnya ada saja yang mampir dan berbagi cerita.

Tempat yang dijadikan lokasi diskusi, pemutaran film dan talkshow ini dulunya adalah rawa, berada persis di tengah hutan mangrove. Lantainya hanya seluas 8 x 10 meter, tak memiliki atap namun selalu dipenuhi pemuda kreatif dan peduli. Dari lokasi inilah langkah – langkah kecil yang inspiratif itu tumbuh dan terus berkembang.

Baca Juga :  Mengaku Setor Rp 5 Ribu ke Dispenda Lalu Dilarang Berjualan Alasan Perda

Lokasi yang akhirnya diberi nama Rumah Bakau Jayapura. Tempat komunitas lingkungan berkumpul menyatukan ide kreatif dan menginspirasi banyak orang untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Komunitas ini sendiri lahir sejak 25 Maret 2018 yang berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan di Kota Jayapura. Kota yang jika hujan dengan intensitas tinggi selalu saja terjadi banjir dan diakhiri dengan sampah yang memenuhi sudut- sudut jalan kota.

Dari cerita story di atas akhirnya pada Juni 2024  PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat menggandeng Rumah Bakau untuk melakukan kerja-kerja keberlanjutan. Dibawah pimpinan General Manager, Budiono, kegiatan PLN dan Rumah bakau dimulai dari pembersihan lokasi pantai Holtekamp, pembersihan sampah di lokasi hutan bakau, penanaman 1000 bibit bakau di lokasi Taman Wisata Alam Teluk Yotefa, pemberian bantuan alat kerja hingga menghadirkan sekolah alam.

Baca Juga :  Pj Bupati Jayapura Harus Segera Tindaklanjuti Usul Pergantian Ketua DPRD

“Kami senang dan mengapresiasi apa yang dilakukan teman – teman PLN sebab yang dilakukan semua bersentuhan dengan kampung kami, Engros. Apalagi kelompok masyarakat di kampung ada juga yang dilibatkan,” jelas Petronela Meraudje, salah satu tokoh perempuan di Kampung Engros, Sabtu (26/10).

Petronela adalah wakil Papua yang menerima penghargaan Kalpataru tahun 2023. Penghargaan tertinggi dibidang lingkungan hidup yang pada Juni 2023 ia diundang ke Jakarta dan menerima penghargaan dari Menteri Kehutanan ketika itu, Siti Nurbaya Bakar.

Ia menyebut bahwa apa yang dilakukan PLN sama artinya ikut membersihkan dan menjaga “dapur” masyarakat kampung. Disebut dapur lantaran hutan mangrove adalah tempat mencari makan dan tempat untuk bisa membantu pangan serta papan bagi masyarakat di kampung.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya