Diakui memang sangat disayangkan, kapal yang dibeli dengan uang rakyat dalam APBD Pemkot Jayapura ini, ternyata tidak difungsikan sebagaimana yang diharapkan. Padahal bila difungsikan dengan baik, bisa menambah Pendapatan Asli Daerah.
Sebab jika hal itu terjadi, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi bagi masyarkaat itu sendiri. "Boleh saja hari hari pertama orang datang lalu bayar mahal, tapi jangan harap hari kedua dan berikutnya mereka senang datang ke tempat kita, jadi ini yang kita pikirkan," ujarnya.
Tidak hanya itu, Anda juga berkesempatan menikmati berbagai jenis kuliner, mengunjungi desa-desa lokal, dan sekedar menikmati waktu sendiri di tepi pantai. Selain itu, tidak sulit untuk menuju ke Lombok – terdapat banyak alternatif transportasi salah satunya menggunakan maskapai Air Asia.
Menurutnya hal ini sangat mengganggu kenyamanan masyarakat untuk berwisata atau sekedar mengunjungi Jembatan Merah ataupun kafe-kafe dan rumah makan yang ada di sekitar kawasan tersebut.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan hidup Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray, mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan PPNS KLHK dan Dinas KLH Papua, penanganan kasus penimbunan hutan mangrove di kawasan konservasi TWA, Teluk Youtefa sudah dilimpahkan.
Pemberkatan taman doa tersebut berlangsung usai misa Minggu. Prosesi pemberkatannya disaksikan seluruh umat yang hadir misa. Adapun lokasi taman doa tersebut berada tepat di belakang gedung Gereja St. Agustinus Entrop.
Hanya saja, suhu panas di Kota Jayapura ini tidak menghalangi masyarakat untuk tetap berwisata di Pantai. Seperti halnya, yang terlihat di sepanjang Pantai Hamadi maupun di Pantai Holtekamp, Minggu (15/10).
"Kami berharap obyek wisata yang ada di Kabupaten Jayapura bisa terus dioptimalkan dan dipasarkan secara luas, sehingga pengunjung atau wisatawan yang datang di Kabupaten Jayapura bisa terus meningkat dan ini bisa membantu meningkatkan PAD, "ungkapnya kepada wartawan Cenderawasih Pos, di Sentani, Selasa (10/10).
Aksi bersih- bersih sampah tersebut melibatkan BEM Kampus Uniyap, teman- teman dari Universitas Ottow Geissler Papua dan komunitas penduli lingkungan. Total sampah yang dikumpulkan sebanyak 16 karung ukuran 50 kg.
Kadis Disbudporapar, Rasdy Siswoyo menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk mencari putra/putri yang memiliki kompetensi baik, guna mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Keerom.