Kegiatan Musrenbang ini juga sangat penting, kami sudah melihat dari hasil pra Musrenbang selama tiga hari, selanjutnya akan kembali duduk dengan anggaran untuk melihat kembali kegiatan prioritas dari OPD, apakah semua sudah masuk atau belum”ungkapnya, Rabu (13/4) kemarin .
Dandim 1702/ Jayawijaya, Letkol Inf. Asrif Budi Situmeang, SIP menyatakan, dalam penyaluran BTPKLWN ini, pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, KPPN dan Bank BRI.
“Untuk perlindungan konsumen ini adalah tugas rutin kami untuk memastikan bahan makanan yang dijual di kios dan toko itu masih layak dikonsumsi oleh masyarakat,”ungkapnya, Selasa (12/4) kemarin.
"Kalau urusan dan persiapan semua beres, semoga 13 atau 14 April ini sudah bisa beroperasi melayani angkutan penumpang rute Jayapura-Wamena-Jayapura,"ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (9/4) via selulernya.
“ Memang di bulan puasa ini, jajanan takjil sangat diminati masyarakat, namun kita dari dinas kesehatan belum melakukan kajian untuk pengawasan jajanan olahan rumah, yang diperjual belikan kepada masyarakat di Wamena,”ungkapnya Sabtu (9/4) kemarin.
Warga juga beramai -ramai memposting cara pembelian BBM yang berlebihan ini ke grup -gup whatsapp di Jayawijaya dan meminta kepada anggota DPRD dan pemerintah daerah segera mengambil langkah -langkah untuk menertibkan pembelian BBM secara berlebihan ini.
“Untuk mengisi lahan seluas ini, kita membutuhkan 100.000 bibit kopi, sementara persediaan bibit yang ada di petani lokal di Kampung Yagara, Distrik Welesi baru 20.000 bibit kopi, kita masih butuh 80.000 bibit lagi,”ungkapnya Jumat, (8/4), kemarin.
“Selain Distrik Pisugi, ada beberapa distrik lagi yang belum memiliki Puskesmas dan persyaratannya semua sama, harus melakukan pelepasan tanah adat untuk pembangunan Puskesmas di sana,"ujarnya.
“Mungkin bupati sudah melihat sendiri kondisi jalan dan jembatan yang ada di Distrik Siepkosy ini, kami sulit lalui jalan tersebut, setiap membawa hasil kebun harus dipikul dan berjalan kaki sampai di jalan besar Distrik Pisugi ,”ungkapnya, Kamis (7/4), kemarin.
Warga tak mau membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi karena yang ditakutkan adalah vaksinasi Covid -19 sehingga petugas memilih untuk melakukan pelayanan kesehatan di Pustu yang di wilayah itu.