Mereka ingin memastikan kejelasan nasib anak-anak mereka ke depan. Pasalnya puluhan orang tua siswa ini mulai khawatir karena anak-anak mereka terancam tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA di tahun ini, karena persoalan yang dialami saat ini.
  Ketua PPDB 2024 SMKN 5 Jayapura, Yustun Talitti, SPd mengungkapkan bahwa untuk saat ini SMKN 5 Jayapura masih cukup diminati masyarakat. Buktinya dalam penerimaan peserta didik baru yang dibuka pada 12-19 Juni lalu, antusias masyarakat cukup lumayan walaupun tidak sebanding dengan sekolah yang lain.
Kepala Sekolah SMAN 4 Jayapura Anton Djoko yang dihubungi tadi malam mangatakan pihaknya telah menemui Ondoafi, dan pihak ondoafi berjanji membuka palang, Selasa kemarin, tapi sayangnya hingga malam palang belum juga dibuka.
 Disampaikannya di kota Jayapura memiliki tujuh sekolah negeri, sehingga kata Musa jika semua siswa masuk ke sekolah Negeri memang tidak cukup. Tetapi sesuai dengan aturan harus disamaratakan baik itu negeri maupun swasta.
  Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SMAN 7 Jayapura, Marsiah Yuliana,S.Pd mengatakan bahwa pihaknya telah berbagai upaya dengan beragam program. Ia mengaku untuk saat ini SMA N 7 Jayapura belum terlalu banyak siswa yang terdaftar.
kepala SMP Negeri 3 Megapura di Distrik Asolokobal Ansgar Blasius Biru, S.Pd, M.Pd mengakui jika Pembagian raport hingga penerimaan siswa baru pada sejumlah sekolah yang ada pada 5 distrik tersebut terhambat. Sedikitnya terdapat 20 sekolah terdiri dari TK- PAUD hingga SMA tersebar pada 6 Distrik itu tak bisa melaksanakan beberapa agenda sesuai kalender pendidikan.
Namun, tidak sedikit dari para orang tua dan calon siswa masih belum mampu melakukan pendaftaran yang dibuka selama tiga hari ini. Seperti halnya yang kami amati di SMA Negeri 1 Biak Kota, ada sejumlah orang tua siswa menanyakan perihal proses pendaftaran secara online, yang membuat mereka justru belum bisa masuk pada link pendaftaran yang sudah disiapkan.Â
Pantauan media ini, pagi itu hujan dengan intensitas ringan sedang mengguyur hampir sebagian besar wilayah kota Timika. Terlihat, anak-anak berseragam merah putih terlihat memadati gerbang SMP Negeri 2 Mimika, di Jalan Budi Utomo.Â
"Akan dibuat dalam kesepakatan, memberikan afirmasi prioritas kepada semua, berlaku kepada semua di wilayah adat yang lain di kota Jayapura. Sehingga semua berlaku dan prioritas untuk anak-anak pemilik ulayat sehingga ada keadilan,"kata Frans Pekey.
Dia mengatakan, siswa titipan ini kadang tidak lagi melihat sistem zonasi yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah. Misalnya yang bersangkutan sebenarnya tinggal di wilayah abepura tetapi yang bersangkutan juga diterima di SMA Negeri 4.