Tuesday, October 8, 2024
34.7 C
Jayapura

Tahun ini, Ditemukan 8 Kasus TB Resistensi Terhadap Obat

MERAUKE- Jika tahun 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke  hanya menangani  1 penderita Tuberkulosis  (TB) yang sudah resisten terhadap obat namun di tahun 2024 ini dari Januari-September sudah tercatat 8 penderita TB yang mengalami resistensi terhadap obat tersebut.

‘’Untuk penderiota TB yang resisten terhadap obat di tahun 2024 inimengalami peningkatan yang cukup tajam. Jika tahun 2023 lalu, kita hanya menangani 1 penderita TB yang sudah resisten terhadap obat  maka tahun ini mulai dari Januari sampai September sudah 8 kasus,’’ kata Penanggung jawab Program Tuberkulosis Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Rizal Tandi Limbong kepada media ini di Merauke,  baru-baru ini.

  Rizal Tandi Limbong menjelaskan bahwa penderita TB yang resisten terhadap obat tersebut disebabkan beberapa faktor. Pertama, karena kurang disiplin dalam meminum obat paket yang diberikan. Kedua, terkadang merasa sudah sehat sehingga berhenti   meminum obat paket tersebut. Padahal obat  trersebut harus diminum penuh  selama 6 bulan.

Baca Juga :  Pemkab Siap Telusuri Kepegawaian Yohanes Anggiri   

‘’Nah, kalau ada seperti itu, maka akan dilakukan pemeriksaan lagi. Kalau obat yang sama diberikan dan masih ada reaksi maka obat tersebut masih dilanjutkan. Tapi kalau sama sekali tidak bisa maka tentunya akan diberikan obat yang dosisnya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Selain itu, waktu meminum obat tersebut bisa  menjadi 1 atau 2 tahun,’’ jelasnya.

    Sementara untuk penderita TB yang sensitif obat,  lanjut Rizal Tandi Limbong sata ini telah ditemukan 1.100 terdiagnosa sensitif obat. Ini jumlah yang ditemukan  dari Januari-September 2024.  Yang mencegangkan, ternyata sebagian besar penderita TB yang  ditemukan  berada di dalam Kota Merauke  terutama daerah-daerah yang selama ini masuk dalam kategori kumuh.

Baca Juga :  ASN Wajib Netral Namun Boleh Hadiri Kampanye Terbuka

‘’Hampir semua puskesmas dalam kota termasuk RSUD dan rumah sakit bunda,’’ katanya.  Di kapmung-kampung juga ditemukan  penderita TB tersebut, namun  tidak sebanyak yang ditrmukan di dalam kota.   

‘’Kalau di kota, kita menggunakan  alat test cepat, sehingga mungkin karena pemeriksaannya yang lebih cepat,’’ tandasnya. (ulo/wen)    

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE- Jika tahun 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke  hanya menangani  1 penderita Tuberkulosis  (TB) yang sudah resisten terhadap obat namun di tahun 2024 ini dari Januari-September sudah tercatat 8 penderita TB yang mengalami resistensi terhadap obat tersebut.

‘’Untuk penderiota TB yang resisten terhadap obat di tahun 2024 inimengalami peningkatan yang cukup tajam. Jika tahun 2023 lalu, kita hanya menangani 1 penderita TB yang sudah resisten terhadap obat  maka tahun ini mulai dari Januari sampai September sudah 8 kasus,’’ kata Penanggung jawab Program Tuberkulosis Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Rizal Tandi Limbong kepada media ini di Merauke,  baru-baru ini.

  Rizal Tandi Limbong menjelaskan bahwa penderita TB yang resisten terhadap obat tersebut disebabkan beberapa faktor. Pertama, karena kurang disiplin dalam meminum obat paket yang diberikan. Kedua, terkadang merasa sudah sehat sehingga berhenti   meminum obat paket tersebut. Padahal obat  trersebut harus diminum penuh  selama 6 bulan.

Baca Juga :  Masuki Kemarau, Permintaan  Air Tanki Meningkat

‘’Nah, kalau ada seperti itu, maka akan dilakukan pemeriksaan lagi. Kalau obat yang sama diberikan dan masih ada reaksi maka obat tersebut masih dilanjutkan. Tapi kalau sama sekali tidak bisa maka tentunya akan diberikan obat yang dosisnya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Selain itu, waktu meminum obat tersebut bisa  menjadi 1 atau 2 tahun,’’ jelasnya.

    Sementara untuk penderita TB yang sensitif obat,  lanjut Rizal Tandi Limbong sata ini telah ditemukan 1.100 terdiagnosa sensitif obat. Ini jumlah yang ditemukan  dari Januari-September 2024.  Yang mencegangkan, ternyata sebagian besar penderita TB yang  ditemukan  berada di dalam Kota Merauke  terutama daerah-daerah yang selama ini masuk dalam kategori kumuh.

Baca Juga :  Satgas Pamtas Amankan Ribuan Botol Miras Ilegal

‘’Hampir semua puskesmas dalam kota termasuk RSUD dan rumah sakit bunda,’’ katanya.  Di kapmung-kampung juga ditemukan  penderita TB tersebut, namun  tidak sebanyak yang ditrmukan di dalam kota.   

‘’Kalau di kota, kita menggunakan  alat test cepat, sehingga mungkin karena pemeriksaannya yang lebih cepat,’’ tandasnya. (ulo/wen)    

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya