Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Hiu Paus Mati Diduga Konsumsi Plastik? 

BBTNTC Sebut Hiu Paus yang Ditemukan Mati Tidak Termasuk dari 196 Hiu Paus yang Sudah Didata

NABIRE- Seekor ikan hiu paus ditemukan warga terdampar dan mati di pinggir pantai Sembor Kalibobo, Senin (19/2)  kemarin.

Melihat hal itu, Bupati Nabire, Mesak Magai mengimbau masyarakat di Kabupaten Nabire  untuk tidak membuang sampah sembarang terlebih sampah plastik.

” Indikasinya, Hiu Paus yang mati dan terdampar di Pantai sembor Nabire ini indikasinya bahwa dia makan sampah. Oleh sebab itu, saya imbau kepada warga kabupaten Nabire untuk jangan buang sampah sembarangan terutama di sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Nabire, ” tegas Bupati Nabire kepada wartawan di Kantor Bandara Nabire, Selasa, (20/2/2024).

Menurut bupati,  pihaknya bersama seluruh instansi pemerintahan pada tahun ini sedang fokus pada penyusunan program peraturan bupati terkait ketertiban sampah.

” Sekarang, Pemda Nabire sudah siapkan lahan pembuangan sampah di Wonorejo seluas 2 hektar sehingga seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire, kami imbau harus pergi buang sampah di sana,” tuturnya.

Magai menjelaskan, Pemda menyiapkan tempat pembuangan sampah itu sebagai tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum diangkat ke tempat pembuangan akhir (TPA).

” Masyarakat Kabupaten Nabire yang akan terbiasa membuang sampah di terminal Oyehe, terminal pasar karang tumaritis bahkan juga tauh di jalur-jalur kawasan hijau, kita akan kenakan sanksi,” kata Magai.

Ia juga menjelaskan, ikan hiu paus selalu berada di daerah Kwatisore yang masuk dalam kawasan Teluk Cenderawasih di kabupaten Nabire.

” Ikan ini bukan saja berdiam di Kwatisore, tetapi biasa  berputar hingga ke Philipina. Ini berdasarkan hasil deteksi hewan Mamalia. Ikan ini akan ke mana-mana, namun setelah itu ikan ini kembali ke kawasan Kwatisore sebagai tempatnya karena ikan ini selalu ada disitu,” Jelas Magai.

Baca Juga :  Tak Ada Istilah Voting Dalam Partai Koalisi

Akhirnya, Ia mengimbau dan mempertegas warga di Kabupaten Nabire untuk tidak membuang sampah sembarang ke kali-kali dan laut karena itu mempengaruhi kehidupan biota laut.

Sementara itu dalam broadcast massangger yang diterima koran ini menyebutkan hiu paus yang mati terdampar di Pantai Sembor berjenis kelamin jantan,  dengan panjang 5.5 meter dan lebar 1.2 meter.

Dan setelah dilakukan pencocokan data foto ID di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) ternyata bangkai hiu paus tidak termasuk dalam 196 individu yang sudah terdata. Diduga bangkai merupakan individu yang belum teridentifikasi atau individu di luar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).

Kemudian tidak ditemukan luka atau tanda tanda lain penyebab kematian, diduga kematian disebabkan karena terdampar ketika berburu pakan berupa ikan puri sampai ke perairan dangkal.

Selanjutnya berkoordinasi dengan dinas KKP dan karantina terkait dengan rencana outopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian.

Sementara itu Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) Provinsi Papua Barat berhasil mengidentifikasi 13 spesies hiu paus yang baru sehingga total populasi hiu paus mencapai 209 individu.

Kepala Balai Besar TNTC Papua Barat Supartono di Manokwari, Senin, mengatakan pengamatan langsung dan survei populasi hiu paus dilakukan secara rutin menggunakan metode foto identitas.

“Populasi hiu paus dari tahun 2014 ada 196 spesies dan tahun 2023 kami temukan 13 spesies hiu paus baru,” kata Supartono.

