Upaya Meminimalisir Dampak Bencana di Kota Jayapura
Setelah cukup lama tidak terjadi hujan deras dan banjir, masyarakat di beberapa wilayah di Kota Jayapura kembali harus hujan deras yang berujung pada banjir. Hal ini bukan hal yang baru di Kota Jayapura ini, tetapi antisipasi dan info cuaca perlu terus di up date untuk meminimalisir dampak bencana banjir.
Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura
Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V, Ezri Ronsumbre menjelaskan terkait hujan dengan intensitas lebat yang terjadi Selasa (19/3) malam.
Hujan lebat ini tidak hanya di Kota Jayapura saja, tapi juga Kabupaten Jayapura, dan sekitarnya yang menyebabkan dampak banjir, longsor dan pohon tumbang pada beberapa titik di Kota dan Kabupaten Jayapura.
“Total curah hujan tertinggi tercatat di Distrik Jayapura utara, sebesar 165,2 mm dan terendah di distrik Muara Tami sebesar 47,6 mm,” kata Ezri, kepada Cenderawasih Pos, Rabu (20/3) siang.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan terdapat beberapa gangguan pola cuaca di atmosfer secara bersamaan, diantaranya daerah belokan angin, suhu muka laut yang hangat, aktifnya gelombang atmosfer Rossby equator, kelembaban relatif lapisan 925 mb hingga 500 mb dan dukungan karakteristik lokal yakni interaksi kawasan cycloop yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan konvektif.
“Citra satelit cuaca menunjukkan adanya awan-awan hujan mulai pukul 17.00 WIT di atas kawasan pegunungan Cycloop dan selanjutnya meluas ke seluruh wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura,” jelasnya.
Ia mengatakan Hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem terjadi selama kurang lebih 6 jam dengan konsentrasi hujan lebat terjadi di Kota Jayapura meliputi Jayapura Utara, Jayapura Selatan dan kabupaten Jayapura meliputi distrik Sentani Kota, Sentani Timur dan Distrik Waibu.