Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Tidak Perlu Merespon Tawaran Proposal TPNPB-OPM

JAYAPURA-Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM) mengajukan proposal pembebasan Pilot Susi Air, Marten Philips beberapa hari lalu dan telah dipublish ke beberapa media sosial. Menurut Ketua DPC Peradi Suara Advokat Indonesia Kota Jayapura, Dr. Anthon Raharusun, permintaan tersebut tidak perlu direspon.

Pasalnya ini sebagai bentuk komitmen negara menolak atas tindakan TPN-OPM dalam memperjuangkan ideologi Papua Merdeka seperti yang mereka dengungkan selama ini.

“Kalau sampai negara merespon, maka sama halnya negara mengakui perbuatan TNPB-OPM selama ini,” kata Anthon Raharusun di Jayapura, Kamis (19/9).

Diapun mengatakan tawaran tersebut menunjukan bahwa tindakan TNPB-OPM selama ini tidak merepresntasikan perjuangan mereka tentang ideologi Papua merdeka, namun lebih berorientasi pada bisnis.

Hal inipun menciderai perjuangan TPN – OPM sendiri untuk mencapai sebuah cita-cita tentang Papua Merdeka.

Baca Juga :  Sudahi Konflik Papua, JDP Desak Jokowi Buka Perundingan dengan TPNPB

“Dari sini kita bisa baca, bahwa perjuangan OPM selama ini hanya sebuah ilusi untuk mencari uang,” singgungnya.

Dikatakan pembebasan Pilot Susi Air, memang penting dilakukan, sebab tidak hanya dilihat sebagai seorang diri.

Namun lebih kepada harkat dan martabatnya sebagai manusia. Selain itu pembebasan pria asal Selandia Baru tersebut bagian penting dalam menjaga citra bangsa Indonesia di mata dunia.

“Akan tetapi tidak dengan menyepakati seperti ini, negara harus punya prinsip bahwa kita bisa bebaskan Pilot Susi Air dengan cara kita sendiri,”  tandasnya.

Lebih lanjut Pengajar Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Biak Papua mengatakan tawaran tawaran semacam itu sangat riskan terhadap citra suatu bangsa. Bila negara mengikuti maka TNPB akan semakin mengeliat dengan tindakanya yang justru tujuannya bukan untuk mencapai cita-cita tentang Papua Merdeka, namun dijadikan sebagai ladang bisnis.

Baca Juga :  Kapal Perang TNI AL Bakal Angkut Logistik Pemilu ke Pulau Terpencil dan Terluar

“Kalau sampai negara respon, maka itu menandakan negara gagal dalam menjamin keamanan rakyatnya,” tegasnya.

Terlepas dari pada itu negara juga diminta tidak bertele-tele membebaskan Pilot Susi Air yang sudah lama didekam oleh TNPB-OPM. Sebab bagimanapun juga dia (Pilot-red) memiliki keluarga  tapi juga yang tidak kala penting ada nilai kemanusiaan yang mesti diperjuangkan.

“Apalagi pilot ini orang luar negeri yang tidak tau soal politik indonesia, sehingga kita berharap negara harus serius membebaskan Pilot ini,” tutup Anthon. (kar/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM) mengajukan proposal pembebasan Pilot Susi Air, Marten Philips beberapa hari lalu dan telah dipublish ke beberapa media sosial. Menurut Ketua DPC Peradi Suara Advokat Indonesia Kota Jayapura, Dr. Anthon Raharusun, permintaan tersebut tidak perlu direspon.

Pasalnya ini sebagai bentuk komitmen negara menolak atas tindakan TPN-OPM dalam memperjuangkan ideologi Papua Merdeka seperti yang mereka dengungkan selama ini.

“Kalau sampai negara merespon, maka sama halnya negara mengakui perbuatan TNPB-OPM selama ini,” kata Anthon Raharusun di Jayapura, Kamis (19/9).

Diapun mengatakan tawaran tersebut menunjukan bahwa tindakan TNPB-OPM selama ini tidak merepresntasikan perjuangan mereka tentang ideologi Papua merdeka, namun lebih berorientasi pada bisnis.

Hal inipun menciderai perjuangan TPN – OPM sendiri untuk mencapai sebuah cita-cita tentang Papua Merdeka.

Baca Juga :  1083 Pasukan Siap Amankan Kunjungan Wapres di Mimika

“Dari sini kita bisa baca, bahwa perjuangan OPM selama ini hanya sebuah ilusi untuk mencari uang,” singgungnya.

Dikatakan pembebasan Pilot Susi Air, memang penting dilakukan, sebab tidak hanya dilihat sebagai seorang diri.

Namun lebih kepada harkat dan martabatnya sebagai manusia. Selain itu pembebasan pria asal Selandia Baru tersebut bagian penting dalam menjaga citra bangsa Indonesia di mata dunia.

“Akan tetapi tidak dengan menyepakati seperti ini, negara harus punya prinsip bahwa kita bisa bebaskan Pilot Susi Air dengan cara kita sendiri,”  tandasnya.

Lebih lanjut Pengajar Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Biak Papua mengatakan tawaran tawaran semacam itu sangat riskan terhadap citra suatu bangsa. Bila negara mengikuti maka TNPB akan semakin mengeliat dengan tindakanya yang justru tujuannya bukan untuk mencapai cita-cita tentang Papua Merdeka, namun dijadikan sebagai ladang bisnis.

Baca Juga :  Danrem 172/PWY: Jika Salah, Kami Proses

“Kalau sampai negara respon, maka itu menandakan negara gagal dalam menjamin keamanan rakyatnya,” tegasnya.

Terlepas dari pada itu negara juga diminta tidak bertele-tele membebaskan Pilot Susi Air yang sudah lama didekam oleh TNPB-OPM. Sebab bagimanapun juga dia (Pilot-red) memiliki keluarga  tapi juga yang tidak kala penting ada nilai kemanusiaan yang mesti diperjuangkan.

“Apalagi pilot ini orang luar negeri yang tidak tau soal politik indonesia, sehingga kita berharap negara harus serius membebaskan Pilot ini,” tutup Anthon. (kar/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya