Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Konflik Antar Suku di Nduga, Satu Tewas

JAYAPURA – Buntut dari persoalan lama hasil Pemilu, dua kelompok suku di Kabupaten Nduga, terlibat konflik. Dari konflik yang terjadi tak jauh dari halaman Kantor DPRD Nduga tersebut seorang pria bernama Lingganus Gwijangge tewas.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo mengatakan, personel Polres Nduga saat ini masih fokus menangani pertikaian antar kelompok masyarakat di Kenyam, Nduga.

Pertikaian antar kedua kelompok masyarakat kembali terjadi buntut dari kesepakatan pembagian hak suara saat pemilu yang menggunakan sistem noken.

“Peristiwa tersebut kembali terjadi pada Sabtu (1/6) sekitar pukul 15.00 WIT di depan Kantor DPRD Kabupaten Nduga,” ucap Kabid Humas. Dijelaskan, pertikaian antara kedua kelompok tersebut sebelumnya pernah terjadi.  Dimana tercatat pertikaian antar kelompok sudah berulang lima kali yakni tanggal 15 Februari, tanggal 16 Februari, tanggal 4 Maret, tanggal 23 Maret dan tanggal 14 April 2024.

Baca Juga :  Antisipasi Aksi KNPB, Mimika Siaga Satu

Kabid Humas mengatakan pertikaian kedua kelompok tersebut berulang pasca kematian dari Delius Gwijangge yang merupakan korban panah pada saat terjadi perang suku antara Ikabus Gwijangge dengan Tarni Wandikbo.

“Bentrok tersebut kembali terjadi karena masalah pembagian suara yang belum terselesaikan dan ini merupakan kejadian ke tujuh kalinya,” beber Kombes Benny.

Kombes Benny menyampaikan dari pertikaian tersebut terdapat korban jiwa yakni Lingganus Gwijangge yang merupakan korban dari pihak Ikabus Gwijangge.

“Korban terkena anak panah di bagian bahu sebelah kanan dan terdapat luka bacokan di bagian leher sebelah kanan yang menyebabkan korban meninggal di tempat,” ungkapnya.

“Jenazah korban telah dibawa aparat gabungan TNI-Polri menuju kediaman Ikabus Gwijangge untuk dilakukan upacara adat,” imbuhnya. Sementara itu, Kapolres Nduga, AKBP V.J. Parapaga mengatakan saat menangani pertikaian antar kelompok pihaknya melakukan tindakan tegas terukur dengan menembakan gas air mata ke arah dua kelompok dan mengimbau untuk segera membubarkan diri.

Baca Juga :  Ada Nama Nalis Pigai  dan Ribka Haluk Dalam Kandidat Kabinet Prabowo - Gibran

Permasalahan kedua belah kelompok kata Kaporles sebenarnya telah dinyatakan selesai Sabtu (6/4) yang ditandai penandatanganan surat pernyataan dan perjanjian damai sehingga kejadian yang baru saja terjadi adalah karena ada yang belum mau menerimanya.

Usai pertikaian personel gabungan melakukan patroli disekitar lokasi kejadian guna mengantisipasi bentrokan susulan serta melakukan pendekatan ke tokoh di Kenyam untuk membantu meredam.

“Situasi saat ini terpantau aman dan kondusif, serta berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi,” pungkas Kapolres Nduga. (ade/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

JAYAPURA – Buntut dari persoalan lama hasil Pemilu, dua kelompok suku di Kabupaten Nduga, terlibat konflik. Dari konflik yang terjadi tak jauh dari halaman Kantor DPRD Nduga tersebut seorang pria bernama Lingganus Gwijangge tewas.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo mengatakan, personel Polres Nduga saat ini masih fokus menangani pertikaian antar kelompok masyarakat di Kenyam, Nduga.

Pertikaian antar kedua kelompok masyarakat kembali terjadi buntut dari kesepakatan pembagian hak suara saat pemilu yang menggunakan sistem noken.

“Peristiwa tersebut kembali terjadi pada Sabtu (1/6) sekitar pukul 15.00 WIT di depan Kantor DPRD Kabupaten Nduga,” ucap Kabid Humas. Dijelaskan, pertikaian antara kedua kelompok tersebut sebelumnya pernah terjadi.  Dimana tercatat pertikaian antar kelompok sudah berulang lima kali yakni tanggal 15 Februari, tanggal 16 Februari, tanggal 4 Maret, tanggal 23 Maret dan tanggal 14 April 2024.

Baca Juga :  Antisipasi Aksi KNPB, Mimika Siaga Satu

Kabid Humas mengatakan pertikaian kedua kelompok tersebut berulang pasca kematian dari Delius Gwijangge yang merupakan korban panah pada saat terjadi perang suku antara Ikabus Gwijangge dengan Tarni Wandikbo.

“Bentrok tersebut kembali terjadi karena masalah pembagian suara yang belum terselesaikan dan ini merupakan kejadian ke tujuh kalinya,” beber Kombes Benny.

Kombes Benny menyampaikan dari pertikaian tersebut terdapat korban jiwa yakni Lingganus Gwijangge yang merupakan korban dari pihak Ikabus Gwijangge.

“Korban terkena anak panah di bagian bahu sebelah kanan dan terdapat luka bacokan di bagian leher sebelah kanan yang menyebabkan korban meninggal di tempat,” ungkapnya.

“Jenazah korban telah dibawa aparat gabungan TNI-Polri menuju kediaman Ikabus Gwijangge untuk dilakukan upacara adat,” imbuhnya. Sementara itu, Kapolres Nduga, AKBP V.J. Parapaga mengatakan saat menangani pertikaian antar kelompok pihaknya melakukan tindakan tegas terukur dengan menembakan gas air mata ke arah dua kelompok dan mengimbau untuk segera membubarkan diri.

Baca Juga :  Sembilan Tahun Kepemimpinan, Delapan Kali WTP

Permasalahan kedua belah kelompok kata Kaporles sebenarnya telah dinyatakan selesai Sabtu (6/4) yang ditandai penandatanganan surat pernyataan dan perjanjian damai sehingga kejadian yang baru saja terjadi adalah karena ada yang belum mau menerimanya.

Usai pertikaian personel gabungan melakukan patroli disekitar lokasi kejadian guna mengantisipasi bentrokan susulan serta melakukan pendekatan ke tokoh di Kenyam untuk membantu meredam.

“Situasi saat ini terpantau aman dan kondusif, serta berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi,” pungkas Kapolres Nduga. (ade/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya