JAYAPURA– Dinas Sosial Kota Jayapura mengalami kesulitan untuk menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tersebar di sejumlah tempat di Kota Jayapura. Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura, Felson Mambrasar mengatakan sebagian besar ODGJ yang ada di Kota Jayapura itu tidak teridentifikasi asal-usulnya.
Itulah sebabnya pihaknya juga kesulitan untuk menangani ODGJ itu, misalnya ketika mereka sudah menyelesaikan program rehabilitasi di rumah sakit jiwa atau pun penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jayapura.
“Kita kesulitan, karena ODGJ ini tidak memiliki keluarga, sehingga kita tidak mengetahui asal usul mereka,” ujar Felson Mambrasar, Jumat (6/9).
Dia mengakui sebagian besar ODGJ yang ada di Kota Jayapura itu berasal dari luar Kota Jayapura. Dari data yang ada saat ini, sekitar 35 orang ODGJ berada di sejumlah tempat di wilayah Kota Jayapura.
Dari jumlah 35 orang ini, pihaknya juga terus melakukan pembaharuan data karena ada beberapa orang juga yang selalu keluar masuk Kota Jayapura. “Jadi mereka ini memang dari luar Kota Jayapura ada yang datang ke Kota Jayapura menumpang kapal atau penumpang kendaraan,” ujarnya.
JAYAPURA– Dinas Sosial Kota Jayapura mengalami kesulitan untuk menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tersebar di sejumlah tempat di Kota Jayapura. Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura, Felson Mambrasar mengatakan sebagian besar ODGJ yang ada di Kota Jayapura itu tidak teridentifikasi asal-usulnya.
Itulah sebabnya pihaknya juga kesulitan untuk menangani ODGJ itu, misalnya ketika mereka sudah menyelesaikan program rehabilitasi di rumah sakit jiwa atau pun penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jayapura.
“Kita kesulitan, karena ODGJ ini tidak memiliki keluarga, sehingga kita tidak mengetahui asal usul mereka,” ujar Felson Mambrasar, Jumat (6/9).
Dia mengakui sebagian besar ODGJ yang ada di Kota Jayapura itu berasal dari luar Kota Jayapura. Dari data yang ada saat ini, sekitar 35 orang ODGJ berada di sejumlah tempat di wilayah Kota Jayapura.
Dari jumlah 35 orang ini, pihaknya juga terus melakukan pembaharuan data karena ada beberapa orang juga yang selalu keluar masuk Kota Jayapura. “Jadi mereka ini memang dari luar Kota Jayapura ada yang datang ke Kota Jayapura menumpang kapal atau penumpang kendaraan,” ujarnya.
