“Ini potensi yang sangat baik, sehingga potensi ini bisa dimanfaatkan oleh pengusaha yang ada di Indonesia khususnya Papua,” ucap Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Provinsi Papua, Ronald Antonio, yang hadir secara langsung pada acara tersebut, Jumat (15/12).
“Ada sekitar 100-an UMKM dari kedua negara yang kami libatkan di kegiatan ini, intinya di wilayah perbatasan. Kami ingin menonjolkan hubungan dua negara yang semakin baik,” ucap Susi kepada wartawan usai memantau stand yang ada di lokasi.
Untuk di Istora Stadion Lukas Enembe sendiri akan digelar pada 13-14 Desember, sementara di perbatasan RI-PNG pelaksanaannya 15-17 Desember. Plt. Asisten II Setda Papua, Suzana Wanggai mengajak masyarakat untuk datang berbelanja di Pasar Murah yang akan digelar oleh pemerintah. Sebab, tersedia kebutuhan untuk masyarakat.
Pemusnahan barang ilegal asal Malaysia, Bali dan PNG itu dilakukan dengan cara membakar dan membuang isi botol yang berisi minuman beralkohol, di halaman Gedung Keuangan Negara (GKN) Jayapura.
Kedua Nahkoda kapal tersebut dibebaskan Pemerintah PNG setelah menjalani pidaha hukuman selama 1 tahun 3 bulan yang dijatuhkan Pengadilan PNG yang dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran border crossing dan ilegal fishing di tahun 2022 lalu.
‘’Jumlah warga PNG yang melintas ke kita di Indonesia lebih banyak dibandingkan warga negara Indonesia (WNI) yang menyeberang ke PNG,’’ kata Anthonius Ayorbaba di Merauke, Kamis (16/11).
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Provinsi Papua Dolfinus Kareth, mengatakan berdasarkan pantauan di lapangan masih ada pembeli dari negara tetangga menggunakan kina.
Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kota Jayapura, Mathius Pawara menjelaskan, kedatangan puluhan warga PNG ke Kota Jayapura sebenarnya lebih kepada mengikuti program pelatihan peningkatan keterampilan yang dijaga oleh pemerintah PNG.
Namun dari statemen terakhir Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dimana pendekatan dan komunikasi dari para tokoh adat di Nduga terus dilakukan untuk membantu membebaskan sang pilot bisa saja membuahkan hasil.
Masyarakat di sini, benar-benar berbaur satu dan lainnya. Termasuk dengan saudara mereka yang baru saja kembali dari PNG, setelah puluhan tahun eksodus ke negeri tetangga itu akibat peristiwa kelam yang pernah terjadi di Papua pada tahun 70-an silam (Peristiwa operasi koteka).