Baca Juga :  KPU Papua Tengah: Tidak Ada Calon Perseorangan di Papua Tengah 

Pihaknya terus mengantisipasi berbagai ancaman terhadap kelestarian populasi hiu paus melalui kegiatan patroli pengawasan penggunaan jaring tangkap, menjaga sumber pakan (planton), dan pelibatan peran aktif masyarakat nelayan.

Hal ini berkaitan dengan status hiu paus telah ditetapkan sebagai salah satu satwa laut yang dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013.

“Kami minta masyarakat supaya tidak menebang hutan di sekitar Teluk Cendrawasih maupun hulu sungai, karena mengancam sumber pakan hiu paus,” ujar Supartono.

Menurut dia, pelaksanaan edukasi dan sosialisasi berdampak positif terhadap pemahaman masyarakat tentang hiu paus yang wajib dilindungi agar tidak mengalami penurunan populasi.

Kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih dengan luas 1.453.500 hektare memiliki tujuh spesies prioritas yaitu hiu paus, hiu berjalan, ikan duyung, lumba-lumba, penyu, kima, dan junai emas.

“Sekarang Taman Nasional Teluk Cendrawasih sudah menjadi destinasi wisata. Jadi masyarakat paham bagaimana cara menjaga kelestarian kawasan,” ucapnya.

Dalam waktu tertentu, kata dia, hiu paus dapat bergerak ke sejumlah perairan di Indonesia, seperti Laut Banda, bahkan sampai ke perairan pasifik, namun tetap kembali ke Teluk Cendrawasih.

Pergerakan setiap spesies hiu paus dari Teluk Cendrawasih tetap terpantau melalui alat pelacak (tag) menggunakan frekuensi radio yang terpasang pada sirip bawah hiu paus tersebut.

“Teluk Cendrawasih di Nabire (Papua Tengah) itu menjadi habitat terbesar bagi hiu paus. Pergerakan hiu paus menyasar ke perairan tropis dan sub tropis,” ucap Supartono. (tft/antara/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

BBTNTC Sebut Hiu Paus yang Ditemukan Mati Tidak Termasuk dari 196 Hiu Paus yang Sudah Didata

NABIRE- Seekor ikan hiu paus ditemukan warga terdampar dan mati di pinggir pantai Sembor Kalibobo, Senin (19/2)  kemarin.

Melihat hal itu, Bupati Nabire, Mesak Magai mengimbau masyarakat di Kabupaten Nabire  untuk tidak membuang sampah sembarang terlebih sampah plastik.

” Indikasinya, Hiu Paus yang mati dan terdampar di Pantai sembor Nabire ini indikasinya bahwa dia makan sampah. Oleh sebab itu, saya imbau kepada warga kabupaten Nabire untuk jangan buang sampah sembarangan terutama di sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Nabire, ” tegas Bupati Nabire kepada wartawan di Kantor Bandara Nabire, Selasa, (20/2/2024).

Menurut bupati,  pihaknya bersama seluruh instansi pemerintahan pada tahun ini sedang fokus pada penyusunan program peraturan bupati terkait ketertiban sampah.

” Sekarang, Pemda Nabire sudah siapkan lahan pembuangan sampah di Wonorejo seluas 2 hektar sehingga seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire, kami imbau harus pergi buang sampah di sana,” tuturnya.

Magai menjelaskan, Pemda menyiapkan tempat pembuangan sampah itu sebagai tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum diangkat ke tempat pembuangan akhir (TPA).

” Masyarakat Kabupaten Nabire yang akan terbiasa membuang sampah di terminal Oyehe, terminal pasar karang tumaritis bahkan juga tauh di jalur-jalur kawasan hijau, kita akan kenakan sanksi,” kata Magai.

Ia juga menjelaskan, ikan hiu paus selalu berada di daerah Kwatisore yang masuk dalam kawasan Teluk Cenderawasih di kabupaten Nabire.

