“Terkait RSU Abepura, selama itu untuk pelayanan public dan berdampak pada kebutuhan masyarakat maka itu harus diperjuangkan. Apakah itu diambil dari dana cadangan maka saya siap untuk menyetujui ada anggaran yang diambil dari dana tersebut,” beber Jhony Banua di Entrop pekan kemarin.
Dijelaskan, alokasi dana Otsus Rp 2,5 miliar untuk biaya pengobatan OAP, pelayanan kesehatan di RSUD Yowari dan untuk pembiayaan perawatan medis bagi OAP dan tentu mereka harus memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kabupaten Jayapura, jika belum ada maka akan dibantu fasilitasi.
Satu yang mulai terdampak adalah operasional RSU Abepura. Rumah Sakit tipe B ini nyaris kolaps karena minimnya anggaran sementara jumlah pasien terus bertambah. Terkait ini Ketua Komisi V DPR Papua, Jack Komboy mengaku tak bisa berbuat banyak untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Triwarno mengaku, dari penjelasan yang telah diberikan Direktur RSUD Yowari Petronela Risamasu, saat ini pengunjung dan pasien di RSUD Yowari terus mengalami peningkatan, namun untuk latihan kesehatan dan SDM masih tetap. Ini tentu menjadi perhatian Pemkab Jayapura dalam melihat kondisi yang saat ini dialami di rumah sakit tersebut.
Sehingga berpengaruh pada penyediaan obat maupun sarana prasarana yang lain. Bahkan menurut dia jika dalam waktu beberapa bulan ke depan ini pemerintah tidak mensupport dana, maka rumah sakit Abepura akan kolaps.
Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo mengatakan, dengan peresmian layanan baru CT-SCAN dan poli jantung RSUD Yowari, diharapkan dua layanan tambahan ini bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kabupaten Jayapura, khususnya pasien yang menjalani perawatan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan di RSUD Yowari.
“Soal kekurangan sana sini pasti ada, terlebih dengan anggaran yang sangat terbatas saat ini. Namun kami tetap maksimalkan pelayanan kepada masyarakat, yang terpenting masyarakat tetap kami obati,” kata Aloysius kepada Cenderawasih Pos, Rabu (10/7).
PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.Pd, MM menyatakanterkait dengan masalah pengerusakan dan pengancaman di RSUD wamena pemerintah juga sangat prihatin karena ini masalah keamanan untuk pasien yang dirawat serta petugas medis yang melayani, oleh karena itu pemerintah daerah menyurat pada pihak keamanan untuk meminta bantuan keamanan wilayah tersebut.
Direkrut RSUD Wamena Dr. Felly G, Sahureka, M.Kes.SP, PK menjelaskan bahwa, pengerusakan terhadap sejumlah fasilitas rumah sakit terjadi dimulai pada saat rabu (3/7) kemarin , dimana ada keluarga pasien membawa anaknya yang umur 15 tahun masuk di ruangan Instalasi Gawat Darurat dengan kondisi pasien sudah sakit sehingga langsung di periksa sama dokter saraf.
Selain gedung IGD, juga akan dibangun ruangan untuk cath lab jantung, yang sedianya akan mulai dikerjakan mulai bulan juli ini. Pembangunan ruangan cath lab jantung (kateterisasi jantung) ini akan menggunakan dana BLUD sebesar Rp. 2,5 miliar.