Dampak Teknologi, Bahasa Daerah Kurang Penutur dan Terlupakan

Melihat Upaya Balai Bahasa Provinsi Papua Melestarikan Bahasa Daerah

Papua dikenal dengan banyaknya suku dan bahasa yang mencapai ratusan jumlahnya. Hanya saja, seiring perkembangan zaman, banyak bahasa daerah ini yang jarah digunakan bahkan ada yang punah. Lantas bagaimana upaya Balai Bahasa Provinsi Papua dalam melestarikan bahasa daerah ini?

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Balai Bahasa Provinsi Papua terus berupaya melestarikan dan revitalisasi berbagai bahasa daerah yang ada di Papua dengan berbagai kegiatan. Diantaranya, revitalisasi bahasa daerah, kegiatan literasi, kegiatan bahasa dan hukum di ruang publik, dan kegiatan perkamusan.

  Hal tersebut disampaikan oleh, Franklin H Mambrasar, selaku Pengolah Data dan Informasi Balai Behasa Papua  saat ditemui Cenderawasih Pos di kantornya, Jumat (21/6).

  Franklin mengatakan,  Balai Bahasa selama ini telah melakukan berbagai kegiatan di daerah-daerah yang ada di Papua, juga telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi di Kota Jayapura dan kabupaten sekitarnya.

  “Jadi selama ini, kami balai bahasa sudah melakukan kegiatan itu ke daerah-daerah yang terkhusus di Papua dan telah melakukan berbagai kegiatan juga di kota Jayapura dan kabupaten sekitarnya, dengan metode sosialisasi dan bimbingan teknis,” kata Franklin kepada Cenderawasih Pos, Jumat (21/6).

  Menurutnya, khusus kegiatan literasi pihaknya langsung terjun ke lapangan, untuk melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis terhadap masyarakat maupun komunitas. Terkait dengan itu, Balai bahasa mendapatkan respon baik dari masyarakat.

   “Selama ini respon dari masyarakat sangat baik, mereka sangat antusias sekali untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan balai bahasa, Jadi mereka sangat respek untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal,” ungkapnya.

   Kemudian Franklin, menjelaskan terkait dengan Program revitalisasi bahasa daerah yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dinilai menjadi terobosan baru dalam melahirkan pelestari-pelestari bahasa daerah.

   Menurutnya literasi itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kata dia literasi itu tidak hanya membaca tulisan tetapi juga harus paham dengan konteks kehidupan manusia. Tidak hanya baca tulis tetapi juga bisa mengerti dengan kehidupan alam dan sekitarnya.

“Literasi itu sangat penting tidak hanya baca tulis tetapi juga harus bisa mengerti dengan kondisi alam disekitar. Kami balai bahasa hanya memberikan pemahaman saja, bagaimana literasi yang baik dan benar,” paparnya.

Melihat Upaya Balai Bahasa Provinsi Papua Melestarikan Bahasa Daerah

Papua dikenal dengan banyaknya suku dan bahasa yang mencapai ratusan jumlahnya. Hanya saja, seiring perkembangan zaman, banyak bahasa daerah ini yang jarah digunakan bahkan ada yang punah. Lantas bagaimana upaya Balai Bahasa Provinsi Papua dalam melestarikan bahasa daerah ini?

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Balai Bahasa Provinsi Papua terus berupaya melestarikan dan revitalisasi berbagai bahasa daerah yang ada di Papua dengan berbagai kegiatan. Diantaranya, revitalisasi bahasa daerah, kegiatan literasi, kegiatan bahasa dan hukum di ruang publik, dan kegiatan perkamusan.

  Hal tersebut disampaikan oleh, Franklin H Mambrasar, selaku Pengolah Data dan Informasi Balai Behasa Papua  saat ditemui Cenderawasih Pos di kantornya, Jumat (21/6).

  Franklin mengatakan,  Balai Bahasa selama ini telah melakukan berbagai kegiatan di daerah-daerah yang ada di Papua, juga telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi di Kota Jayapura dan kabupaten sekitarnya.

  “Jadi selama ini, kami balai bahasa sudah melakukan kegiatan itu ke daerah-daerah yang terkhusus di Papua dan telah melakukan berbagai kegiatan juga di kota Jayapura dan kabupaten sekitarnya, dengan metode sosialisasi dan bimbingan teknis,” kata Franklin kepada Cenderawasih Pos, Jumat (21/6).

  Menurutnya, khusus kegiatan literasi pihaknya langsung terjun ke lapangan, untuk melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis terhadap masyarakat maupun komunitas. Terkait dengan itu, Balai bahasa mendapatkan respon baik dari masyarakat.

   “Selama ini respon dari masyarakat sangat baik, mereka sangat antusias sekali untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan balai bahasa, Jadi mereka sangat respek untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal,” ungkapnya.

   Kemudian Franklin, menjelaskan terkait dengan Program revitalisasi bahasa daerah yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dinilai menjadi terobosan baru dalam melahirkan pelestari-pelestari bahasa daerah.

   Menurutnya literasi itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kata dia literasi itu tidak hanya membaca tulisan tetapi juga harus paham dengan konteks kehidupan manusia. Tidak hanya baca tulis tetapi juga bisa mengerti dengan kehidupan alam dan sekitarnya.

“Literasi itu sangat penting tidak hanya baca tulis tetapi juga harus bisa mengerti dengan kondisi alam disekitar. Kami balai bahasa hanya memberikan pemahaman saja, bagaimana literasi yang baik dan benar,” paparnya.