” Ikan ini bukan saja berdiam di Kwatisore, tetapi biasa  berputar hingga ke Philipina. Ini berdasarkan hasil deteksi hewan Mamalia. Ikan ini akan ke mana-mana, namun setelah itu ikan ini kembali ke kawasan Kwatisore sebagai tempatnya karena ikan ini selalu ada disitu,” Jelas Magai.

Baca Juga :  Pimpinan KKB di Yapen Disebut Kabur Keluar Pulau

Akhirnya, Ia mengimbau dan mempertegas warga di Kabupaten Nabire untuk tidak membuang sampah sembarang ke kali-kali dan laut karena itu mempengaruhi kehidupan biota laut.

Sementara itu dalam broadcast massangger yang diterima koran ini menyebutkan hiu paus yang mati terdampar di Pantai Sembor berjenis kelamin jantan,  dengan panjang 5.5 meter dan lebar 1.2 meter.

Dan setelah dilakukan pencocokan data foto ID di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) ternyata bangkai hiu paus tidak termasuk dalam 196 individu yang sudah terdata. Diduga bangkai merupakan individu yang belum teridentifikasi atau individu di luar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).

Kemudian tidak ditemukan luka atau tanda tanda lain penyebab kematian, diduga kematian disebabkan karena terdampar ketika berburu pakan berupa ikan puri sampai ke perairan dangkal.

Selanjutnya berkoordinasi dengan dinas KKP dan karantina terkait dengan rencana outopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian.

Sementara itu Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) Provinsi Papua Barat berhasil mengidentifikasi 13 spesies hiu paus yang baru sehingga total populasi hiu paus mencapai 209 individu.

Kepala Balai Besar TNTC Papua Barat Supartono di Manokwari, Senin, mengatakan pengamatan langsung dan survei populasi hiu paus dilakukan secara rutin menggunakan metode foto identitas.

“Populasi hiu paus dari tahun 2014 ada 196 spesies dan tahun 2023 kami temukan 13 spesies hiu paus baru,” kata Supartono.

Baca Juga :  Tokoh Gereja Minta Kasus Mutilasi Diproses Secara Terbuka

Pihaknya terus mengantisipasi berbagai ancaman terhadap kelestarian populasi hiu paus melalui kegiatan patroli pengawasan penggunaan jaring tangkap, menjaga sumber pakan (planton), dan pelibatan peran aktif masyarakat nelayan.

Hal ini berkaitan dengan status hiu paus telah ditetapkan sebagai salah satu satwa laut yang dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013.

“Kami minta masyarakat supaya tidak menebang hutan di sekitar Teluk Cendrawasih maupun hulu sungai, karena mengancam sumber pakan hiu paus,” ujar Supartono.

Menurut dia, pelaksanaan edukasi dan sosialisasi berdampak positif terhadap pemahaman masyarakat tentang hiu paus yang wajib dilindungi agar tidak mengalami penurunan populasi.

Kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih dengan luas 1.453.500 hektare memiliki tujuh spesies prioritas yaitu hiu paus, hiu berjalan, ikan duyung, lumba-lumba, penyu, kima, dan junai emas.

“Sekarang Taman Nasional Teluk Cendrawasih sudah menjadi destinasi wisata. Jadi masyarakat paham bagaimana cara menjaga kelestarian kawasan,” ucapnya.

Dalam waktu tertentu, kata dia, hiu paus dapat bergerak ke sejumlah perairan di Indonesia, seperti Laut Banda, bahkan sampai ke perairan pasifik, namun tetap kembali ke Teluk Cendrawasih.

Pergerakan setiap spesies hiu paus dari Teluk Cendrawasih tetap terpantau melalui alat pelacak (tag) menggunakan frekuensi radio yang terpasang pada sirip bawah hiu paus tersebut.

“Teluk Cendrawasih di Nabire (Papua Tengah) itu menjadi habitat terbesar bagi hiu paus. Pergerakan hiu paus menyasar ke perairan tropis dan sub tropis,” ucap Supartono. (tft/antara/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya